💞 [15 April 2022] Perjuangan itu Selalu Menyiksa

30 3 2
                                    

Hai hai!

Karena aku berada di fase mood swing, akhirnya aku memutuskan untuk menumpahkan keresahan di Only Diary sajo~

Jadi waktu itu aku pernah nulis di snapgram bahwa aku berharap sejak bulan ini aku bisa lebih profesional terhadap diri aku sendiri. Kenapa?

Karena setiap aku mengerjakan sesuatu untuk orang lain, aku pasti bisa mengerjakannya dengan cepat, bahkan kadang memaksakan diri di saat badan udah nggak bisa diajak kerja sama. Tapi kenapa setiap aku ingin membuat sesuatu untuk diri aku sendiri, aku selalu merasa hal itu bisa ditunda. Hal itu bukan sesuatu yang urgent. Hal itu nggak sepenting ketika aku menganggap permintaan orang lain adalah tanggung jawab aku.

Dan hal itu yang membuatku merasa stuck. Aku nggak berkembang.

Padahal sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang selalu lebih baik dari dirinya yang kemarin.

Kalian pernah nggak sih ngerasa kalau diri kalian itu terjerat sama sesuatu? Entah medsos, film, rebahan, padahal dalam diri kalian pun menginginkan prestasi. Seenggaknya ada hal yang membanggakan gitu selama hidup.

Aku yakin pasti semua ngerasin sih ya .... Apalagi dengan berkembangnya medsos seolah-olah dunia ini terlalu cemerlang untuk kita yang kekurangan cahaya. Seakan-akan cuma yang punya harta yang bisa menikmati dunia. Seakan-akan cuma hal bahagia yang patut dibagikan.

Dan sayangnya, kita nggak sedang berada di posisi itu. Cuma bisa jadi penonton.

Dan kadang, perasaan itu bikin kita merasa kecil, nggak berguna, nggak layak berada di dunia ini. Seperti tersisihkan.

Hal itu wajar banget dirasakan dan nyambung sama pembahasan awal.

Kenapa kita punya waktu jadi penonton di saat kita bisa gunakan waktu itu untuk upgrade diri? Kenapa kita masih bisa update kabar terbaru, tapi bisa lupa memperbarui diri yang sudah tersisihkan ini?

Orang yang kita tonton, nggak pernah menonton balik kita.

Orang yang kita jadikan panutan, menjadikan orang yang lebih besar lagi sebagai panutan mereka.

Jadi kenapa bisa-bisanya kita masih mengeluh dan merasa nggak berguna di saat kita bisa pakai waktu itu untuk melakukan sesuatu yang berguna?

Merasa nggak bisa melakukukan apa-apa?

Kalau kata Kak Alvi Syahrin, coba bangkit dari kasur dan rapikan kamarmu. Sudah?

Kamu yang ngaku nggak bisa apa-apa, buktinya bisa merapikan kamarmu.

Jadi keinginan mau melakukan apa, selalu dimulai setelah kita mencoba melakukan sesuatu.

Dari ribuan video pendek yang ditonton, pasti ada dong hal yang membuat kamu tertarik sampai menyimpan video itu buat dilihat lagi nanti. Coba lakuin aja dulu, jangan kebanyakan mikir.

Ada kata-kata bagus yang aku temui:
"Seni yang bagus adalah seni yang dikerjakan."

Sama kayak naskah yang bisa disebut karya adalah naskah yang tamat😅

Aku bener-bener nulis ini secara asal. Mengalir aja apa yang lahir dari pemikiran dan informasi-informasi yang selama ini aku kumpulkan. Baik sengaja atau nggak sengaja.

Dan aku selalu merasa menuangkan isi pikiran juga merupakan sesuatu yang perlu dilakukan.

Jadi setelah tulisan ini selesai, berarti aku berhasil menyelesaikan satu tulisan.

Yang artinya ada progres. Ada sesuatu yang bentuknya bisa dilihat, hasilnya bisa dibaca. Nggak cuma nyangkut di kepala aja.

Jadi mari berprogres!

Jangan sampai di usia tua menyesal karena ada banyak hal yang bisa dilakukan, tetapi malah memilih hal-hal yang nggak membuat diri berkembang.

Dan yuk, ingatkan terus diri ini untuk bisa profesional menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Bukan karena ini cuma tulisan kamu, jadi alasan buat nunda-nunda. Justru karena ini untuk kamu, makanya kamu harus serius dan menghasilkan yang terbaik. Karena setiap hal yang kita lakukan akan jadi interpretasi diri kita di mata orang lain.

Kita memang mudah merasa iri dengan kesuksesan orang lain. Kita mudah merasa dunia nggak adil. Kita mudah merasa kecil.

Lalu ketika kecewa-kecewa itu menumpuk, seringnya kita balas dendam dengan berhenti melakukan hal yang kita perjuangkan.

Padahal kalau ibarat menarik air dari sumur, tinggal beberapa tarikan lagi sebelum kamu bisa menikmati hasilnya. Tapi karena lebih dulu kecewa karena merasa segala usaha akan berakhir sia-sia, kamu melepaskan semua proses itu dan membiarkan diri kamu semakin kehausan melihat kesuksesan orang lain.

Ketika kamu mau mulai lagi dari awal, kamu telanjur kelelahan.

Dan perasaan kecewa pada dunia itu menekan diri kamu lebih dalam dari sebelumnya :)

Jadi, jangan pernah berhenti berproses. Siapa tahu ditarikan kesekian bukan air lagi yang kamu dapat, melainkan bebatuan mulia.

Love,

Ana yang menyayangi dirinya dan berharap semua orang menyayangi dirinya sendiri. Termasuk mau menjadi pribadi yang berhenti mengeluh dan mulai berproses.

Perjuangan itu selalu menyiksa. Karena hanya dengan cara itu manusia baru bisa mensyukuri nikmat Tuhan-Nya.

15 April 2022

Only DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang