22. Mantan

2.9K 82 8
                                    







Zhafi menggeliat dalam tidur nya ketika tubuh nya di guncang beberapa kali bahkan selimut sudah tak lagi menyelimuti nya.

"Saya masih ngantuk Reta" ucap Zhafi serah dan menarik kembali selimut namun di sibak lagi oleh Reta

Zhafi terbangun dan duduk menatap sayu ke arah Reta yang memandang nya datar.

"Makan" Reta berbalik meninggalkan Zhafi yang tertidur kembali namun sedetik kemudian beranjak dan masuk kedalam kamar mandi setelah mendengar teriakkan Reta.

"Gini amat nikahin bocil" gumam Zhafi membawa dirinya kedalam kamar mandi.

Reta menyuapi makanan kedalam mulutnya dengan pelan namun tatapan nya tidak seceria pengantin yang sudah melakukan malam pertama.

Setelah acara resepsi, Reta dan Zhafi kembali di kediaman Reta karena memang itu permintaan Reta jadi sarapan pagi ini sangat ramai karena memang keluarga Reta masih menginap di rumahnya.

"Zhafi mana nak?"

Reta menatap papa nya sekilas dan membalasnya dengan ketus "Kamar" jawab nya.

Terlihat dari belakang Reta, Zhafi berjalan santai dengan pakaian nya yang sudah rapi.

"Maaf terlambat" Ucapnya menarik kursi di sebelah Reta.

"Tidak apa-apa kakak ipar, silahkan makan" ujar Naldi yang kemudian di angguki Zhafi.

Zhafi melirik Reta yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Tangan Zhafi menyikut lengan Reta memberi kode istri durhaka nya itu.

"Reta! Layani suamimu" tegur Indah yang sedari tadi menatap kesal Reta yang tidak menggubris Zhafi.

Reta mengambil piring kemudian mengisi nasi serta lauk dan menyajikan nya di hadapan Zhafi.

Memang sarapan seperti ini sedikit canggung untuk Zhafi karena berhadapan langsung keluarga besar Reta.

Beberapa menit berlalu, satu persatu mulai meninggalkan meja makan dan tersisa lah kedua pasutri yang sibuk menyelesaikan makanan mereka masing-masing.

"Hari ini masuk kampus?"

"Hm"

"Lihat saya Reta"

Reta dengan malas memutar tubuhnya berhadapan dengan Zhafi "Ada apa?"

"Kamu kenapa?" Bukannya menjawab Zhafi malah bertanya balik.

"Nggak"

"Kalau nggak kenapa nadanya ketus gitu?" Zhafi menyuapi makanan nya dan menggeser piring nya menjauh.

"Udah nggak apa-apa" Reta berdiri dan beranjak ke kamarnya di ikuti Zhafi dari belakang.

Reta memasukkan buku dan laptop kedalam tas nya tanpa memperdulikan Zhafi walau pria itu terus mengikuti nya di manapun langkah nya berada.

"Biar saya antar"

Reta menggeleng "nggak perlu. Ada Naldi"

Zhafi menatap datar dan satu alisnya terangkat "Suami mu saya atau Naldi?"

"Nggak gitu konsep nya, Lo kan sibuk di kantor ngurus masalah semalam" Reta merapikan rambutnya sebelum benar-benar pergi dari hadapan Zhafi.

Zhafi duduk di pinggiran kasur menatap Reta yang terus bolak balik di hadapannya mengambil berbagai barang yang entah itu apa menurut Zhafi.

"Maksudnya?" Jujur Zhafi belum konek pada apa yang di katakan Reta.

"Urus aja tuh Kanaya kampret itu" jelas Reta dan mengambil tas nya kemudian keluar tanpa pamit terlebih dahulu menemui Naldi yang sudah siap menunggu nya di atas motor.

PERFECT PARTNER (Tahap Refisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang