Terkadang Aku berfikir, Pasti seru jika menjadi Karakter Overpower disebuah Game atau Anime.
Tapi tentu saja Itu hanya angan-angan ku, mau bagaimanapun Dunia Ini tidaklah sama dengan Game ataupun Anime.
Begitulah fikirku.
♢♢♢
“Sial! Uhgg! Ayoo sedikit lagi!!”
Aku menangkis setiap Sihir penyihir itu dan Melompat kebelakang, menjaga Jarak Darinya.“Boss satu ini Memiliki Pola Serangan Yang Unik, Serangannya sangat berbeda dari Gameplayku Sebelumnya. Huh... Rasanya seperti digerakkan oleh Game Master”
“sial, aku tidak mau Ngulang Lagi” Gumamku.
Penyihir Itu Mengangkat Tangan Kanannya Dan Membuka Telapak Tangannya. Tanpa Merapal Apa-apa Ia Memunculkan Banyak Sekali Dagger Berwarna Hitam di udara, Bilahnya Sangat Tajam, Sampai-sampai Terlihat Bagaikan Kilapan Cahaya saja.
“Sihir baru? Seingatku ia tidak menggunakan Sihir seperti ini di Gameplay sebelumnya”
Penyihir Itu menatapku dengan tatapan dingin, manik merah nya terlihat menyala seolah mengancamku. Sebelum akhirnya memetik jari dan Mengarahkan belatinya untuk menyerangku.
“Tch, cabang Sihir Flaming Eye? Boleh! Ayo serang Aku!”
Traang!! Sriiing!! Traaang!! Traaang!!
Suara Pedang yang beradu dengan Dagger Meramaikan Pertarungan Kami.
“jika terus begini, Aku akan kalah karena kehabisan Mp” Fikirku
“Tidak ada pilihan lain”
Ku tarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Kedua tanganku menggenggam erat Pedang panjangku tepat di depan dada dengan posisi ujung Pedang mengarah ke atas.
“Flaming Eye : Dragons Tooth!!”
Aura putih Keluar dari dalam pedangku, Menyelimuti Seluruh bagian pedang tanpa terkecuali.
Mata kananku Ikut Mengeluarkan Aura itu, seolah Mengancam Balik Lawanku.
Ku ayunkan pedangku dengan Cepat, Teknik Ini Mempermudahkan ku Untuk Menembus pertahanan Musuh, Sehingga Setebal apapun Pertahanannya Pasti Tetap akan Terluka.
Greeezee...
Icon Damage Muncul Setelah seranganku, Menampilkan Besar Damage yang ku Hasilkan.
“Hanya terkena Damage gores 220? Tidak mungkin... Itu kecil sekali...”
Lengah, Penyihir itu menendangku mundur dan mengeluarkan Sihir yang menghujaniku dengan duri Hitam, membuatku refleks menghindar.
Hupp... hup...
“hampir saja...”
Hpnya Kembali Bertambah Penuh, Memberitahuku kalau luka goresnya sudah pulih. Penyihir Itu tersenyum Lemah, Senyumannya sulit ku artikan.
Tiba-tiba ia bertelepotasi tepat di hadapanku, Membuatku kaget karena terlambat menghindar.
Ia menendangku keras hingga membuatku terpental jauh kebelakang.
“uhgg... Ku kuat sekali, Aku harus... Harus mencari celah...”
.
.
Kepulan asap menghalangi pandanganku dan tanpa Ku sadari Penyihir itu mengucapkan sepatah kalimat yang membuatku panik setengah mati.
“Aaakhh!! Debuff itu lagi!! Padahal aku sudah menggunakan serangan terkuatku!”
Aku berdiri dengan Terburu-buru, Ingin rasanya kabur pada saat itu, namun kabur adalah jalan yang bodoh.
karena bagaimana pun Debuff yang sudah di rapalkan pada Lawan akan tetap mengenai target walaupun target telah kabur.
Walau sebenarnya kabur bisa menjadi satu-satunya pilihan terbaik (tergantung lawan) karena satu-satunya cara Jika sudah kabur adalah dengan menunggu waktu Debuff habis.
Tapi dalam kondisiku kali ini, Kabur adalah pilihan yang bodoh. karena bagaimanapun Aku akan tetap ketahuan dan mati di tangannya. Apalagi Debuff yang ia gunakan adalah Debuff kecepatan serang dan daya tahan.
“Ahh! Persetanan dengan Pola serang! Aku benar-benar dibantai!Sial!!"
SRRINGG SRINGG TRAANGG TRAANGG!!
Pertempuran terus Berlanjut, Aku berusaha bertahan hingga batas Debuff itu habis. Sayangnya tepat di saat itu, Sang Penyihir melompat mundur dan memejamkan matanya.
Merapalkan Sihir yang tak memberiku kesempatan menang, lagi.
“Time Stop : Pandora Realm”
Waktu seketika berhenti dibarengi dengan berpindahnya posisi Kami ke Dimensi yang lain, Dimensi Pandora.
“Aaakhh! Licik! Sihir macam apa lagi ini! Bangun! Bangun diriku! Gerakkan!!” Aku mencoba menggerakkan tubuhku, Tapi hasilnya nihil.
Tanpa rasa takut, ia mendekatiku dan sebilah dagger tiba-tiba terbentuk di telapak tangannya.
Tepat ketika Penyihir itu berada di hadapanku, Ia menatapku dengan senyuman yang sama.
Ia menusukkan Dagger itu ke Jantungku sambil mengucapkan 3 kata yang tak ku mengerti makna nya apa.
“Maafkan Aku Pahlawan”
Seketika Menewaskanku Di Tempat.
◁ GAME OVER ▷
▶ Mulai ulang▶ Halaman Utama
▶ Pengaturan
▶ Log out
KAMU SEDANG MEMBACA
Bereinkarnasi Menjadi Penjahat Utama Di Game! 【Gēmu no mein'vu~iran ni tensei!】
Adventure"Aku Bereinkarnasi Menjadi Villain Di Game yang Ku mainkan, Benar-benar tak masuk akal, Lagipula kenapa jadi Villain?" "Lalu tujuan apa Yang akan aku ambil? dan Main Character nya Lagi ngapain ya..?" [!!] DISCLAIMER [!!] Dilarang melakukan tindakan...