Entah sejak Minggu ke-berapa, aku mulai berani menulis pendapatku tentang persoalan yang menarik minatku di Instagram.
Jadi, boleh main ke IG @onlyana23.
Kadang, aku bagi pemikiranku berdasarkan pengetahuan yang aku dapatkan tentang situasi lagi viral.
Kadang, aku melihat dari sisi kacamata lain dari sebuah kondisi yang menurutku paling menarik dan jarang dibahas sama yang lain.
Kadang juga, aku bagi review buku yang pernah kubaca.
Dan, tentunya, promosi tipis-tipis soal bukuku yang Alhamdulillah akan naik cetak di tahun 2023!
Tapi, nggak semua hal bisa aku bagikan di Instagram. Karena setelah aku melihat impresi konten-ku, ternyata bisa menjangkau lebih dari 500 orang perkonten yang separuhnya itu bukan pengikutku.
Jadi, agak menyeramkan juga ya membagikan sesuatu dan ternyata dibaca oleh orang yang nggak kenal aku. Rasanya agak tertekan aja.
Akhir-akhir ini pun aku sering merasakan 'penyesalan' datang mendadak, padahal aku lagi mengerjakan sesuatu yang lain. Berasa habis melakukan kesalahan, tapi aku nggak tahu itu apa. Bikin aku mereview kembali apa yang sudah aku lakukan (yang padahal nggak ada yang salah gitu. Jadi bikin capek diri sendiri aja). Parahnya, bisa sampai deg-degan. Seolah-olah aku bener-bener salah.
Aku masih nggak ngerti itu kenapa. Sepengetahuanku, sih, karena aku itu introver dan pemalu banget yang otomatis akan sangat peduli sama pendapat orang lain terhadapku (yang nggak kenal sekali pun). Ditambah kepribadian INFJ yang paling nggak bisa menerima kritik (Kayak bencana banget ada orang yang mengkritik INFJ karena INFJ itu selalu perfeksionis dalam pekerjaan apa pun. Kebayang, kan, gimana nyeseknya kami yang sudah susah payah mengecek sebuah karya, misalnya, untuk disebarkan. Eh, ternyata ada sesuatu yang lolos buat dikritik).
Ya, capek banget, memang.
Tapi kalau memang itu kesalahan, INFJ bisa legowo. Cuma di awal pasti kesel wkwkwk dan butuh waktu untuk menerima kritik itu.
Menurutku, karena sifat itu, sih, jadi secara random suka datang rasa penyesalan yang cukup mengganggu. Bikin kesel sendiri, "Emang salah aku apa, sih?"
Haha. Ya sudahlah, ya. Padahal bukan mau bahas ini, tapi yang ada di otak begini. Ya sudah saya tulis saja.
💞
Jadi, sebenarnya aku lagi agak stres sama buku. Baru membayangkan aku harus baca buku malah jadi terbebani.
Dan, aku mencoba nulis ini karena pengin nyoba menguraikan apa sih sebenarnya yang ada di kepala saya soal buku?
Oke, kita mulai dari langkah pertama.
Apa yang saya rasakan sekarang?
Tertekan.
Tertekan kenapa?
Dari awal tahun 2022, aku sudah bilang ke diri aku sendiri bahwa aku akan berlangganan Gramedia Digital di akhir tahun. Alasannya adalah karena ternyata aku lebih menyukai isi buku ketimbang memeluk mereka dalam bentuk fisik. (Kecuali memang buku-buku yang menurutku menarik banget, apalagi kalau cover-nya cakep. Bakal kukejar, tuh, buku haha)
Dan, qadarullah, aku menang lomba nulis dari Elex Media terus hadiahnya dapat voucher gratis GramDig sebulan. Ya, lumayan wkwk
Harusnya aku senang dong, ya? Harapan kecilku yang niatnya mau berlangganan sendiri eh malah digratisin sama semesta haha.
Tapi, sayangnya, aku malah tertekan.
Apalagi tuh voucher hangus lagi akhir tahun. Jadi, aku merasa 'bertanggung jawab' harus pakai hadiah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Diary
RandomKetika Kata Bercerita~ Hanya tulisan suka-suka milik Ana agar tak lagi sesak di kepala. ©Copyright Onlyana 2020