Hidupku menjadi tidak baik-baik saja ketika Deni memutuskan pindah kota ke Surabaya untuk tinggal bersama orang tuanya dan tidak akan kembali lagi ke Yogyakarta. Itu artinya dia bukan hanya meninggalkan sahabat-sahabatnya, tapi juga aku. Selepas perpisahan sekolah menengah atas rasanya ada yang lepas, hilang, dan hampa. Diam-diam aku menahan air mata. Aku terlambat mencintainya. Tentu aku tidak punya harapan apa-apa lagi. Suatu hal yang Deni tahu tentangku adalah kita hanya sekadar seorang teman organisasi biasa, tidak lebih dari itu. Tapi kenangan kami bersama yang membuatku tidak rela dengan kepergiannya yang begitu mengejutkan dan cepat.
Semester pertama dan kedua kuliah, Deni masih bisa dihubungi, tapi lama-lama ia menghilang. Itu adalah salah satu alasanku untuk menuliskan puisi-puisi tentangnya. Semua puisi yang kutulis sejak ditinggal pergi olehnya adalah tentang dirinya. Dialah inspirasinya. Aku mengunggah kumpulan puisi itu di sebuah blog yang kunamai titiktepi.wordpress.com dan orang-orang senang membacanya. Mereka senang membaca orang yang bersedih karena ditinggal pergi sang pujaan hatinya. Itulah lebih tepatnya. Inilah salah satu puisi yang kutulis hari ini untuknya yang sudah kuposting di blog.
Pernah Ada
Di jalanan ini pernah ada cerita
Pada jajar manusia itu,
ada yang hilang sementara
Adanya,
seperti daun gugur dan entah
Apakah sampai?
Harapku sesaat melekat
Lalu kabur
Tidak pasti
Yogyakarta, 2019
Harusnya aku mendapatkan pelukan atas kehilangan yang sedang aku terima. Tapi tidak ada apapun untukku jadikan bahu untuk bersandar, terutama teman-temanku yang lain. Sebab aku tidak ingin mereka tahu perasaanku pada Deni. Tidak ada yang tahu kecuali Tuhan. Lagipula untuk apa aku menceritakannya, tapi sudah jelas aku tidak bisa mendapatkannya. Aku kehilangan sosok yang kucinta. Untuk move on pun aku butuh waktu yang panjang.
Selain menulis di blog, aku juga seorang penulis muda yang sudah menerbitkan sebuah buku berjudul Izinkan Aku Menyayangimu yang telah diterbitkan oleh penerbit Gradien Mediatama. Aku adalah mahasiswa semester akhir yang bersembunyi dibalik kata-kata. Memang aku belum begitu dikenal oleh orang luar atas terbitnya buku perdanaku, tapi mahasiswa-mahasiswa di kampusku tahu. Berita ini menyebar begitu cepat sehingga namaku disebut di mana-mana. Bahkan beberapa kali aku diminta mengisi acara pelatihan menulis di beberapa organisasi. Sebuah pengalaman berharga untukku keluar dari zona nyaman.
Sementara kegiatanku di kampus adalah teater. Aku senang bermain peran. Namun sayangnya, aku justru diposisikan menjadi penyanyi pengiring teater. Mungkin juga karena teman-teman melihat potensiku di vokal suara makanya aku diposisikan sebagai pengiring teater. Namun tak mengapa, yang penting aku punya kegiatan yang aku senangi.
Malam ini aku akan berselancar ke sebuah website seseorang yang mana aku adalah pembaca setianya. Aku sering mengomentari isi tulisannya. Bahkan dia juga sering membaca dan mengomentari laman blog-ku. Kami sudah cukup lama berteman online. Sekitar 4 tahun. Dia, gamakata.wordpress.com. Aku belum tahu siapa nama aslinya karena Gamakata memang tidak mau menyebutnya. Sejak kapan aku menjadi pembaca setianya? Ada sejarahnya.
Dulu suatu hari aku mencari-cari sebuah tulisan yang membahas tentang resensi buku Rogue Lawyer. Aku menemukan resensi yang bahasa tulisannya mudah dipahami dan tidak muluk-muluk. Aku menemukan resensi itu pada sebuah blogger seseorang dengan website bernama gamakata.wordpress.com. Ternyata, dia cukup aktif menuliskan banyak sekali resensi buku rekomendasi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Instrumen Derap Kaki Kuda ✔ [NEW]
Romance[Romance] Kepadamu aku pernah jatuh cinta, kepadamu aku pernah mencintai, dan kepadamulah aku pernah ingin memiliki. Sebagian tokoh adalah kisah nyata. Baca deskripsi dengan tekan "baca". #2 Malioboro 15/02/2023 #3 Kuliahan 17/02/2023 #14 Yogyakarta...