Memiliki kecantikan dan kecerdasan tinggi tak selamanya mendatangkan keberuntungan bagi seseorang. Justru dapat menjadi bumerang bagi kehidupan sehari-hari.
Freya Agatha Vellyncia. Dia gadis yang cantik jelita dan memiliki segudang prestasi. Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam💐🌷
Hellow apa kabar kalean?😆👋
Siapa yang nungguin chapter ini😁☝🏻
⚠️Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni dari pemikiran saya sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita itu hanya sebuah kebetulan dan tidak ada unsur plagiat sama sekali⚠️
‼️DIDALAM CERITA INI TERDAPAT BEBERAPA TINDAKAN YANG TIDAK PATUT DICONTOH‼️
Jangan lupa penuhi setiap paragraf dengan komen kalian❄️
•
Pagi-pagi buta Freya sudah berkutat dengan peralatan masak yang ada di dapurnya.
"Masak apa sih, Frey?! tanya Maya yang tiba-tiba berada di belakang Freya.
"Eh, Bunda," Freya menoleh ke arah di mana Mamanya berada, "Lagi buat bekal."
"Buat siapa sih? Sampe sepagi ini buatnya?" tanya Maya.
"Ada deh!" ucap Freya rasanya ia tidak ingin memberitahu kepada Maya untuk siapakah bekal tersebut.
"Pasti buat Nak Erza?" goda Maya seraya mencolek dagu Freya.
Freya memutar bola matanya malas. Sepertinya dirinya tidak bisa menyembunyikan sesuatu terhadap Bundanya tersebut. Memang niat awal dia ingin memberikan bekal itu untuk Erza sebagai ucapan terimakasih karena beberapa hari ini telah membantu dirinya.
"Gak! Bunda itu sotoy banget!" sela Freya menggeleng cepat.
"Udah Bunda duduk aja, biar Freya yang masak hari ini!" Freya mengandeng Maya ke meja makan.
"Pasti buat Nak Erza, kan?! Udah ngaku aja. Kamu paling gak bisa bohong sama Bunda!" ucap Maya.
Freya menghela napas panjang. Memang dirinya ini tidak berbakat menyembunyikan sesuatu. "Iya buat Kak Erza."
"Sekarang Bunda puaskan?!" ujar Freya menyipitkan matanya. Maya hanya tersenyum menggoda tidak berniat untuk membalas ucapan putrinya.
"Udah Freya mau lanjut masak. Bunda duduk liat Freya aja atau mau ke kamar juga gapapa!" Freya berjalan ke arah dapur lagi.
Sementara Maya hanya menggeleng kepala melihat perilaku Freya yang tidak seperti biasanya.
