20. MALAM YANG SUNYI

4.4K 244 3
                                    

Kembali lagi bersama Mochi🪐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi bersama Mochi🪐

Sebelum lanjut baca, bisalah klik bintang doelu🤩

Absen pakek nama panggilan kalian dong➡️

⚠️Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni dari pemikiran saya sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita itu hanya sebuah kebetulan dan tidak ada unsur plagiat sama sekali⚠️

‼️DIDALAM CERITA INI TERDAPAT BEBERAPA TINDAKAN YANG TIDAK PATUT DICONTOH‼️

Jangan lupa penuhi setiap paragraf dengan komen kalian❄️

PEMBUNUH

NYAWA DIBAYAR NYAWA

DARAH DIBAYAR DARAH

KETUA VEROZIX PEMBUNUH

Erza membaca dengan lantang tulisan yang berada di dinding ruang tamu. Segera para inti Verozix menyusul dimana keberadaan ketuanya.

"ANJING! SIALAN!"

"GUE BUKAN PEMBUNUH!"

Erza memukul tembok berkali-kali sampai membuat tangan sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah.

"Udah, Za!" tegur Rakha menghampiri Erza dan membawanya duduk di sofa.

"Gue bukan pembunuh, Rakh!" lirih Erza terperosok ke lantai sembari menopang kepalanya menggunakan kedua tangan.

Kacau. Satu kata yang mendefinisikan pikiran Erza saat ini. Kembali mengingat masa lalu yang kelam, membuatnya hampir gila.

"Tenangin diri lo!" ucap Rakha yang berada di sampingnya.

Erza mengacak-acak rambutnya frustasi. Pikiran seketika buntu. Bayang-bayang tentang masalalu selalu menari-nari di kepala. Malam yang sunyi hari ini sangat membuat dirinya semakin jauh memutar memori masa lalu.

"Jangan terlalu dipikirkan, Za!" tutur Ervan ikut menenangkan.

"Lo gak salah dalam kejadian itu. Itu semua bukan kemauan lo!" sela Atha ikut mendudukkan dirinya disamping Erza.

"Gue yakin ini semua pancingan dari orang yang pengen liat lo ancur!" papar Atha lagi.

Erza menyaring semua perkataan yang keluar dari mulut temannya tersebut. Perlahan Erza mulai tenang dan bisa mengontrol emosinya.

"Gue harus gimana?" lirih Erza bertanya.

Inti Verozix saling melempar pandangan satu sama lain. "Gak usah lo pikirin!" ujar Gavi.

FREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang