2.4 ADIPATI JAYADARMA

273 57 0
                                    

Besok salah satu personil Paguyuban Maung berulang tahun. Biasanya acara seperti ini diatur Adipati, karena ide cemerlangnya tidak pernah habis. Ada saja rencana baru yang terlintas diotaknya. Jangankan urusan ulang tahun, sejarahnya Paguyuban Maung saja dia yang buat.

Paguyuban diambil dari bahasa Sunda, artinya perkumpulan orang yang sepaham. Maungnya itu singkatan dari Manusia Ulung. Jadi, Paguyuban Maung artinya perkumpulan manusia terbaik yang sepaham, bukan perkumpulan para harimau. Terus kumpulnya di Isekai, singkatan dari Istana Semua Kawan Idaman.

Balik lagi ke rencara surprise untuk Okta. Adipati sudah menjelaskan secara rinci lewat chat grup baru yang tidak ada Oktanya. Bahkan, rencana kali ini sangat rapih dan tertata, karena siapapun tahu Okta bukanlah orang yang mudah dikibuli.

Nanti si Okta disuruh dateng ke rooftop sama Jordan buat diajak curhat. Sampai Sangga marah karena Okta tidak ada di jam kerja, malah leha-leha di rooftop sama Jordan. Nah, disitu Wahyu tugasnya mengompori keadaan dengan mendesak laporan yang belum Okta selesaikan. Ditambah lagi Dimas meminta bantuannya untuk segera datang ke bagian service karena ada customer mengamuk.

Sampai di situ, Okta pasti kewalahan karena masalah semakin runyam. Berakhirlah dengan diadakan rapat dadakan untuk memberikan surprise ulang tahunnya. Adipati yakin banget, Okta gak akan curiga sama sekali. Masalah kemarin tentang isu kecemburuan, bakal jadi pertimbangan serius untuk Okta.

"Adi, gue mau ke minimarket sebrang. Mau nitip apa?" tanya Patih menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Em, nitip sosis satu sama es krim," jawabnya cepat, matanya tidak beralih sama sekali dari layar komputer.

"Oke." Patih memberikan jempol kanannya lalu hilang ditelan pintu.

Rasanya punggung Adipati harus mendapat peregangan, kerjaan hari ini cukup penat. Dia harus membereskan beberapa konsep yang dikirim Sangga kemarin. Projek iklan dari pemerintah tentang himbauan bencana alam seperti tsunami, gempa, dan longsor. Layar komputernya menunjukkan tentang solusi, pertolongan pertama, serta larangan apa saja yang harus masyarakat ketahui.

"Berarti konsepnya harus dibuat satu peratu, tapi tetep berkesinambungan," bisiknya pada angin setelah selesai membaca semuanya.

"Masuk," seru Adipati saat mendengar suara kentukan pintu, otomatis menandakan jika orang ini bukanlah salah satu dari teman-temannya.

"Permisi, pak. Saya ke sini untuk mengambil data yang dipinta pak Mahen," ujar Byanca, tangan kanan Mahen.

"Sebentar ya, belum selesai. Kamu duduk dulu aja," titahnya langsung dituruti oleh Byanca.

Selang setengah jam, pintu terbuka kembali menampakkan Patih yang tadinya tersenyum cengengesan langsung merubah raut wajah jadi agak serius.

"Ini es krimnya yang rasa coklat gak ada, gue beliin yang rasa vanilla aja ya," ucap Patih menyimpan keresek makananya di meja tepat depan Byanca.

"Kamu mau gak? saya beli banyak kok," tambahnya pada Byanca yang mulai bosan.

"Nih." Patih membuka satu cup es krim rasa strawberry lalu menyodorkannya.

"Terima kasih pak," ucap Byanca kegirangan menerima es krim kesukaannya.

Semua adegan itu tidak luput dari pandangan Adipati, bibirnya tersenyum menahan tawa. Patih bukan orang yang se-kalem itu, hanya depan Byanca saja dia berperilaku demikian.

"Lagi nungguin apa, By?" tanya Patih mencoba berbicara dengan gebetannya dari tahun kemarin.

"File yang pak Mahen mau," jawab Byanca pelan setelah berhasil menelan es krim dimulutnya.

SEJAWAT || SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang