Yeonju memasang ID card di leher begitu pintu lobi terbuka. Ia memutuskan untuk datang lebih awal karena ada dua anak manusia yang sedang menunggunya di kantor bedah saraf, siapa lagi kalau bukan mahasiswa co-ass. Rencananya Yeonju bersama dua anak bebeknya akan berpindah dari satu ruang operasi ke ruang operasi lain. Hari ini mereka akan mengamati semua operasi yang berlangsung.
Mulut Yeonju sudah terbuka untuk mengucapkan selamat pagi tapi pemandangan di depannya membuat gerak bibirnya terhenti.
"Makanan ini punya siapa? Kenapa banyak sekali," tanya Yeonju menatap meja yang tampak sesak dan penuh oleh berbagai makanan mulai dari yang kering hingga berkuah.
"Ah, ini. Dokter Lee Shinyoung yang membawanya. Katanya ini dari ..."
Ada jeda di antara kalimat itu sebelum dilanjutkan.
"Dari pasien vip. Kata Dokter Lee, Dokter Won yang mengoperasi pasien vip itu kemarin," sambung Dayeon, mahasiswa co-ass dengan rambut tergerai panjang.
Yeonju menepuk tangannya. "Oh ya Tuhan. Ini dari pasien itu? Kenapa dia mengirim banyak sekali? Kita tidak seharusnya menerima sesuatu dari pasien. Itu melang—"
"Kali ini tidak apa-apa. Direktur sendiri yang bilang kita aman."
Pintu terbuka menghadirkan sebuah suara yang tak asing. Chief residen bedah saraf, Lee Shinyoung, berdiri di ambang pintu bersama seorang wanita cantik. Yeonju memiringkan kepalanya melihat manusia di sebelah Shinyoung.
"Benar tidak apa-apa?"
Pertanyaannya ditujukan untuk Shinyoung tapi mata Yeonju terfokus pada wanita berpakaian elegan di sebelah pria itu. Wanita itu tampak tersenyum tipis, seperti menyapa para penghuni ruangan.
"Direktur sendiri yang bilang jadi jangan khawatir. Oh, ya. Ini anak dari pasien vip, yang mengirimi semua makanan ini."
Akhirnya Yeonju tahu siapa wanita bertampang mewah itu. Pasien vip yang kemarin sempat ia operasi—lebih tepatnya sang anak—adalah dalang yang mengirimkan semua makanan yang memenuhi meja. Dua anak co-ass, Jun dan Dayeon, tersenyum lebar melihat meja yang terlihat lebih penuh dari tugas mereka di rumah sakit. Sebuah surga dunia.
"Aku mewakili ayah mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian," katanya sambil membungkung hampir sembilan puluh derajat. Bahkan di saat ini pun wanita itu masih terlihat elegan. "Makanan ini memang tidak ada apa-apanya dibanding usaha para dokter. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih banyak." Tubuh wanita itu menunduk dalam.
Yeonju tak fokus pada banyaknya makanan di meja, atau Shinyoung yang mencoba mengimbangi tundukan, atau pula dua anak co-ass yang tersenyum lebar sembari terus menunduk. Ia benar-benar terpaku pada sosok wanita di depannya. Pakaiannya terlihat sekali berbeda kasta dengan Yeonju. Jas dan celana bahan panjang berwarna hijau tosca dipadukan dengan blus putih ditambah sedikit butiran kerlip di ujung jas membuat wanita itu terlihat mahal. Yeonju kira wanita semacam ini hanya ada di drama saja.
Tak lama setelah mengucapkan terima kasih, wanita yang bahkan tak memperkenalkan namanya itu pergi meninggalkan ruangan. Begitu pintu di tutup Shinyoung buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi semua residen bedah saraf yang lain, memberitahu ada prasmanan di kantor mereka.
"Yeonju. Makanannya tak akan masuk sendiri ke perutmu. Ayo duduk."
Tangan Yeonju segera ditarik oleh Shinyoung. Pintu ruangan terbuka dan masuklah para residen bedah saraf yang lain, salah satunya adalah Ryujin. Perempuan itu langsung berlari ke arahnya dan mengambil duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Gone By
FanficHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...