3.6 WAHYU SEJATI

118 31 0
                                    

Apartemen kebesaran yang dia sewa, kini tidak terlalu sepi. Isinya bukan lagi satu orang pemuda lajang, penghuninya bertambah satu gadis yang ditinggal orangtuanya selama satu bulan ke depan. Bagaimana cerita lengkapnya Wahyu juga tidak terlalu ingat, tapi yang jelas pemuda ini sudah memperkenalkan dirinya pada orangtua si gadis, yang juga tidak tahu menahu akan dititipkan kepadanya.

"Mas," panggil Lussy agak canggung, baru saja dia keluar dari kamar mengenakan pajamas berwarna marun.

Wahyu juga sudah berganti pakaian yang lebih santai. Dia mengalihkan tatapannya dari layar handphone, lantas tersenyum mendapati Lussy dalam balutan pakaian yang menurutnya sedikit aneh.

"Kenapa? aneh, ya?" tanya Lussy melihat baju tidurnya sendiri.

"Engga, kok. Namanya juga mau tidur, ya pasti pake pajamas. Saya cuma kaget aja kamu kecil banget, sampe tenggelem gitu," kekehnya sembari melepas kacamatanya.

"Gapapa lah kecil juga, yang penting jodohnya Mas Wahyu." Nah, entah sejak kapan juga Lussy bisa selancar ini berkomunikasi dengan Wahyu.

Semua yang terjadi dalam hubungan mereka terlalu cepat, sat set sat set jadi. Padahal, memiliki pasangan tahun ini tidak ada dalam agenda Wahyu. Namun Tuhan itu tidak disangka-sangka, mendatangkan Lussy dalam hidupnya tanpa memberitahu kisi-kisi terlebih dahulu. Kalau ditanya hubungan apa yang kini tengah mereka jalani, Wahyu juga tidak tahu. Yang Wahyu tahu, mulai saat ini dan seterusnya akan selalu ada Lussy menghiasi setiap kejadian dalam hidupnya.

Semua bermula saat dinner kala itu, kebetulan keluarga besar Lussy juga ada di restoran yang sama. Dasar bodohnya gadis ini, dia lupa kalau hari itu adalah ulang tahun kakeknya. Wahyu kepalang apes, kehadirannya dalam acara keluarga besar itu membuatnya menyandang status calon mantu. Dan sejak saat itu, ponsel Wahyu tidak hanya dipenuhi notif kerjaan atau dari anggota Paguyuban Maung, tapi juga notif dari Lussy dan keluarganya.

Wahyu menarik tangan Lussy untuk duduk di sebelahnya, kepalanya menyender di bahu Lussy. Entah kenapa setiap berada di dekat Lussy, Wahyu merasa nyaman. Napasnya terasa lebih lancar tanpa hambatan walau mereka tidak melakukan apa-apa. Namun, hati Wahyu tidak bisa berbohong kalau dirinya hanya sedang tertarik saja, perihal cinta sepertinya belum sampai pada titik itu.

"Hubungan yang kamu mau kaya gimana, Sy?" Sebuah pertanyaan terlintas dalam pikirannya. Dia bahkan tidak merubah posisinya barang sejenak hanya untuk mendengar jawaban gadis itu.

"Hubungan dalam hal cinta, ya mas?" Lussy berbalik tanya yang dijawab anggukan. "Aku pengennya harus ada tahap perkenalan, selambatnya mungkin dua atau tiga tahun." Wahyu menarik diri agar bisa menatap lawan bicara.

"Mas kayanya udah dengar sendiri, keluarga aku ga ada yang pacaran. Orang tua aku, pamanku, bibiku, sepupuku, mereka semua memulai tahap perkenalan setelah resmi menikah. Ya bagus sih, tujuannya agar tidak terjadi fitnah atau hal yang tidak diinginkan," jelasnya, Wahyu mendengarkan dengan seksama.

"Tapi menurutku yang ada dalam keluarga ini dan tau apa aja yang terjadi, aku sendiri engga terlalu setuju, karena yang namanya hubungan cinta itu harus dipastikan tumbuhnya ke arah mana. Mungkin, sehari atau dua hari setelah menikah belum terlihat adanya masalah. Tapi kita kan gak tau sebulan atau dua bulan setelahnya, akan muncul masalah seperti apa?" Wahyu mengangguk paham, dia juga memperhatikan setiap gerakan tangan yang dilakukan oleh Lussy.

"Dan ikatan pernikahan itu engga bisa langsung putus gitu aja, sebulan nikah terus besoknya cerai? kan ga mungkin. Buang-buang energi, waktu, belum lagi uang buat nikah itu engga murah loh, terus nanti harus urus perceraian juga pake uang."

Wahyu tidak tahu kalau Lussy sudah memikirkan hal sejauh itu. Umur mereka yang selisih lima tahun, Wahyu akui bahwa gadis ini punya pribadi yang lebih dewasa dibanding gadis seusianya. Dia menuangkan cola ke dalam dua gelas di meja, lalu berkata, "Tapi orang tua kamu gimana? kok bisa awet sampai sekarang?"

SEJAWAT || SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang