5. Rencananya

1K 93 12
                                    

"Om sama Tante harus coba sih masakan Mamanya Tata. Enak banget." Si gadis menggebu-gebu setelah membandingkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya, sama-sama enak katanya. Dua masakan enak itu pasti akan berhasil meledak di pasaran kalau dua koki terbaik bernama Ibu sedang berkolaborasi membuat usaha rumah makan.

Adam menghela napas, entah karena napasnya yang sudah tidak lega atau tidak nyaman dengan keberadaan Tata. Sudah lama sejak nafsu makan Adam hilang dia memilih untuk makan di kamar bukan mengganggu nafsu makan keluarga kecilnya juga.

Garpu dengan daging sapi sebagai mahkota menghampiri mulut Adam. Tidak peka, Adam tak lantas mengerti dan malah menatap mata Tata dengan tanda tanya. Tanpa bahasa yang terucap Adam mengerti, ia memakan daging itu. Refleks, pasangan paruh baya itu tersenyum hangat. Sudah sejak sekian lama Adam mati rasa, atau mungkin bisa merasakan hal-hal sakit saja. Kini bisa semanis itu dengan seorang wanita.

"Hazel apa kabar?" Lagi, gadis lucu itu menanyakan soal keadaan sosok fiksi yang bagi Adam sudah lenyap sejak dia memutuskan untuk berhenti menulis.

"Hazel sedang menikmati bintang dan berharap Kevin kembali bersama bintang jatuh." Mata Tata berkaca-kaca, akhirnya Adam mau menanggapi hasrat hausnya terhadap cerita itu.

"Kasian, terus ...?" tanya Tata, belum ditulis saja sudah menangis. Apa-apaan anak ini? Batin Adam.

"Aku mau makan, Ta." Jujur saja Adam hanya ingin menghindari topik tidak masuk akal ini.

" Jujur saja Adam hanya ingin menghindari topik tidak masuk akal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esoknya, Tata tak berani membolos lagi. Ada surat teguran yang mampir ke surel orang tuanya, sungguh menyebalkan. Jangan sampai ada yang tahu kalau dia membolos untuk menjenguk laki-laki. Membayangkan Adam kenapa membuat hatinya berdebar-debar, ya? Tata menggeleng cepat mengusir diagnosis bahwa dia jatuh cinta dengan orang yang sekarat itu.

"Libur tahun baru mau kemana, Ta?" Tiba-tiba saja Cia mensejajari langkahnya. Gadis di sebelahnya Tata ini pasti sedang memikirkan destinasi-destinasi padahal raportnya belum tentu selamat.

"Hutan." Terdengar konyol bukan rencana Tata? Di hutan, tempat yang jauh dari peradaban. Nyamuk pasti akan berterbangan di musim seperti ini.

"Hutan? Lo bercanda, Ta?" tanya Cia tak percaya, apakah buku Jenggala membuatnya hidup seperti gorila? "Ta, Adam yang nulis buku aja kayaknya nggak pernah ke hutan."

"Justru itu, Ciaaaa! Karena Adam nggak pernah ke hutan, tapi dia suka pohon. Suka tumbuh-tumbuhan, suka hutan. Makanya mau gue ajak ke hutan." Menurutmu apa hubungan penulis dan pembaca ini sehat? Apa tidak terlalu berlebihan? Apa tidak terlihat seperti memiliki sebuah perasaan.

" Menurutmu apa hubungan penulis dan pembaca ini sehat? Apa tidak terlalu berlebihan? Apa tidak terlihat seperti memiliki sebuah perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya mohon, Tante, Om. Saya janji bakal jaga Mas Adam. Saya janji Mas Adam nggak bakal digigit nyamuk." Sore ini Tata langsung memohon, dua tangannya bersatu seperti memohon ampunan yang maha kuasa.

"Apa, sih, Ta? Kita bahkan belum nolak kamu." Sania menggeleng, merasa Tata adalah gadis terlucu yang dia kenal.

"Bawa saja Adam, kalau ada apa-apa cepat hubungi kami, ya?" Damar lantas mengelus rambut hitam seleher itu. Punya mantu sepertinya adalah hal yang paling dia nanti, meski tidak tahu hal itu akan terlaksana atau tidak.

"Yeaaay!" Tata tak berpikir dua kali untuk memeluk Sania, begitu pun sebaliknya. Oh ya, besok Tata ingin mengajak Adam piknik rencananya. Di hutan dengan masakan Ibu masing-masing.

Telinga Adam mendengar samar percakapan itu dari kamarnya. Tersenyum, entah karena sebentar lagi akan bertemu hutan atau karena dia akan menghabiskan waktu di hutan bersama Tata. Gadis cantik yang tiba-tiba membuatnya memiliki beberapa patah kata untuk ditulis.

Suara kaca pecah, pada jam dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kaca pecah, pada jam dini hari. Tak lantas membuat kedua orang tuanya bangun, padahal Adam sudah kehabisan napas bersamaan dengan dadanya yang nyeri tak karuan. Ia merasa setiap menarik napas meninggalkan luka.
Adam sedari tadi hanya dapat membuka mulutnya, mengais udara yang seolah menjauh dari dirinya. Mata Adam melotot, marah karena tak kunjung mereda sakitnya.

"Maaahh!" Adam merasa berteriak tapi suaranya hampir tak terdengar, tangan layunya mengambil buku di rak dan sekali lagi melemparnya ke jendela. Berusaha menimbulkan suara bising.

Lampu tengah menyala, artinya orang tuanya bangun. Adam tersenyum, beberapa saat lalu ia pernah mengalami kejadian serupa tapi dia memilih diam dan berharap cepat-cepat mati. Tapi hari ini, dia akan berusaha hidup setidaknya sampai dia berkencan dengan Tata di hutan. Adam ingin melihat hutan, ah tidak. Adam ingin melihat Tata.

----

Aku lagi bucin banget sama Prince tolong 😭😭 tolong kalian komen ya kalo udah baca, support aku untuk nulis karena jujur aku terlalu jatuh cinta sampe pengen halu aja.

Rumpang [Terselesaikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang