Kelompok untuk membagikan sembako di wilayah mereka camping, sudah di pilihkan oleh guru mereka. Entah takdir atau bagaimana, renjun dan teman-teman nya sekelompok dengan jaemin beserta teman-temannya juga.
Renjun tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi, beda lagi dengan haechan yang cemberut. Haechan tak menyukai kelompok nya, ya bagaimana ia suka. Dia sekelompok dengan laki-laki brengsek, yang mengatai teman nya.
"Gosah senyum terus, kering noh gigi lu." Chenle.
"Ishh biarin, orang lagi seneng sekelompok sama ka Nana." Renjun.
"Lu seneng, noh liat muka haechan. Dari tadi cemberut mulu hahaha." Chenle.
"Nanti aku bujuk, tenang aja." Renjun.
"Emang dasar bulol." Chenle.
"Woy cepet dong, lama amat. Tar keburu siang nih." Sinis haechan.
Mereka akan mulai mengunjungi, rumah-rumah warga sekitar. Renjun, haechan dan chenle sudah memegang barang-barang yang akan di berikan pada warga, tapi teman-teman jaemin sejak tadi belum selesai dengan barang-barang nya.
"Bentar dong, banyak nih barang nya." Mark.
"Ya suruh siapa bawa banyak." Haechan.
"Lagian heran, bagian ke kelompok lain aja sedikit ngasih barang nya. Bagian kelompok ini, bejibun barang nya." Haechan.
"Ngoceh mulu lu, mending sinih bantuin." Mark.
"Dih, itu mah bagian kalian ya. Bagian kita mah udah segini." Haechan.
"Mana ada, gak seimbang banget. Barang yang kalian bawa se ucrit." Mark.
"Resiko sih, cepet anjir lah." Haechan.
"Barang kalian bagi dua aja, jangan di bawa semua dulu. Kita bawa sedikit dulu, nanti balik lagi ke sinih buat ambil sisanya." Saran renjun.
"Terus barang nya mau di tinggal gitu?" Jisung.
"Engga, kita kan ada 7 orang nih, bagi 2 kelompok aja. 1 kelompok jagain barang di sinih, 1 kelompok lagi bagiin ke warga. Nanti gantian-gantian, buat semuanya dapet cape." Renjun.
"Boleh juga tuh, yaudah ayo siapa yang mau turun duluan?" Tanya Mark.
"Hompimpah aja biar adil." Jisung.
"Boleh deh boleh." Mark.
Setelah melakukan hompimpah untuk pembagian kelompok lagi, mereka mulai melakukan tugasnya. Mark, haechan, renjun dan jaemin menjaga barang sisa. Sedangkan, jisung, Jeno dan chenle akan turun lebih dulu, untuk membagikan ke warga sekitar.
"Sial, harusnya gw turun duluan." Eluh Haechan.
"Udah terima aja sih, lagian kalo turun juga ke lu bantuin mereka aja." Mark.
"Bantuin lah, gw mah solidaritas sama temen." Haechan.
"Gak percaya gw." Mark.
"Gak peduli dan gak rugi juga sih." Songong haechan.
"Udah ih berantem mulu." Renjun.
"Sini lu, duduk deket gw aja, jangan deket-deket si brengsek." Haechan.
"Haechan gak boleh gitu, di itu punya nama tau." Bela renjun.
"Terus aje belain noh, sampe lu minta darah buat belain dia juga, dia mah gak akan peduli renjun." Haechan.
"Ya gak papa, kan aku cinta." Renjun tersenyum sambil memainkan alisnya.
"Bulol anying." Haechan.
Sejak tadi renjun memang duduk di sebelah jaemin, ia mencoba mengajak ngobrol jaemin, tapi selalu saja tak mendapat respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Up Your Heart
Romance"Apa sesulit itu membuka hati mu untuk ku?, apa perjuangan ku selama ini tidak berguna bagimu?, mau sampai kapan kamu terus mengacuhkan ku?, mau sampai kapan kamu menganggap aku tidak ada? sungguh aku mulai lelah Nareswara Jaemin. jika kamu berpikir...