Bagian 18

2.2K 220 18
                                    

Renjun hari ini telat datang ke sekolah, karena telat bangun, karena semalam ia bekerja lembur sampai larut. Jadi hari ini renjun berakhir di perpustakaan, untuk membersihkan perpustakaan sebagai hukumannya.

"Hufs banyak banget, mana tinggi-tinggi lagi rak bukanya." Eluh renjun.

Ia memilih membersihkan bagian bawah rak terlebih dahulu, setelah itu baru bagian atas. Lagian masih banyak yang harus ia bersihkan selain rak-rak buku, meja perpustakaan pun harus ia bersihkan, padahal semua itu bersih.

Tapi mau bagaimana lagi?, Ini kuman terbaik di bandingkan ia harus membersihkan toilet bukan?.

Perpustakaan cukup sepi, hanya ada beberapa orang saja yang mungkin sedang mencari buku untuk pelajarannya,  atau mengembalikan buku yang telah mereka pinjam.

Renjun sedang membersihkan rak di ujung ruangan, ia berjongkok di bawah dan membersihkan buku-buku yang sedikit berdebu.

Saat selesai, ia bangun dari duduk nya tapi tiba-tiba keseimbangan nya menghilang, dan menabrak rak di belakang nya.

Renjun memejamkan matanya, dan melindungi kepalana dengan kedua tangannya, agar tak terkena jatuhan buku dari rak yang ia senggol.

Tak terasa apapun, itu yang renjun rasakan sekarang. Padahal ia mendengar buku yang berjatuhan ke bawah. Dengan perlahan ia membuka matanya, dan melihat ada tubuh yang berdiri di hadapannya.

"Ceroboh banget heran." Ucap sang pemilik tubuh.

Renjun mengangkat kepalanya untuk memastikan suara yang ia dengar itu tidak salah, dan bukan sekedar hayalan nya saja.

"Ka Nana." Lirih renjun.

Jaemin menjauhkan badannya dari renjun, lalu merapihkan bajunya yang terkena debu dari buku yang tadi terjatuh kepada.

"Kalo mau bunuh diri tuh, ya jangan di perpustakaan. Kasian yang suka baca buku di sinih, nanti ni perpus jadi angker." Jaemin.

"Siapa juga yang mau bunuh diri, orang gak sengaja nabrak raknya." Kesel renjun.

"Makanya kalo kerja tuh hati-hati." Jaemin.

"Ya namanya juga kecelakaan, mana ada yang tau kan." Renjun.

"Serah lu dah, untung cuman buku doang yang jatoh, coba gimana kalo rak nya yang jatoh?, Isdet langsung kayanya." Jaemin.

"Ishh jangan bilang gitu dong, aku masih mau hidup, kan aku belum nikah sama ka Nana." Renjun memainkan kedua alisnya.

"Dih, halu." Jaemin menoyor jidat renjun dengan telunjuk.

"Ishh sakit." Renjun.

"Lebay lu, beresin noh buku." Jaemin meninggalkan renjun.

"Di nyebelin banget, tapi aku sayang hehehe." Renjun mulai menata buku-buku yang jatuh tadi.

Butuh setengah jam ia menata kembali buku-buku yang terjatuh tadi. Ia harus memisahkan nya, sesuai nama yang tertera di rak dan di buku.

"Akhirnya selesai juga." Renjun meregang tubuhnya.

"Ini jam berapa sih?" Ia melihat jam tangannya.

"Hah? Udah jam 12 siang? Ya ampun kok cepet banget ya." Renjun berjalan ke arah pintu perpustakaan, tapi seketika ia berhenti saat melihat seseorang sedang tidur di salah satu meja, dengan beberapa tumpukan buku dan satu laptop yang terbuka.

Ia menghampiri jaemin yang tertidur,  lalu duduk di kursi sebelah jaemin. Jaemin seperti nya tertidur saat mengerjakan tugas. Karena buku tulis, buku paket dan laptop nya masih terbuka.

Open Up Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang