💞 Berhentikah atau Terus Menuliskah?

251 48 33
                                    

Sudah lama saia tidak bercuap-cuap di sini...

Aku lagi sedikit stres. Ada yang sama?

Dan stres aku nggak jauh dari tulisan aku karena aku ngerasa baru hidup kalau aku lagi nulis. Lebay, tapi nggak tahu deh. Kalau nggak nulis rasanya ada yang kurang, walaupun keseringan nulis dan maksa diri buat terus nulis juga bikin tertekan sendiri, tapi aku selalu menikmati proses menulis :))

Entah mikir idenya, cara menuangkan bayangan di kepala, kenalan sama tokoh-tokoh yang masih kerasa asing bagi aku, sampai di titik ya stres.

Nulis itu capek. Jujur.

Mikirin dunia yang berlawanan dengan dunia kita, menuhin isi kepala yang udah penuh sama masalah di realita, nggak gampang. Makanya, nulis juga perlu ketenangan. Kalau terlalu lelah, ya nggak bakal bisa nulis.

Bisa sih, tapi rasa di tulisan itu pasti beda.

Banyak yang bertanya, gimana sih caranya biar bisa nulis bagus? Biar bisa nyusun alur dengan rapi? Biar bisa lancar menuangkan isi kepala?

Nggak ada rumusnya. Kuncinya cuma terus latihan diri buat menulis dan terus mau belajar untuk mengoreksi tulisan.

Bahkan sekarang pun aku sedang kebingungan dan mungkin akan selalu kebingungan. Gimana caranya menyampaikan perasaan tentang si tokoh, melihat segala dari sudut pandamg si tokoh, aku juga bisa ngerasa bingung sampai titik ngerasa, "Lo lagi nulis apa sih?"

Yak, hmm ... That's what I feel now.

Tiap menulis tulisan baru pasti setiap penulis melewati masa-masa yang sama. Berulang-ulang. Kek gitu aja terus dan kadang kerasa makin berat tergantung tuntutan terhadap dirinya sendiri mau nulis tulisan seperti apa.

Nyari ide-semangat-nyusun alur-pusing-mulai nulis-seru-seru-seru-males-buat apa sih nulis?-bangkit lagi-niat lagi-maksa nulis-maksa-maksa-maksa-stres-stuck-diem.

Dan di titik inilah, bukannya penulis cerita nggak mau menyelesaikan ceritanya, tapi mereka butuh dukungan. Butuh alasan untuk terus berjuang sampai akhir.

Dan di sini peran pembaca diperlukan :)

Jujur, bahkan sampai sekarang aku masih ngerasa kekuatan dukungan dari pembaca itu seperti magis. Yang awalnya males banget buat nulis, bisa jadi semangat. Yang awalnya ngerasa tulisan gue jelek banget, ada kekuatan baru buat memperbaiki tulisan.

Dengan hadirnya pembaca di tulisan kita, penulis merasa seolah-olah ada yang sedang menunggu karya kita, seolah-seolah cerita kita layak dibaca, seolah-olah mereka membutuhkan kita....

Dan itu magic.

Sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya mengapa aku bisa menyelesaikan beberapa naskah novel aku di saat nggak ada satupun yang baca?

Ya, memang kebanyakan aku tulis sampai tamat tanpa diupload ke pembaca dulu, tapi untuk beberapa cerita yang lain aku nggak bisa nyelesain tanpa orang-orang yang mau baca cerita aku.

Seakan-akan, aku selalu bertanya, "Gue harus lanjut ini apa tinggalin aja?"

Makanya aku suka nulis di wattpad atau situs nulis online manapun, karena aku bisa mendapatkan reaksi realtime dari pembaca.

Terutama komentar yang bener-bener bisa jadi moodbooster... Walaupun cuma kata-kata ga penting gitu ya, tapi itu ngebantu banget buat penulis merasa apa yang ingin dia sampaikan itu sampai.

Dan sekarang aku lagi di posisi merindukan komentar pembaca di cerita yang sedang aku tulis.

Walaupun moto menulis saia adalah tulislah cerita apa yang ingin kamu baca, pembaca itu bonus, tapi tetap saja namanya manusia kan ya?

Suka nggak percaya diri kalau nggak denger pujian dari mulut orang lain.

Seribu kali aku bilang tulisan aku bagus. Aku baru percaya kalau aku denger pujian itu dari orang lain.

Dan aku yakin ada banyak di antara kalian yang mungkin mampir ke sini dan menemukan tulisan ini sedang merasa seperti apa yang aku rasa.

Rasanya butuh dukungan.
Rasanya ngapain sih nulis cerita beginian?
Rasanya galau sendiri. Mau lanjut stuck, nggak ditulis kepikiran.
Dan rasanya ingin ada yang membaca karya kita.

Itu perasaan yang wajar. Semua penulis pasti merasakan itu, tapi bedanya ada yang gagal menepis perasaan tadi dan jatuhnya tidak lanjut lagi menulis, dan ada yang berhasil menepis, bisa terus berjuang menyelesaikan tulisan sampai tamat walaupun tidak ada satu orang pun yang mengapresiasi.

Dan itu balik lagi tergantung niat. Kamu nulis buat siapa? Kamu nulis buat ngasih tahu apa? Kisah tokoh kamu bisa bermanfaat kalau berhasil ditulis bukan hanya diendapkan di kepala.

Sudahkah menemukan jawabannya?

Karena setelah aku menulis ini, aku mengerti apa yang harus aku lakukan sekarang.

Tokoh-tokoh aku punya kisah yang bisa bermanfaat kalau itu dijadikan tulisan, bukan diendapkan di kepala. That's hit me.

Padahal gue yang nulis. Gue yang kaget 🤣 Emang rada-rada saia tuh anaknya wkwkwk

Jadiiii semangaaaat! Untuk diriku dan untuk kalian dalam hal apapun itu!

Merasa payah itu wajar banget sih, yang nggak banget itu ngerasa payah terus-terusan.

Gimana orang lain mau mencap orang yang nggak payah kalau diri sendiri merasa payah?

Lakuin hal yang seharusnya dilakukan. Tetap semangat😭🤣

Love,

Onlyana yang bener-bener nggak tahu lagi nulis apa. Random dan yah ini alasan aku suka menulis. Aku suka nemu jawaban dari masalah yang kelihatannya rumit banget.

11 Juni 2020

Only DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang