11. Angsa

725 52 7
                                    

Terjadi beberapa debat sengit di keluarga Darmawangsa. Pasalnya, sudah lama sekali sejak putra mereka berhenti bersekolah sebab masalah kesehatan. Sekarang, Adam ingin kembali bersekolah (lagi) di saat kondisinya sama sekali tidak membaik.

"Just let him." Damar berusaha meyakinkan isterinya yang keras kepala.

"He is so much in pain! Please realize your Son!" Sania bersih keras untuk menolak. Kemudian pria bertubuh jangkung itu memeluk  sayang.

"So much pain, but at least he still alive. For now."

Sedikit canggung memakai pakaian ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedikit canggung memakai pakaian ini. Pakaiannya agak berbeda dengan seragam sebelumnya, dulu ia bersekolah di sekolah Internasional yang mana memiliki seragam khusus. Namun, putih abu-abu bukan hal buruk juga. Pagi-pagi pukul enam, sedikit membuat Adam menggigil karena biasanya ia akan bangun semaunya.

Setelah menyisir rambut legamnya, Adam beralih membenarkan selang oksigen di hidung bangirnya. Sedikit ragu untuk ke sekolah dengan keadaan begini, kalau bisa bernapas setidaknya sampai pulang sekolah saja pasti Adam sudah membuang benda itu jauh-jauh.

Sepuluh kilo meter dilalui dengan tenang. Damar mengantarkannya ke sekolah dengan selamat, jantungnya agak berdebar-debar. Adam melangkah masuk ke dalam gerbang sekolah. Menyeret oksigen Dengan dibumbui berbagai mata yang menyorotnya membuat Adam sedikit grogi, atau sangat grogi.

"Mas Adaaaaam!" Suara cempreng itu membuat Adam mengalihkan pandangannya, gadis dengan tas punggung yang nampak lebih besar dari proporsi tubuhnya itu menghampiri Adam. "Selamat datang."

Adam tersenyum manis, sedikit berdegup kencang melihat Tata lebih cantik dari biasanya---menurut Adam.

"Sekolah kita dipake syuting sinetron kah?" tanya seorang perempuan berambut sebahu yang lewat. Adam mengkerutkan kening, maksudnya?

"Sosial eksperimen." Ternyata jauh-jauh hari Tata sudah mempersiapkan ini semua, berpura-pura lah Tata bahwa dia tahu kalau sekolah ini akan diam-diam membuat sosial eksperimen. Bagaimana bullying berlaku di anak yang kurang beruntung seperti Adam. Akhirnya demi image yang baik, semua orang siap sedia memperlakukan Adam dengan layak.

"Diam-diam aja tapi, sesst!!!" Tata membuat gestur isyarat dengan telunjuk tepat di bibirnya yang monyong.

"Apa, sih, Ta?" tanya Adam. Tata menggandeng tangan Adam pergi dengan senyum yang lebih cerah dari cuaca hari ini.

 Tata menggandeng tangan Adam pergi dengan senyum yang lebih cerah dari cuaca hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumpang [Terselesaikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang