Memiliki kecantikan dan kecerdasan tinggi tak selamanya mendatangkan keberuntungan bagi seseorang. Justru dapat menjadi bumerang bagi kehidupan sehari-hari.
Freya Agatha Vellyncia. Dia gadis yang cantik jelita dan memiliki segudang prestasi. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat datang di cerita pertama aku😆👋
Hargai penulis dengan vote and komen❄️
⚠️Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni dari pemikiran saya sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita itu hanya sebuah kebetulan dan tidak ada unsur plagiat sama sekali⚠️
Semoga kalian bertahan sampai ending cerita ini💫
Absen dulu kalian tau cerita ini dari mana➡️
Bertemu dengannya membuatku teringat akan seseorang yang sangat ku sayangi di masa lalu
~Erza Devano Alexander~
•
Matahari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur, burung-burung berkicau menyapa mentari pagi bersinar lembut, tak lama kemudian cahaya matahari mulai menerobos paksa melalui jendela kamar.
Terlihat seorang gadis yang tampak lengkap mengenakan seragam sekolah sedang duduk di meja belajar miliknya. Dia adalah Freya Agatha Vellyncia, seorang gadis cantik,baik hati,dan suka menolong.
"Semoga entar gak ada yang bikin gue darah tinggi," monolog Freya menatap lurus cermin yang di depannya. Entah mengapa ia merasa malas pergi ke sekolah hari ini.
Saat hendak bangkit dari duduk, ia mendengar suara yang memanggil namanya dari bawah tangga.
"FREYYY!"
"Sarapannya udah siap," pekik Maya Amora, Ibu kandung Freya.
Freya yang mendengar suara wanita paruh baya tersebut segera menuruni tangga untuk menuju ke meja makan. Sesampainya ia di sana, terlihat semua anggota keluarga telah berkumpul di sana.
Freya hanya mengambil susu hangat yang telah tersedia di meja. Selesai meminum, dia berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah lebih awal.
"Freya berangkat dulu," tutur Freya seraya menyalami kedua tangan orang tuanya tersebut, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Maya.
Dewangga Bagaskara selaku Ayah Freya tidak membalas ucapan pamit anak sulungnya tersebut. Dia sangat acuh terhadap kegiatan sehari-hari putri sulungnya.
Berbeda dengan si bungsunya yaitu Arabella Faradiba, Dewa sangat memanjakan gadis itu, menuruti semua permintaan yang keluar dari mulut kecilnya.
