30. SAINGAN

4.2K 261 45
                                    

Kembali lagi bersama Mochi😁💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi bersama Mochi😁💗

Gimana nih kabar kalian? Sehat-sehat kan??

Hayyo siapa yang udah nungguin part ini??🙈

Hal apa yang buat Mochi seneng? Ngeliat setiap paragraf ada yang komen, meskipun hanya satu😁☝🏻

Jadi jangan lupa penuhi setiap paragraf dengan komen-komen kalian yaww💖

Klik bintang dipojok kiri🔥🔥

Yang terpenting
JANGAN SILENT READERS!!

⚠️Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni dari pemikiran saya sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita itu hanya sebuah kebetulan dan tidak ada unsur plagiat sama sekali⚠️

‼️DIDALAM CERITA INI TERDAPAT BEBERAPA TINDAKAN YANG TIDAK PATUT DICONTOH‼️

mochiayy
FOLLOW AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATE TENTANG FREZA

Erza meraih lembut dagu gadis itu agar menghadap ke arahnya lagi. Menatap netra cantik sang permaisuri yang membuat ia semakin jatuh cinta.

"Kakak jail cuma sama kamu, Sayang," tutur Erza mengelus pipi mulus Freya.

Secepat kilat, hati Freya berdebar sangat kencang. Pipinya merona layak tomat. Perutnya serasa ingin meledak mengeluarkan ribuan kupu-kupu.

CUUUPPPPPPPPP!

Satu kecupan di pipi chubby Freya. Saking gemasnya, Erza mengigit kecil pipi tembem itu.

Plakkkk

"JANGAN DI GIGIT!" jerit Freya menampilkan wajah tidak suka. Raut wajah yang semula ceria kini berubah menjadi merah padam.

Takut? Tentu saja tidak, justru Erza semakin mendekat ke arah Freya. Menyadarkan kepalanya di pundak gadis itu.

"M-maaf...." lirih Erza seraya memainkan jari-jari tangan Freya.

Tak menghiraukan ucapan Erza. Freya segera menyeruput ice coffee yang ada di depannya.

Setelah meminum ice coffee itu hingga habis tak tersisa. Freya beranjak dari sofa tanpa mengindahkan perkataan Erza tadi.

Erza tak suka diabaikan seperti ini. Mau tak mau ia harus melakukan hal nekat kepada gadisnya itu.

"AAAAAAAAAAA! TURUNI FREYA!!"

Suara menggelegar memenuhi ruangan. Spontan Erza mengangkat tubuh Freya seperti karung beras kemudian berjalan menuju ranjang.

"Turuni Freya!" Freya memukul kecil punggung lelaki itu. Erza mengabaikan permintaan Freya yang terus menerus meronta ingin turun.

FREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang