Bagian 27

1.8K 145 8
                                    

Minggu pertama jaemin, memperjuangkan seorang Hanafi Renjun. Hari ini ia akan mengantarkan Mark, Jeno, dan Jisung ke bandara. Mereka akan pulang hari ini, setelah seminggu lebih berada di Belanda.

Mereka di sinih tidak seminggu, malah lebih. Katanya sih, di Belanda enak suasana nya, di tambah rumah Jaemin yang nyaman. Makannya mereka betah, dan menambah hari liburan mereka.

"Ada yang ketinggalan kaga?" Tanya jaemin.

"Kaga, udah masuk semua." Mark.

"Makasih buat tumpang'an nya." Jisung.

"Gw betah anjir di sinih, pengen netep di sinih aja." Mark.

"Pindah lah mark, buka cabang di sinih." Jeno.

"Next time deh, gw harus bilang bokap dulu." Mark.

"Anjir, malah beneran lagi." Jeno.

"Kabarin gw, biar gw yang jadi arsitek nya." Jisung.

Pertemanan yang sungguh bermanfaat bukan, jika ada yang sakit, tinggal panggil jaemin. Jika mereka terjerat hukum, atau apapun perihal hukum, tinggal panggil Jeno. Jika mereka butuh merancang bangunan berupa rumah, rumah sakit atau perusahaan, mereka bisa panggil jisung. Kalo mau terjun bisnis, tinggal ke Mark.

"Bisa di bicarakan." Mark.

"Main nya beneran anjir." Jeno.

"Ya kalo bisa, kenapa gak di wujudkan." Mark.

"Serah deh serah." Jeno.

"Ouh iya, gimana?" Tanya Mark pada jaemin.

"Apanya?" Jaemin.

"Lu sama renjun?" Mark.

"Gak gimana-gimana." Jaemin.

"Yang bener anying jawab nya, bulan depan renjun nikah juga." Mark.

"Gw tetep berjuang, sampai hari dimana renjun nikah. Kalo gw bisa ambil hati dia, gw gak akan biarin dia nikah sama orang lain. Tapi kalo sebaliknya, gw akan lepasin dia buat orang lain. Termasuk nikah sama orang lain." Jaemin.

"Sukses deh bro, sebulan waktunya singkat. Luka lama lu sama renjun cukup membekas. Gw mah berdoa yang terbaik aje." Jeno.

"Bisa sih, gw yakin renjun masih suka sama jaemin." Mark.

"7 tahun gak sebentar Mark, apalagi dia bisa berhubungan sama laki-laki lain. Itu tandanya dia udah lupa atau udah gak suka sama jaemin." Jeno.

"Kita gak tau jalan takdir Jen, gw akan berusaha, gimanapun akhirnya, tetep takdir yang nentuin." Jaemin.

"Semoga aja, takdir berpihak sama lu." Jeno.

Pengumuman pemberangkatan sudah terdengar, Mark dan yang lain bersiap masuk ke dalam pesawat.

"Hati-hati, kalo dah sampe kabarin." Jaemin.

"Jaga diri lo, inget rumah." Mark.

"Iya." Jaemin.

"Kita pergi dulu, nanti ketemu lagi." Jisung.

Mereka bertiga mulai memasuki pesawat, jaemin masih setia menunggu hingga ketiga tubuh teman nya tak terlihat lagi, ia baru undur diri meninggalkan bandara.

Di Minggu pertama ia memperjuangkan renjun, ia akan membawa bunga untuk Renjun dan sang ibu. Ia akan memanfaatkan kesempatan Wendy yang sedang sakit. Memang salah, tapi ini kesempatan besar bukan.

Ia bisa sering ketemu renjun, dan membuat contak fisik. Dia juga bisa menggoda renjun saat bertemu di rumah sakit.

Jaemin memberhentikan mobilnya di salah satu toko bunga, ia memarkir mobilnya, lalu turun dan masuk ke toko bunga.

Open Up Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang