Bagian 19

2.1K 219 15
                                    

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, dimana jaemin dan renjun bertengkar di bawah hujan yang deras, mereka besok nya, tidak ada yang sekolah. Mungkin karena kehujanan yang mengakibatkan mereka sakit.

"Ini jaemin bener sakit?" Tanya Jisung.

"Dia juga manusia." Jeno.

"Ya maksudnya, tumben banget. Biasanya kesehatan selalu dia jaga." Jisung.

"Ya namanya juga sakit, gak ada yang tau." Mark.

"Mau nengok kapan?" Jeno.

"Tanya dulu aja sih, dia di rawat apa enggak. Soalnya ini surat nya, surat dokter." Jisung.

"Di rumah kali, pasti di obatin sama om Siwon, om Siwon kan juga dokter." Mark.

"Tar telfon aja jaemin nya." Jeno.

Mereka kembali pada tugasnya, mereka akan mengesampingkan dulu jaemin. Karena mereka yakin, jaemin sakit tidak separah itu, toh keluarga nya juga ada yang jadi dokter.

Di lain kelas pun sama, chenle dan Haechan sedang membicarakan renjun yang tidak masuk karena sakit. Sejak semalam, renjun memang susah untuk di hubungin oleh mereka berdua.

"Ibu nya juga, sama susah di hubungin." Chenle.

"Pulang sekolah kita kerumahnya, gw takut dia kenapa-kenapa." Haechan.

"Ke supermarket dulu, kita beli buah." Chenle.

"Ok, nanti mampir pas pulang sekalian." Haechan.

Sejak semalam haechan dan chenle, memang menghubungi renjun. Tapi tidak ada yang di balas atau di angkat oleh sang empu.

Mereka sebenarnya ingin pergi, menghampiri renjun ke rumah nya. Tapi cuacanya tak mendukung, karena hujan yang cukup deras. Mereka pun tak di ijin kan keluar, oleh kedua orang tua nya.

Dan pagi ini, ada surat yang berisi bahwa renjun tak masuk karena sakit. Akhir-akhir ini juga renjun sehat-sehat saja, walaupun ia di sibukkan dengan tugas sekolah dan pekerjaan paruh waktu nya. Tapi mereka berpikir, namanya sakit gak ada yang tau bukan.

Di rumah sakit, jaemin sedang terbaring di sebelah ranjang Kanaya. Mereka menggunakan satu kamar VVIP, dengan dua bangsal untuk Kanaya dan jaemin.

Kanaya mendapatkan tujuh jahitan di jidat nya, sisanya tidak ada luka yang parah pada dirinya. Hanya luka sobek pada jidat nya saja, tapi ia harus istirahat beberapa hari di rumah sakit.

Sedangkan jaemin, kemarin saat datang ke rumah sakit dengan tubuh basah kuyup, ia tumbang di pelukan Yoona. Jaemin demam tinggi malam itu, ia sampai harus di jaga selama 24 jam, agar tidak terjadi kejang, karena panas nya yang sangat tinggi.

"Nda." Panggil jaemin.

"Kenapa?, Abang butuh sesuatu?" Tanya Yoona.

Saat ini Yoona yang menemani Kanaya dan jaemin, yang lain sedang pulang untuk membersihkan diri, sambil membawa baju ganti untuk jaemin dan Kanaya. Kanaya sendiri, sekarang sedang bermain dengan ponselnya, seakan-akan tak terjadi apa-apa, padahal dia habis di operasi, dan mendapatkan tujuh jahitan.

"Lemes." Eluh jaemin.

"Makannya istirahat, tadi juga di suruh makan malah gak mau." Yoona.

"Gak enak, makanannya pait." Jaemin.

"Tetep aja, kamu butuh makan juga. Nanti minum obatnya gimana, kalo gak makan dulu?" Yoona.

"Kan ada buah, tapi sama pait juga. Mulut Abang pait bunda." Jaemin.

"Ya mau gimana lagi, orang ini ulah kamu sendiri kok." Yoona.

"Ishh onty." Panggil Kanaya.

"Kenapa sayang?" Yoona berjalan ke bangsal Kanaya.

Open Up Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang