Aku sudah memaksa Sofa dan Pita untuk menonton acara teaterku. Harus mau pokoknya dan mereka bersedia untuk mendukungku di acara pentas malam ini. Aku sedang mempersiapkan diri di back stand bersama teman-teman musikku. Katakanlah pemanasan dulu. Kami harus menyanyikan beberapa lagu pengiring teater yang berjudul Samar Beku, Sayang Ada Orang Lain, dan Soal Bahagia.
Drama Sayang Ada Orang Lain ini menceritakan tentang kisah rumah tangga sepasang suami istri yang mengalami masalah ekonomi. Gaji yang didapatkan oleh suami yang bernama Suminta tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut membuat sang istri (Mini) berniat membantu masalahnya tersebut. Namun, Mini membantu keuangan keluarganya dengan cara yang salah.
Suatu hari H. Salim datang ke rumah Suminta dengan memberi kabar bahwa Mini sedang bersama seorang laki-laki lain. Suminta pun merasa kecewa dengan istrinya. Hal yang paling membuatnya marah adalah Hamid teman Suminta yang ikut terlibat dalam perbuatan yang dilakukan oleh istrinya tersebut. Pertengkaran pun terjadi antara Suminta dan istrinya hingga membuat Mini pergi meninggalkan rumah.
Acara dimulai setelah Isya sekitar pukul 19.30. Para penonton sudah berkerumun di ruang aula lantai 4 kampus 2 UAD. Sofa dan Pita datang lebih awal sehingga mereka dapat duduk depan. Mereka melambai kepadaku menandakan bahwa mereka telah sampai. Aku tersenyum senang mereka mau datang meskipun harus dipaksa dulu, tapi mereka ikhlas sebenarnya. Hal yang paling aku rahasiakan dari Pita dan Sofa adalah aku menawarkan pertunjukan drama teater ini kepada Gala dan aku tidak tahu dia datang atau tidak. Tidak sesuai perjanjian bertemu sebulan sekali sih karena ini undangan mendadak.
Drama teater akan dimulai. Semua lampu dimatikan, suara hening dalam sekejap. Pemain pertama memasuki panggung dan berbicara sesuai lakonnya dan disorot dengan lampu. Kemudian disusul oleh pemain-pemain lainnya. Suasana semakin keruh dengan konflik yang menegangkan. Aku mulai mengiringi beberapa adegan teater bersama teman musikku yang lain.
"Katanya ada yang lain. Dosakah yang telah kau jalin? Cepatlah pulang. Membawa terang. Bangkitkan berat. Jika harus kupungut hina dari nadimu, jika harus kupungut hina dari nadimu, jika harus kupungut hina dari nadimu. Huuu... hooo..." nyanyiku bersama tim.
Selesai acara, kami tak langsung bubar begitu saja. Kami para pemain musik dan para pemeran berkumpul di tengah panggung dan mengucapkan terima kasih banyak atas dukungannya dan berfoto bersama.
Aku turun panggung untuk menemui Sofa dan Pita. Mereka melompat-lompat melambaikan tangan menunjukku agar mendekat. Aku memeluk mereka satu per satu.
"Makasih yaa udah dateng. Seneng banget deh di-support sahabat sendiri," kataku pada mereka.
"Apa sih yang enggak buat Ines!" jawab Pita.
"Suaramu bagus banget Nes!" sambung Sofa.
"Terima kasih pujiannya. Eh, habis ini makan malam bareng yuk mau nggak?" ajakku.
"Boleh-boleh ayok!" jawab Pita.
"Tapi aku beres-beres dulu ya. Setelah urusan teater selesai baru deh cuss! Nggak apa-apa kan nunggu aku bentaran?"
"Aman!" jawab Sofa.
Tiba-tiba aku merasa pundakku ditepuk diiringi suara seorang lelaki.
"Hai!"
Aku, Sofa, dan Pita menoleh pada lelaki itu yang ternyata Gala. Dia tersenyum untukku. Aku langsung melirik ke arah Sofa dan Pita yang sudah menatapku curiga sambil keduanya bertukar tatap seperti mengisyaratkan sesuatu. Bodo amat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Instrumen Derap Kaki Kuda ✔ [NEW]
Romance[Romance] Kepadamu aku pernah jatuh cinta, kepadamu aku pernah mencintai, dan kepadamulah aku pernah ingin memiliki. Sebagian tokoh adalah kisah nyata. Baca deskripsi dengan tekan "baca". #2 Malioboro 15/02/2023 #3 Kuliahan 17/02/2023 #14 Yogyakarta...