7. Suara Tembakan

7K 273 0
                                    

Mention kalau ada typo.

Happy reading💐

🥀☕️

"Pak, maafkan kami. Andro Arsenio berhasil melepaskan diri lagi. Tapi kali ini kami berhasil melacak mobilnya. Kini dia menuju pinggiran kota."

"Kirim lokasi mobilnya pada saya sekarang."

Panggilan telepon di akhiri sepihak. Mobil hitam gagah lantas berbelok banting stir berputar arah. Pengendara di belakang pun berhenti mendadak sekaligus kaget menyaksikan mobil itu berputar arah secepat kilat.

Tak cuma itu, terdengar pula suara sirine polisi bertanda mobil itu sedang buru-buru untuk pergi kesuatu tempat. Padahal sang pengendara di dalamnya berniat akan menuju kantor polisi di pusat kota, namun mendengar kabar beberapa detik yang lalu, kini dia harus mengurungkan niat awalnya.

Sersan Devka Dominic adalah seorang detektif dari Unit Satres Narkoba (Satuan Reserse Narkoba). Awalnya Devka di pekerjakan di Jakarta, namun tak lama dia di pindahkan ke Jayapura karena memiliki keahlian yang cukup hebat dalam menangani kasus-kasus.

Tatapan tenang bagaikan danau yang fokus menyetir bukan berarti Devka sekarang sedang sabar. Tepat pada notifikasi masuk melalui ponselnya bertanda lokasi sudah di kirim, di saat itu pula Devka menginjak pedal gas membuat mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi. Emosinya memuncak bagaikan air mendidih. Pria itu sudah muak menangani kasus yang sama lagi untuk kesekian kalinya.

Di kediaman bangunan rumah sakit Kasena. Kira sempat berpesan pada Fawnia untuk melepaskan selang infus pada pasien yang akan pulang sore ini. Sementara yang memberi pesan tersebut ingin pergi ke lantai paling atas bangunan rumah sakit untuk menyaksikan keindahan sunset sebentar lagi.

Fawnia sempat kesal, tapi yasudahlah. Biarkan saja sahabatnya itu menikmati waktu sendirinya. Lagi pula, malam nanti Fawnia akan berjaga. Fawnia sudah seperti kelelawar sekarang. Malam berjaga dan siang tidur.

Langit sore hari ini cukup indah. Tak perlu rajin seperti Kira yang rela naik tangga sampai lantai paling atas. Duduk di area parkiran mobil seperti Fawnia saat ini saja sudah cukup untuk menikmati keindahan langit.

Duduklah Fawnia di sana setelah dia telah menyelesaikan tugas yang Kira pesan padanya. Ia silangkan kedua kakinya sambil bersandar di atas kursi plastik. Menengadah dan sesekali terpejam menikmati angin sore yang berhembus. Hingga suara mesin mobil berisik memecahkan ketenangannya. Fawnia menoleh ke arah sumber suara. Ia menemukan mobil Kijang Innova hitam baru saja parkir di area bangunan rumah sakit.

Fawnia yang kebingungan lantas bangkit dan melangkah mendekati mobil tersebut. Berniat bertanya kepada si pemilik mobil ada perlu apa datang ke sini.

"Permisi?" kata Fawnia pada saat ia menemukan seorang pria masih duduk di kursi kemudi. Diam berekspresi datar serta tatapan kosong ke depan. Fawnia ketuk kaca jendela mobil itu pelan sebagai isyarat kedatangannya.

Masih juga tak ada respon dari si pemilik mobil di dalam. Karena kaca film pada mobil tersebut tak terlalu gelap, dapat Fawnia lihat ada beberapa bungkusan plastik kresek di kursi jok sebelah dan juga belakang.

Terdengar suara sirine polisi dari arah belakang. Menolehlah Fawnia pada sunber suara. Dan pada saat itu pula si pemilik mobil membuka pintu dengan kasar hingga mengenai Fawnia dan membuat wanita itu jatuh terduduk di tanah. Pria itu berlari terbirit-birit seakan di kejar oleh setan. Sesekali dia terjatuh lalu bangkit lagi. Jatuh dan bangkit lagi. Terpincang-pincang namun tetap berusaha berlari masuk ke dalam bangunan rumah sakit.

TETAP BERSAMA [DIROMBAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang