17. Kesan

898 59 26
                                    

Adam marah kala orang tuanya meminta ia untuk diam di rumah, karena Adam berdiri saja sering jatuh karena anemia. Darah yang terus-menerus keluar membuatnya seperti ini, tapi dia tak peduli. Kepalanya berputar-putar, napas Adam buru-buru.

Pemuda tampan itu mengaitkan satu persatu kancing kemeja putih yang dia pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda tampan itu mengaitkan satu persatu kancing kemeja putih yang dia pakai. Hanya sampai tengah, cara pakai kemeja ala Adam memang begitu. Membiarkan tiga kancing terbuka.

"Dam, iya. Papa anterin, ya? Mama sama Papa nggak akan ganggu kamu," ujar Damar saat anaknya itu marah sambil bersusah payah menarik tabung oksigennya keluar.

"Mama bawa kue, ayam, semua makanan kesukaan Tata. Ya?" Sania hampir menangis, Adam melihat sebuah virus yang menular antara Tata dan Ibunya. Dulu Sania adalah wanita karir yang anti menangis, sekarang cengeng seperti Chandrika Calista.

Adam menghela napas, menyerahkan kunci mobil yang tadi dia rampas pada Damar. Kedua orang dewasa itu tersenyum lega lantas melenggangkan mobil berwarna hitam mereka ke jalanan.

---
Dalam mobil, Adam sadar bahwa dua pasang mata itu sesekali melirik ke spion tengah. Menatap dirinya yang sedang bersandar sambil membiarkan jendela mobil terbuka, lantas membiarkan angin masuk. Akhir-akhir ini dia memang sering gerah.

"Bahkan Adam belum buat sebuah kesan yang berarti di sekolah." Adam tersenyum kecut, sekolah hanya kuat dua hari. Sisanya tidur dan kesakitan.

"Kata siapa? Makanya cek hp Adam." Damar bersuara, benar juga. Selain pesan dari Tata, tidak ada pesan yang dia buka.

Adam tersenyum melihat pesan-pesan yang terus bergulir turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam tersenyum melihat pesan-pesan yang terus bergulir turun. Cepat sekali mereka menyadari bahwa Adam untuk pertama kali membuka pesan grup.

Sampai Adam menulis pesan singkat.

'Thanks a lot guys. I hope you could give me the sweet poem in the gambling between my life and death.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumpang [Terselesaikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang