3.3 JORDAN ADIAWINSA

116 33 0
                                    

"Yang, ada waktu engga?" Jordan menanyakan itu lewat video call yang tersambung dengan Selina.

Dia melirik jam tangannya sekilas. "Ada yang, tapi nanti jam sebelas malam," jawabnya menatap Jordan dari layar ponsel.

Lelaki yang senyumnya manis itu berkata,"bukan sekarang, besok hari Minggu ada waktu engga? Mau jalan-jalan."

"Oh besok ya ada dong, kan aku libur yang," jawab Selina semangat, dia juga sudah lama tidak bertemu dengan calon suaminya itu, rasanya sudah sangat rindu dengan harum mask woodynya.

"Oke kalo gitu aku jemput besok ya," ujar Jordan senyumnya semakin mengembang. "Udah dulu, mau lanjut meeting. Habisin makannya, jangan lupa minum vitaminnya ya," lanjutnya seraya pamit.

"Iya sayangnya aku, kamu juga jaga kesehatan jangan minum kopi terus," ucap Selina melambaikam tangan, gemas sekali.

"Dadah sayang." Jordan juga melambaikan tangan, video call diputus oleh Selena karena Jordan tidak akan memutus duluan.

Kaki jenjangnya melangkah menuju lift yang akan tertutup, beruntung Aksa melihatnya jadi dia menahan pintu agar Jordan bisa ikut gabung. Sudah ada delapan orang di dalamnya, termasuk Aksa, Arjuna, Jordan, dan sisanya para karyawati.

"Rapat kali ini bahas apa pak Juna?" tanya Jordan yang belum mengetahui tujuan dari rapat dadakan ini. Karena di sini ada karyawan lain bahasa yang digunakan juga formal.

Biasanya, Sangga akan memberitahu jajaran pimpinan selambatnya sehari sebelum rapat di mulai, tapi kali ini benar-benar sangat mendadak. Dia hanya mengabari lewat grup bahwa lima belas menit lagi akan ada meeting.

"Yang pasti bukan bahas dokter Selina, soalnya dokter Selina cuma punya pak Jordan seorang," ledek Arjuna yang sempat mendengar sedikit percakapan dari pasangan romantis satu ini.

Bukannya marah, Jordan malah tersenyum manis. "Kamu gimana, Jun? Udah ada calon belum?" Jordan melempar serangan kepada Arjuna yang mulai salah tingkah.

"Ada pak, cuma masih saya yasin-kan," pengakuan dari lelaki dengan kacamata bingkai hitam menambah kesan 'anak hukum banget', sudah lama tidak melihatnya memakai barang itu.

"Loh kok di yasin-kan? emang jodoh kamu satu spesies sama teh Sekar?" Jordan mengernyit heran, karyawati yang sepertinya dari tim marketing sedikit membuka telinga sama-sama ingin tahu.

"Bukan pak, saya justru lagi berdo'a melindungi diri supaya perasaan saya gak berkembang kalau bisa sih di jauhkan." Arjuna mengatakannya dengan nada serius, tapi se-seriusnya Arjuna tetap ada lawaknya.

"Oh gebetan bapak setan?" celetuk Aksa yang sedari tadi menyimak, sukses membuat semua yang didalam lift terkekeh menahan tawa.

"Sembarangan kamu, Sa. Ganteng gini masa gebetannya setan?" protes Arjuna mendelik ke arah Aksa.

"Biasanya yang dibacakan Yasin langsung kabur itu kan setan pak," tukas Aksa dengan pemikiran paling rasional.

"Engga gitu Sa, aduh gimana ya jelasinnya saya bingung," desah Arjuna memikirkan cara terbaik agar mereka paham maksudnya.

"Simpelnya saya gak mau jadi Pak Patih season dua," ungkapnya tanpa jeda hingga membuat semua orang diam sejenak untuk mencerna kalimat tersebut.

Beberapa karyawati beroh ria, begitu juga dengan reaksi Aksa yang mengangguk paham. "Ajak log in, emang ga mau?" tanya Jordan, kelihatannya lelaki satu ini sedang aktif melakukan wawancara dengan semua orang yang dia temui. Apa itu hobi barunya?

"Engga gampang pak, prosesnya panjang dan ga mudah. Bisa aja sih kalo dia suka saya balik, pasti mau mau aja masuk islam. Tapi saya ga mau kalo pindahnya dia ke agama saya, karena saya, bukan karena Tuhan saya," jelas Arjuna yang telah memikirkan ini beberapa hari kebelakang.

SEJAWAT || SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang