3.2 JUANDA OKTAVIAN

119 31 0
                                    

Sejak tragedi kecelakaan yang dialami Salsha, seorang Juanda Oktavian untuk pertama kalinya merasakan trauma hebat. Setiap kali dirinya mengunjungi kamar rawat Salsha, dia selalu diliputi rasa bersalah. Padahal, yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi. Siapa, kapan, dimana, dan bagaimana kecelakaan itu terjadi hanya Tuhan yang tahu. Namun sekali lagi, Juanda Oktavian tetap merasa bersalah.

Dia menganggap dirinya yang menyebabkan gadis muda itu berbaring seminggu lebih di bangsal RS Karya Husada. Selama itu juga kondisinya bukan membaik malah menurun dari waktu ke waktu. Kalau ditanya bagaimana perasaannya ketika Salsha dinyatakan koma oleh dokter, jawabannya sangat terluka. Mungkin, hari-harinya berjalan biasa saja seperti tidak ada beban. Namun kalian harus tahu satu hal, Juanda Oktavian adalah manusia yang mempunyai teknik akting paling ulung.

Dia berhasil menutupi segala kegelisahannya lewat lelucon yang di lemparkan. Dia bisa menyembunyikan sedihnya lewat tawa renyahnya, dan dia bisa tetap tegar menjalani semuanya tanpa pernah terlihat punya beban. Itulah sosok asli Juanda Oktavian yang belum pernah orang lain ketahui.

"Sebenernya, lo sama Acha ada kontrak apa?" Jordan memotong steak medium rarenya menjadi beberapa bagian yang pas sekali suap.

"Tiba-tiba lo nanya gitu?" tanya Okta mengermyitkan dahinya, tangannya juga sibuk memotong daging.

Hari Jum'at di CaratLand mempunyai waktu istirahat yang lebih panjang. Biasanya hanya satu jam, khusus hari ini diberi waktu satu jam setengah. Jadi, mereka berdua memilih untuk makan siang di luar.

"Gue sebenernya penasaran. Kenapa seorang Okta yang notabenenya gak pernah mau ribet, tiba-tiba mau direcokin sama bocil?" tanya Jordan menatap lekat sahabatnya itu. Seingat Jordan, Salsha masuk ke CaratLand baru sekitar 6 bulan yang lalu, jadi kemungkinan Okta juga baru mengenal Salsha selama itu.

"Atau mungkin kalian udah saling kenal sebelum Acha masuk CaratLand?" Jordan terus melempar pertanyaan, menunggu Okta menyelesaikan makanan di mulutnya.

Okta mengangguk sebagai jawaban, setelah menelan makanannya barulah dia berkata, "Dia pernah gue tolongin. Singkatnya, dia pengen deket terus sama gue karena dia anggap gue sebagai malaikat penolongnya."

"Lo tau? ada novel fiksi genre romance judulnya malaikatku adalah jodohku. Nah, di novel itu menceritakan seorang gadis yang semasa kecilnya pernah ditolong oleh laki-laki pengembala, terus si gadisnya langsung jatuh cinta sama pahlawannya, abis itu endingnya mereka nikah," jelas Okta panjang lebar dengan segala gestur tubuh yang menarik.

"Nah, pemikiran Acha sama kaya cerita itu. Di hidupnya, dia anggap gue sebagai pahlawan dan malaikat dia," lanjutnya kemudian menyuapkan kembali makannya.

"And she thought that the end of her life story would be exactly like that fiction?" Kening Jordan sedikit mengkerut, tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Salsha.

"Exactly." Okta tersenyum miris.

Meskipun agak geser otaknya, semua anggota Paguyuban Maung bisa lebih dari dua bahasa. Tolong di catat, syarat masuk ke CaratLand cukup rumit. Terlepas orang itu punya backingan atau orang dalam, Patih Sulung Sujaditama tidak pernah main-main perihal mentaati peraturan.

"Dia tau kalo cerita itu fiksi alias engga nyata?" tanya Jordan masih speechless mendengarnya.

"Dia tau dan paham. But, she's different. Acha malah jawab 'ya udah jadiin nyata aja, kan bisa?'," ujar Okta menyakinkan Jordan kalau apa yang dia dengar adalah fakta, tidak dikurangi atau dilebihi.

"Terus kenapa masih lo tanggepin?" Kali ini Jordan benar-benar sudah tidak bisa mengikuti jalan pikiran Okta ataupun Salsha.

Cukup lama Okta diam. Namun, akhirnya dia bersuara lagi, "Acha itu spesial, Dan." Kedua tangannya mengisyaratkan tanda kutip.

SEJAWAT || SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang