47: Walk with me

42 2 4
                                    

Hari berjalan seperti biasa. Sibuk, ramai, dan lelah. Bulan sudah bertengger di langit malam ketika Wonpil baru keluar dari ruang operasi. Ia berjalan menuju nurse station yang tak jauh dari ruang bersalin.

"Siapa residen yang berjaga malam ini?"

Seorang residen berdiri dari duduknya.

"Nyonya Kim sudah selesai bersalin. Tadi ada perdarahan lumayan banyak tapi sudah stabil. Malam ini cek berkala vitalnya. Kalau ada sesuatu langsung laporkan padaku."

Residen jaga malam mengangguk mendengar perintah Wonpil.

"Dokter Goo di mana?"

"Dokter Goo sedang di ruang ganti."

"Sudah mau pulang?"

"Sebenarnya dia sudah selesai beberapa jam yang lalu tapi baru memutuskan untuk pulang sekarang."

Mendengar jawaban salah seorang residennya, Wonpil mengangguk cepat. Dia berjalan ke kamar ganti untuk melepas baju scrub dan menggantinya dengan pakaian biasa. Setelah berganti pakaian Wonpil siap untuk pulang. Namun bukannya langsung turun ke lobi, Wonpil memilih untuk bercengkrama sebentar dengan beberapa perawat dan residen di nurse station.

"Dokter Goo sudah keluar belum?" tanya Wonpil sembari menengok kanan dan kiri mencari keberadaan residennya.

"Masih di ruang ganti sepertinya. Dokter ada perlu dengan Dokter Goo?"

"Oh, itu dia."

Salah seorang residen yang berada di nurse station berteriak memanggil Jiho yang baru muncul. Jiho berjalan cepat menuju rekannya. Perempuan itu menunduk ketika melihat Wonpil di satu tempat yang sama dengannya.

"Ada apa?"

"Dokter Kim mencarimu."

Jiho mengalihkan pandangannya pada pria yang berdiri di sebelahnya. Jiho memberi senyum tipis sebagai tanda ia menunggu pertanyaan atau topik yang hendak dibicarakan.

Wonpil melirik ke warga penghuni nurse station. Perawat dan residen di sana sedang melihat ke arah mereka, menunggu Wonpil mengeluarkan suara. Wonpil berdeham canggung.

"Kita bicara sambil jalan saja. Selamat malam semua."

Wonpil tersenyum tipis pada wajah-wajah kecewa di nurse station. Dugaannya benar. Mereka menunggu Wonpil untuk berbicara dengan Jiho.

Segera setelah masuk lift, Wonpil langsung bersuara.

"Hari ini pulang dengan bus?"

"Ya. Setiap hari aku pulang pergi dengan bus." Jiho melirik pria di sebelahnya. "Apa Dokter berencana naik bus lagi?"

Wonpil mengangguk. "Aku menunggumu untuk pulang bersama."

Jiho tidak berkata apa-apa. Kepalanya menunduk dalam. Ia berdeham pelan. Perutnya terasa seperti diaduk karena pria di sebelahnya berkata demikian. Suasana di antara mereka sedikit berubah setelah malam di mana Dokter Kim bilang dia ingin lebih dekat dengannya.

Ketika mereka keluar dari rumah sakit, udara dingin langsung berhembus. Suhu di luar sudah tak terlalu dingin mengingat musim dingin sebentar lagi digantikan musim semi. Namun kalau malam tiba suhunya tentu saja akan menurun.

Merek berjalan pelan menuju halte bus di depan rumah sakit. Perjalanan ini terasa sangat panjang meskipun jarak halte hanya beberapa meter dari pintu lobi.

"Rumahmu jauh dari rumah sakit?"

Wonpil bertanya. Matanya tak terlepas sedetik pun dari perempuan bermantel hitam di sebelahnya.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang