09. Bertemu Lagi

3K 101 7
                                    

Hari ini Zhafi berunding dengan beberapa keluarga nya perihal pernikahan nya yang membuat Zhafi  pusing sendiri padahal dirinya belum memikirkan masalah pernikahan apalagi dengan kata perjodohan, serasa Zhafi ingin mengamuk saat ini juga namun hal itu ia urungkan karena menghormati Abi dan ummi nya.

"Jadi nanti pernikahan nya mau adat apa nak?" Tanya Sila sang Umi

"Terserah" singkat Zhafi

Jujur saja, Zhafi sudah muak dengan pembahasan yang menurut nya cukup konyol. Padahal Zhafi masih ingin melanjutkan karir nya sendiri namun sudah di Bebani dengan masalah perjodohan yang baginya sangat ketinggalan jaman. Apalagi alasan perjodohan nya karena teman lama orang tua. Benar-benar konyol.

"Ko kamu gitu sih nak? Ini pernikahan kamu loh" timpal Lani adik dari Sila

"Kalian aja yang urus, Zhafi pusing" ucap Zhafi beranjak dan pergi

Teriakkan Abi nya sengaja ia tulikan karena butuh sejenak pemikiran yang tenang. Dirinya meraih kunci mobil dan pergi dari rumah meninggalkan orang-orang yang sibuk mengurus pernikahan nya. Dan sialnya malam ini dirinya harus menemui orang tua calon istrinya yang bahkan belum pernah ia temui.

"Saya tunggu kamu di rumah pak Sainul" ucap Zhafi yang langsung menutup sambungan telepon nya tanpa menunggu balasan dari sebrang sana.

Mobil Pajero sport itu berhenti di pekarangan pesantren dan anak-anak yang melihat nya langsung menghampiri Zhafi.

"Assalamualaikum Gus" sapa mereka semua

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab nya

"Gus apa kabar?" Tanya salah satu di antara mereka

"Alhamdulillah baik nak"

Zhafi lalu melangkah menuju pondok kecil di samping pohon yang rindang, di bawah pohon itu terdapat sebuah tempat duduk yang biasa nya di jadikan tempat pertemuan para tamu Pak Sainul.

Sudah lama Zhafi tidak pernah lagi melangkahkan kaki ke pesantren karena memang dirinya sering ke luar daerah untuk urusan proyek. Saat kembali lagi, banyak hal berbeda yang dia lihat dari pesantren ini. Mulai dari bangunan yang baru, tanaman yang semakin banyak, pohon-pohon yang tinggi menjulang serta gazebo yang mulai ada untuk anak-anak yang ingin menghafal di luar ataupun ada kepentingan lainnya.

Saat masuk di dalam rumah Pak Sainul, Zhafi begitu terkejut melihat seseorang yang begitu dia rindukan selama beberapa tahun lamanya, namun wanita itu hanya melirik nya sejenak dan menunduk kembali untuk menjaga pandangan nya.

"Masya Allah Zhafi, akhirnya kamu datang nak. Bagaimana perjalanan bisnis kamu?" Tanya pria paruh baya yang memakai tongkat yang tak lain adalah pak Sainul

"Alhamdulillah semua nya berjalan lancar pak" Jawab Zhafi yang langsung melepaskan pelukan dari Sainul

"Ratih tolong buatkan minuman untuk Zhafi" perintah Sainul langsung di laksanakan dengan cepat

"Iya abah" suara lembut itu mampu membuat Zhafi ingin memeluk Ratih yang masih menjadi penjaga hati nya sampai saat ini.

Zhafi dan Sainul mulai mengobrol dengan berbagai topik mengenai pesantren dan para santri sambil menunggu kedatangan seseorang yang Zhafi tunggu.

Sesekali Sainul terlihat kesal dengan respon yang di berikan Zhafi, Zhafi masih terlihat dingin dan jutek tidak pernah berubah seiring perkembangan zaman.

"Ini mas kopi nya" ucap Ratih menaruh secangkir kopi di atas meja.

Pandangan keduanya bertemu, Ratih langsung beranjak ke dapur. Ratih memegang dadanya yang berdegup kencang lalu menggeleng kan kepalanya.

PERFECT PARTNER (Tahap Refisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang