3.8 ARJUNA DWI PRASETYO

110 28 0
                                    

Arjuna dalam serial film India sangat dikagumi karena visual dan sikapnya. Tampan, gagah, berani, dan diceritakan bahwa sosok tersebut memiliki beberapa istri. Sedangkan, Arjuna Dwi Prasetyo bukan termasuk ke dalam jenis Arjuna yang itu. Jangankan istri, selama hidup dua puluh lima tahun tidak ada yang bisa dia sebut mantan. Walau sebenarnya dari tampang Arjuna yang ini juga tidak kalah tampan, hanya minus pada sifat humor yang menyerempet absurd.

Arjuna tipe manusia yang mudah jatuh cinta, tapi tidak pernah menyatakannya secara langsung. Dalam kisahnya sendiri, Arjuna sosok laki-laki penuh pertimbangan, sifatnya yang lebih dewasa dari teman sebaya secara tidak langsung terbentuk saat dia ditinggalkan oleh orangtuanya. Ditambah pengalaman paling kelam melihat kakaknya hancur karena seorang laki-laki membuatnya sering bertanya pada diri sendiri tentang seberapa baik dirinya bagi perempuan lain. Terhitung sudah tiga kali dia merasakan jatuh cinta pada ketiga wanita yang berbeda, nahas semua kandas tanpa pernah diutarakan. Seperti saat ini, dia menyimpan rasa pada Dayana yang menurutnya akan kandas lagi dalam beberapa hari kedepan.

"Hai," sapa Dayana melambai tangan padanya.

Kalian pernah dengar kalimat 'pucuk dicinta ulampun tiba'? Nah, Arjuna tidak menyukai kalimat itu. Karena pada kenyataannya Arjuna sedang tidak ingin bertemu dengan gadis itu untuk waktu yang lama, dia ingin menjaga hatinya tetap pada kadar waras. Namun, takdir sedang bermain-main dengannya dan mempertemukan mereka dalam  beberapa ketidaksengajaan.

"Hai." Arjuna menyapa balik lengkap dengan senyum paling sempurna yang dia punya. "Nyari kakaknya?" sambungnya sembari mendekat ke arah gadis itu.

Dayana mengangguk cepat, cuaca sore ini cerah sampai membuat gadis itu harus mengangkat sebelah tangan agar tidak terlalu silau.

"Mau nunggu di dalem aja, ga? di sini lumayan panas," tawar Arjuna menggeser membelakangi matahari yang cukup melindungi Dayana dari sorotan.

"Sebentar lagi keluar, katanya udah di lift," jawab Dayana tersenyum ramah.

Kalau dilihat kembali, pakaian yang gadis ini kenakan lebih masuk akal daripada pertemuan mereka yang pertama dan kedua. Walau hanya memakai jeans kulot dan kaos lengan pendek hitam senada, membuatnya lebih terlihat seperti manusia normal.

"Oke, aku temenin," ujar Arjuna melangkah duluan menuju bangku taman depan pintu keluar kantor. "Sini, pegel tau berdiri terus." Dia memerintah dengan dagunya.

Dayana menurut, dia duduk tepat disamping Arjuna memberi jarak demi kenyamanan masing-masing. Waktu terus berjalan mengiringi obrolan mereka, hanya seputar kenapa Dayana ada di Indonesia dan gadis itu menjelaskan secara singkat bahwa ada sedikit masalah dalam keluarga mereka. Setengah jam terasa begitu lama habis, Arjuna mendengarkan sedikit cerita dari Dayana sore itu hingga Aksara menjemputnya, tak lupa mengucapkan terima kasih telah menjaga adiknya. Dari semua dialog mereka, yang paling diingat adalah permintaan Dayana untuk diantar ke toko buku dekat apartemen Arjuna.

"Nanti aku kabari lagi," pamit Dayana meninggalkan Arjuna yang berharap hari itu benar-benar tiba.

---

"Ada angin apa anjir tiba-tiba ngajak jalan," ujar Dimas, berjalan di sebelah kiri Okta yang juga ikut.

"Udah lama aja ga ngopi, sama sekalian mau liat booth pameran kaos si Satya. Kemarin dia bilang ikut nyewa juga di sini," jawab Arjuna sambil menyapu pandangan melihat banyaknya barang atau makanan yang di jual.

"Rame banget padahal bukan weekend, orang-orang ga ada yang sibuk apa, ya?" celetuk Patih, tangan kanannya sudah berisi takoyaki yang dia beli di depan gapura banget.

"Mahen ga jadi ikut apa gimana?" tanya Okta menepuk pundak Arjuna yang sedang memotret anak kecil makan gulali.

Lelaki itu mengangguk, "Bokapnya masuk ugd."

SEJAWAT || SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang