We're special, right?
At least for me
You are———
Suara alarm membangunkan seorang pria yang masih bergerumul di bawah hangatnya selimut. Jae muncul dari balik selimut dengan mata setengah tertutup. Dia meraih ponselnya dan mematikan alarm. Jam di ponselnya menunjukkan pukul 8 pagi.
"The day," ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Hari ini adalah hari di mana tetangganya, Yiseul, mengadakan konser musik. Jae diundang dan tentu saja dia tidak mau melewatkannya. Ia mau menunjukkan dukungannya pada perempuan yang sudah mengambil perhatiannya, barangkali juga hatinya.
Jae bangun dari tempat tidurnya. Dia berniat membuat sarapan sebelum mandi dan berpakaian. Saat melangkah ke bawah, kondisi apartemennya sepi. Jae mengintip ke kamar Dowoon dan kamar pria itu terlihat rapi. Sepertinya Dowoon sudah berangkat lebih dulu.
Setelah membuat roti isi, Jae naik kembali ke kamarnya dan mengacak-acak lemari. Sembari mengigit sarapannya, Jae mengeluarkan semua baju-bajunya, mencari baju yang memiliki potensi tinggi untuk dikenakan ke konser hari ini.
"Ah, sial. Kenapa warnanya gelap semua? Apa seleraku sejelek ini?"
Baju-baju yang berceceran di tempat tidurnya di dominasi oleh putih, hitam, dan abu-abu. Jae mengangkat satu per satu bajunya. Dia sama sekali tidak yakin dengan apa yang harus ia kenakan. Jae yang sehari-hari hanya memakai apa yang matanya lihat pertama kali kini sedang dilanda kebingungan. Dia tidak ingin sembarang memilih karena bagaimana pun hari ini menjadi hari pertama mereka bertemu selain di apartemen.
Beberapa menit berkutat dengan pencarian pakaian, Jae memutuskan untuk memakai turtleneck hitam, celana hitam, dan mantel coklat, semuanya berwarna gelap.
"Ini terlihat ... mati ..."
Jae berkacak pinggang melihat pasangan pakaian yang sudah ia pilih.
"Damn. It's hard. Aku tidak tahu memilih pakaian bisa sesulit ini."
Di tengah kepelikan pikirannya, kata-kata dari residennya, Hwang Daeho, menguar dari kepala.
Menjadi diri sendiri adalah pilihan yang terbaik.
Kali ini dia akan mempercayai bawahannya. Pasangan pakaian yang tergeletak di atas tempat tidur akan menjadi pakaiannya untuk ke konser hari ini. Setelah urusan pakaiannya selesai, Jae segera membersihkan diri. Dia tidak punya banyak waktu.
Sebelum pergi ke tempat konser yang tertera di tiket, dia harus menjemput Yiseul di akademinya. Bagian menjemput Yiseul adalah idenya. Yiseul menolak untuk dijemput dan diantar menuju tempat konser, tapi karena Jae bilang mereka satu arah jadi akhirnya Jae mengajukan diri untuk mengantarnya.
Beberapa menit berkendara, Jae akhirnya tiba di depan akademi.
Aku sudah sampai.
Dia mengirim pesan pada Yiseul. Dia keluar dari mobil agar Yiseul bisa melihatnya lebih jelas. Punggungnya bersandar ke mobil sementara matanya mengarah pada lantai atas gedung akademi. Jae bisa melihat Yiseul melambaikan tangannya dari balik jendela. Ia balas melambai sambil tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Gone By
FanfictionHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...