💞 Mental Illness feat Karyaku

541 75 42
                                    

Apa orang yang menulis tentang juru masak harus ahli masak?

Apa orang yang menulis tentang CEO harus jadi CEO di sebuah perusahaan?

Dan apakah orang yang menulis tentang mental illness harus sakit dulu mentalnya?

Aowkwkw ya nggak lah ya😂

Tapi, kadang aku suka heran sama yang bertanya, 'Kak, ini ceritanya dari teman terdekat kakak ya?' atau 'Kak, tokoh ini nyata ya kak?'

Emangnya kenapa kalau murni fiksi? Emangnya kenapa kalau tokoh aku inspirasinya adalah orang yang jauh denganku?

Beneran nanya itu karena aku suka heran aja🤣

Kalau aku sendiri, meskipun suatu cerita 100% fiksi, tapi aku yakin si penulis menggambarkan sesuatu sesuai pengalaman atau apa yang pernah dia lihat dan dia rasakan, jadi kalau dianggap nyata kisahnya terjadi, ya bisa jadi. Toh, hidup nyatanya lebih drama dari sinetron. Bahkan sinetron sendiri ngambil ceritanya dari kisah sehari-hari.

Banyak kisah yang aku jumpai di sinetron atau film itu terjadi secara nyata bahkan lebih mengerikan. Apalagi setiap nonton berita ini atau itu, kasus pembunuhan anak sekolah bahkan sama keluarganya sendiri :( Itu kisah nyata, tapi masih banyak orang yang seolah-olah tutup mata. Nggak mau tahu.

Dan aku ingin menjadi bagian yang mampu menceritakan seberapa 'gila'-nya dunia nyata lewat aksara, bukan untuk orang lain tapi untuk diri aku sendiri. Karena emang dunia nyata tuh lebih gila menurutku😭

Jadi kalau yang masih merasa ceritaku mungkin berlebihan untuk anak remaja atau terkesan tidak masuk akal dari si pemikiran tokohnya, mungkin kalian yang mainnya kurang jauh :(

Seperti moto menulisku yang kupikirkan berjam-jam aowkwk

Sang pencipta di dunia khayalnya, yang mampu mengajakmu mengelana dunia nyata, lewat aksara.

Yah, mari berkelana denganku.

Aku akan mengajak kalian bahwa hal tersulit dari menyelesaikan masalah adalah menyelesaikan konflik dari diri sendiri.

Terkadang, masalah itu simpel, tapi bisa jadi rumit karena pola pikir kita dan perasaan yang kita kedepankan. Karena diri kita sendiri.

Mungkin sejak aku menulis Memorable Chaos, aku baru sadar aku suka menulis kisah yang mengulik cara berpikir seseorang sampai hal-hal apa saja yang bisa membangun karakter sampai sedemikian rupa.

Dan aku selalu tertarik untuk menulis kisah seperti itu seolah nggak kehabisan ide. Karena cerita bisa hidup karena karakternya yang kuat. Dan apa yang disebut karakter itu bukan sifat baik dan buruk aja, tapi cara pandang, tinggi badan, latar belakang sosial dan pendidikan, kebiasaan, hobi, banyak deh.

Dan bila hal itu digali lebih dalam, itu bagi aku sendiri sangat luar biasa. Masalah yang sama bila dikasih pada dua karakter yang berbeda ya penyelesaiannya juga bisa berbeda. Sangat berbeda, malah.

Jadi kalau kalian tanya aku gimana cara nulis yang bagus, ya perkuat aja karakternya 😂 aku nggak tahu lagi yang lain. Kalau urusan kepenulisan aku juga masih belajar.

Dan isu Mental Illness menjadi salah satu topik yang mungkin akan sering aku angkat. Nggak perlu jauh-jauh deh, depresi atau stress berkepanjangan itu udah pasti diadaptasi di berbagai cerita.

Kalau stress biasa ya kalau masalahnya ilang, stresnya ilang. Pagi-pagi stress, sorenya bisa riang lagi. Itu wajar.

Tapi kalau depresi bener-bener jangka waktunya cukup lama sampai mempengaruhi kehidupan maupun cara berpikir dia.

Di beberapa cerita yang sudah kutulis, aku pernah bahas seseorang yang trauma, bukan sekedar dia ketakutan, tapi gejala-gejalanya gimana sampai muncul halusinasi, itu udah cukup parah sih.

Terus broken home (mungkin masuknya depresi juga, tapi aku nggak yakin. Bukan tugas aku yang bilang bener atau nggak. Itu tugas psikolog atau psikiater).

Yang jelas, aku ngerasa anak broken home itu pasti beda aja pemikiran dia memaknai sebuah keluarga dan akan sangat berpengaruh pada aktivitas dia sehari-hari.

Misal, anak nakal terus pas ditelusuri ternyata ortunya cerai. Orang-orang pada mewajarkan, 'oh, pantes.' ini berarti secara nggak langsung emang mempengaruhi pertumbuhan si anak.

Dan kalau dijadikan sebuah cerita, itu menarik dan kayanya nggak akan pernah sepi peminat wkwk.

Dan ada penyakit mental yang baru aku angkat lagi di cerita terbaruku (Nggak mau ngasih tahu biar kepo) dan melihat komentar pembaca, ya mereka kebingungan dia sakit apaan😂 tapi alhamdulillahnya mereka nggak ngerasa kaget dan justru mewajarkan, "Ini hal yang bisa aja terjadi kok."

Aku seneng banget sama yang begitu...

Jadi apabila kalian suka mengelana dunia nyata lewat aksara yang aku punya, pasti kalian akan menemukan keanehan dari sifat, sikap, pemikiran, atau gimana cara mereka (tokoh-tokoh) nyelesain masalah itu, yang aku rasa selalu unik. Dan itu menarik :)

Aku harap dengan cerita yang aku tulis, khususnya buat aku sendiri, bisa menyadarkan bahwa dunia itu nggak selalu seindah tapi nggak juga sekejam kelihatannya. Tergantung gimana kita memaknai dunia itu sendiri.

Dan alasanku suka menulis adalah, 'Nasehatin diri sendiri itu sulit.'

Makanya aku menulis karena seolah-olah aku bisa melihat orang lain sedang menasehati yang lainnya, yang padahal bisa aja aku yang sedang ada di posisi terpuruknya. Bikin sadar. Bikin bisa mikir jernih buat nyelesain masalah.

Jadi, aku harap yang nyasar di lapak ini makin bisa melihat bahwa manusia itu unik. Nggak bisa disama-samain. Dan semua orang itu istimewa. Seperti banyak orang yang bilang, 'Setiap jiwa adalah pemeran utama dalam kisahnya masing-masing.'

Dan aku percaya itu.

Love,

Onlyana yang nggak tahu sebenernya ini nulis apa🤣

2 Mei 2020

Only DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang