05: Busy world

239 83 17
                                    

Udara musim gugur berhembus pelan membuat beberapa daun bergoyang-goyang. Langit tampak mendung tapi tidak semendung di salah satu ruangan yang tidak terlalu besar.

"Kau lupa memberi FFP?!"

Ruangan terasa mencekam bagi pria yang tengah menundukkan kepalanya. Di hadapannya berdiri seorang pria berkacamata yang bertolak pinggang dengan ekspresi marah terpampang jelas di wajah.

"Aku sudah bicara dengan jelas 'kan berapa kantong FFP yang harus diberikan?!"

Yang ditanyai hanya mengangguk pelan. Beberapa menit sebelum visite, Jae sudah memberi tahu pria di hadapannya ini untuk memberikan FFP karena INR pasien kurang dari target normal. Tapi pria yang masih berstatus residen ini lupa memberikannya.

"Kalau sesuatu terjadi dengan pasien, apa kau mau bertanggung jawab?!"

Pria yang sama-sama mengenakan snelli ini menggeleng.

Jae menghela nafas kasar. "Tolong, aku minta kerja samanya, Dokter Hwang," tegas Jae.

Selepas berbicara, Jae langsung keluar dari ruangan dan menyisakan pria yang dipanggil Dokter Hwang itu sendirian.

Kepala residen Bedah Kardiovaskular, Hwang Daeho merutuki kebodohannya. Memberi FFP adalah hal kecil, tapi kenapa ia bisa lupa? Meskipun begitu, setidaknya Daeho masih bersyukur karena Dokter Park tidak memarahinya di depan pasien. Kalau ya, mau taruh di mana harga dirinya nanti?

Semua kegelisahan dan ketakutan ini membuat energi Daeho terkuras. Dimarahi langsung oleh dokter killer membuat perutnya keroncongan.

Daeho berhenti di depan sebuah vending machine. Ia memperhatikan beragam makanan kecil yang ada di dalam kotak besar itu. Pilihannya jatuh pada nasi berbentuk segitiga.

"Dokter Hwang?"

Panggilan dari seseorang membuat Daeho berbalik.

"Selamat pagi," sapa Daeho dengan mulut penuh..

"Pagi. Dokter belum sarapan?" tanya si perawat setelah melihat besarnya gigitan Daeho pada nasi segitiga di tangannya.

"Ah, ini, aku kehilangan energi karena tadi dimarahi," kata Daeho diakhiri kekehan, merasa nada tinggi yang dikeluarkan Dokter Park Jaehyung tidak terlalu berefek padanya.

Perawat itu tertawa kecil. Tanpa menyebut namanya siapa, ia sudah tahu siapa yang memarahi Dokter Hwang sepagi ini. Dokter Hwang Daeho bisa dibilang sangat handal dan cekatan, tapi begitu dipasangkan dengan Dokter Park Jaehyung, runyam semuanya.

"Ah, aku hampir lupa. Dokter Park Jaehyung sedang menunggu di PICU."

Daeho berhenti mengunyah. Dokter Park mencarinya? Seingatnya setelah memberikan wejangan, pria itu langsung keluar tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Tanpa rasa curiga, Daeho mengambil ponselnya di saku snelli dan langsung tersedak begitu melihat jumlah notifikasi panggilan dari dokter Park.

5 missed call

Sial. Daeho lupa ponselnya sedang mode pesawat yang berarti pesan atau telepon tidak bisa masuk.

"Ah, sial!"

Dengan terburu Daeho melahap habis makanannya, menegak air putih lalu menarik nafas dalam dan langsung berlari kencang. Cukup wejangan tadi saja yang ia terima, sekarang tidak boleh. Dan juga kalau terlambat, kredibilitasnya sebagai kepala residen bisa dipertanyakan meskipun kejadian tadi pasti sudah dipertanyakan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang