Renjun sedang berjalan-jalan di taman, selepas pulang kerjanya. Sekarang jam 20.00 malam, ia memilih berjalan-jalan dulu sebelum pulang ke rumahnya.
Ia ingin menikmati sejuknya angin malam ini, langit sangat terang malam ini, menemani renjun yang sedang berjalan sendirian.
Taman lumayan ramai oleh orang-orang yang sedang berpacaran, ada juga keluar kecil yang sangat harmonis. Renjun hanya tersenyum melihat hal-hal seperti itu.
Renjun memilih duduk di salah satu bangku, ia membuka ponselnya yang sejak tadi siang sangat berisik oleh notifikasi.
Di layar ponsel, banyak notifikasi dari haechan dan chenle. Itu sudah hal biasa, jika kalo sudah spam chat seperti itu tandanya mereka ingin berkumpul.
Ia menelpon haechan, tanpa membalas pesan-pesan dari haechan dan chenle.
"Di mana lu?" Tanya haechan.
"Di taman." Renjun.
"Ngapain malem-malem di taman?" Haechan.
"Pulang kerja, pengen ke taman aja. Bentar lagi juga pulang." Renjun.
"Mau gw jemput gak?, Sekalian ngumpul sama chenle?, Tu anak tari tadi minta ngumpul terus." Haechan.
"Gak bawa baju ganti." Renjun.
"Gampang lah, tapi lu nya cape gak?" Haechan.
"Engga sih, biasa aja. Lagian besok libur sekolah, jadi aku bisa istirahat kalo cape." Renjun.
"Emang besok kerja, shift berapa? Haechan.
"Shift 2." Renjun.
"Yaudah, gw kabarin chenle dulu. Tar gw telfon lagi." Haechan.
"Iya." Renjun.
Telfon di matikan oleh haechan, renjun menyimpan kembali ponselnya pada tas ranselnya. Ia merasa tenggorokan nya kering, akhirnya memilih berjalan ke supermarket yang ada di sebrang jalan.
Tapi saat ia akan menyebrang, ia melihat keramaian di pinggir jalan dekat supermarket. Sepertinya ada kecelakaan di Sanah, renjun dengan rasa penasarannya, ia berjalan menghampiri kerumunan itu.
Ia mencoba melihat siapa sang korban, renjun mencoba menyelipkan tubuh kecilnya di antara kerumunan sampai akhirnya ia bisa melihat sang korban, ia sedang terduduk di aspal dengan tangan kanan yang berdarah, dan terdapat goresan di pipi kirinya.
"Ka Nana." Panggil renjun.
Renjun menghampiri Jaemin, dan berjongkok di hadapan jaemin, ia ingin melihat apakah benar yang ia lihat adalah jaemin.
"Koo bisa luka kaya gini?" Tanya renjun khawatir.
"Berisik." Jaemin.
"Ayo ke pinggir dulu, aku bantu obatin." Renjun.
"Gosah, gw bisa sendiri." Tolak jaemin.
"Pliss, kali ini aja ya. Lukanya kalo di diemin lama takut infeksi." Pinta renjun.
"Gw bilang gosah, ya berarti gak usah." Jaemin.
"Gosah keras kepala kak, aku cuman mau obatin, bukan mau culik kakak, atau nambahin luka kakak." Renjun.
"Mending ikut sama temen nya aja mas, mas nya juga gak mau di kerumah sakit kan." Ucap salah satu warga.
"Ck." Jaemin bangun dari duduk nya.
"Pak, saya minta tolong bantu berdiri kan motor nya ya. Tolong bawa ke kursi yang di pojok Sanah." Tunjuk renjun pada kursi taman.
"Baik mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Up Your Heart
Romance"Apa sesulit itu membuka hati mu untuk ku?, apa perjuangan ku selama ini tidak berguna bagimu?, mau sampai kapan kamu terus mengacuhkan ku?, mau sampai kapan kamu menganggap aku tidak ada? sungguh aku mulai lelah Nareswara Jaemin. jika kamu berpikir...