Mention kalau ada typo.
Happy reading💐
🥀☕️
Jika Fawnia dan Marva berpisah selama 12 tahun tanpa hubungan apapun. Bebeda dengan Kira dan Devka berpisah selama 8 tahun setelah mengakhiri hubungan asmara mereka.
Alasan sederhana hubungan mereka berakhir karena keduanya mau fokus pada mimpi masing-masing. Pada waktu itu saat umur mereka sama-sama menginjak 22 tahun. Di mana mereka berdua sedang berada di masa sibuk-sibuknya. Di situlah Kira Revana sebagai orang pertama yang mengajukan pendapat untuk berpisah kepada Devka.
Lantaran hubungan mereka juga sudah merenggang. Sempat keduanya tak berkabar dan jarang bertemu. Bahkan Devka sampai curhat dengan Marva dan Jigel hingga nangis dan beringus sampai lumer-lumer layaknya lelaki yang habis putus cinta.
Marva dan Jigel adalah saksi betapa hancur dan kacaunya teman satu SMA mereka waktu itu.
Mungkin orang-orang banyak yang bilang: mana ada hubungan asmara berakhir baik-baik. Maka disitulah terbukti nyata jika Kira dan Devka berpisah secara baik-baik. Tapi memang Devka sulit untuk menerima hal tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu dia pun menyadari jika hubungan mereka memang harus di akhiri pada saat itu.
Tepat selesai makan siang. Di situlah Fawnia sudah rapi mengenakan pakaian casualnya. Hari ini ia akan melakukan seminar di salah satu kampus swasta Jayapura.
"Eh?" Fawnia kaget begitu keluar dari tenda ia menemukan Marva sudah berdiri di depan tendanya. "Mau kemana?" tanya Fawnia. Menyadari penampilan pria itu juga rapi.
"Ngantar lo, kan?" Marva menunjukan kunci mobil di tangannya.
Fawnia pandang kunci mobil itu lalu terkekeh ke samping kemudian kembali menengadah menatap wajah Marva di atas. "Lo kan kerja. Gue bisa sendiri." Fawnia menolak sopan.
"Lo nggak tau jalan kota ini. Biar gue yang ngantar."
Belum sempat Fawnia menolak lagi, pria itu sudah bersingkut duluan menuju mobil jeep wranglernya yang terparkir di depan gedung rumah sakit. Masuklah keduanya ke dalam mobil, dan tak perlu menunggu lama mobil itupun melaju pergi dari sana, meninggalkan kepulan debu tipis yang tercipta dari rodanya.
Sesampainya di kampus, Fawnia langsung di arahkan oleh panitia untuk segera duduk di kursi atas panggung. Sementara Marva duduk di kursi bagian depan penonton.
Pria itu bersadakap menikmati acara yang berlangsung.
"Perkenalkan nama saya Fawnia Marqueendy. Saya adalah Dokter spesialis kesehatan jiwa. Atau panggilan umumnya adalah Psikiater."
Tersenyum Marva saat itu. Tegak kepalanya menatap lurus pada Fawnia di depan. Bangga sekali ia melihat sosok perempuan di atas panggung sana yang sedang melakukan public speaking. Beberapa menit berlalu tiba-tiba saja Fawnia bangkit dari kursinya sambil memegang mic siap menjelaskan apa itu penyakit mental.
"Penyakit mental bisa di sebut juga sebagai gangguan kejiwaan adalah kondisi yang melibatkan perubahan suasasana hati, pikiran, perilaku, atau kombinasi di antaranya." Tangannya bergerak-gerak mengikuti ritme suaranya.
"Teman-teman, penyakit mental tidak boleh di anggap sepele. Karena bisa jadi orang di sekitar akan terkena dampaknya. Contoh penyakit mental terdiri dari depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma atau PTSD, gangguan obsesif kompulsif atau OCD, dan psikosis."
KAMU SEDANG MEMBACA
TETAP BERSAMA [DIROMBAK]
Genç KurguFawnia, dia adalah seorang Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa. Dia bekerja di rumah sakit milik Kakaknya. Berita mengenai kecelakaan proyek tak sampai di telinga Fawnia maka saat ia berniat menemui sahabatnya, Kira di IGD. Psikiater itu pun terkejut me...