Lubang Yang Tak Kasat pt. 4

635 101 14
                                    

╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ-
╰┈➤ ❝ Karya kamu itu bagus loh dari pada yang lain. Kayaknya perselingkuhan udah jadi budaya di masyarakat dan bisa masuk kategori penghargaan. Lucu kan ya? Nama kamu bisa terpampang di Museum best of record : The Best Cheater In This World. ❞

Beepunyacerita | 22.12.2022

"Minta maaf sama istri kamu," perintah Yuno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minta maaf sama istri kamu," perintah Yuno.

"Pah, Jaehyun nggak berniat untuk lanjutin pernikahan ini," jelas Jaehyun bahkan rasanya tidak sudi dirinya meminta maaf kepada Y/N. Bukankah gadis itu yang salah hadir ke dalam hidupnya?

"Tapi bukan berarti kamu nggak mengakui kesalahan kamu. Kamu harus meminta maaf sama istri kamu. Y/N masih menjadi istri kamu. Papa nggak pernah mengajari kamu jadi laki-laki pengecut dan tidak bertanggung jawab, kamu jelas-jelas berkhianat. Kamu nggak malu sama tingkah kamu, hah!" Yuno pun mulai naik pitam karena tingkah anaknya. "Anak-anak kamu itu udah besar. Mereka bisa menilai gimana Papanya. Justru Papa yang malu sama kelakuan kamu. Kamu yang seneng-seneng, Papa yang malu," tekan Yuno.

Jaehyun menunduk. Merasa bersalah? Tentunya tidak. Dia hanya sedikit menyesali mengapa si kembar tidak memilih bersamanya yang bisa memberikan apapun yang mereka mau.

"Kamu masih berpegang teguh sama pendirian kamu rupanya. Sekarang kamu mau apa? Di sini ada keluarga kamu, ada istri kamu, ada anak-anak kamu ; Juna dan Janu. Papa kasih kamu satu kesempatan lagi, jangan sampai kamu mengecewakan mereka apalagi anak-anak. Kamu ini laki-laki, kamu harus bisa bersikap tegas sebagai seorang suami maupun sebagai seorang ayah."

Tanpa menatap Y/N, Jaehyun menoleh ke arah ke dua anaknya yang sedang menatapnya. Jujur saja Juna dan Janu masih mengharapkan sang papa memilih keluarganya dibanding wanita selingkuhannya itu. Setidaknya dapat mengurangi kekecewaan mereka nantinya. Mereka bisa saja memaafkan Jaehyun.

"Maaf, Papa mencintai tante Kanaya," ujar Jaehyun kepada kedua anaknya.

Bagai tersambar petir di siang hari. Semua orang yang mendengar kalimat itu tak percaya dengan ucapan Jaehyun yang lebih memilih Kanaya dibanding keluarganya sendiri, termasuk sang mama yang baru saja menuruni anak tangga.

Sebuah tamparan keras berhasil membuat Jaehyun terdiam. Juna yang menyaksikan apa yang baru saja dilakukan sang kakek pun menyunggingkan senyumnya. Kemudian dirinya melontarkan kalimat pedasnya. "Jan, mending kita main PS. Udah ketebak ending-nya gimana. Nggak seru ah! Males juga gue. Kita udah terbiasa nggak lihat 'orang itu' di rumah nggak sih? Nggak masalah kan kalau kita nggak lihat 'dia' lagi?"

'Orang itu' dan 'dia' yang ditujukan untuk Jaehyun. Sebegitu besarnya rasa kecewa Juna terhadap sang papa hingga tak ada rasa hormat lagi.

"Yuk dah, males juga gue! Mama, Opa, Oma, Jan dan Jun ke atas duluan. Nggak betah di sini," kata Janu meminta ijin. Mereka tak menoleh ke arah Jaehyun sedikitpun apalagi menyebut namanya pun rasanya malas. Sudah cukup mereka memberi peluang untuk Jaehyun. Sekali lagi Kanaya sudah berhasil membutakan sang papa.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang