27. Mommy??

3.1K 85 2
                                    

Sekitar pukul lima subuh Reta terbangun dan beranjak dari brankar menuju toilet dan mengambil air wudhu disana.

Selepas nya, Reta tampak khusyuk menunaikan ibadah sholat shubuh. Hanya terdengar suara angin yang berhembus dari jendela yang sengaja Reta buka sedikit.

"Alhamdulillah" ucapnya mengusap wajahnya dan berdiri melipat sajadah setelah selesai.

Reta membawa dirinya di depan jendela menatap langit yang masih gelap

"Lihat, sampai sekarang ayah mu bahkan tidak datang menjenguk ibu, sedangkan kehadiran mu masih menjadi rahasia di antara kita" Reta menatap keluar jendela dengan tangan yang setia mengelus perut datar nya.

Sebuah ketukan pintu membuat Reta memutar tubuhnya melihat siapa yang datang.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya suster sambil membawa nampan berisi makanan dan susu lalu meletakkan di atas nakas.

"Aku baik. Terima kasih"

Sebulan berada di rumah sakit membuat Reta mengenal salah satu suster yang bertugas membawakan nya makanan setiap waktu makan.

"Jangan lambat makan. Saya permisi"

Reta hanya berdehem sebagai jawaban.

Setelah suster tadi keluar, Reta berjalan naik ke atas Ranjang menatap makanan di sampingnya. Tidak selera untuk menyentuhnya hanya keinginan Zhafi datang menemui nya.

"Kangen Ayah yah?" Reta menunduk mengelus perutnya. Mungkin saat ini dirinya sedang mengidam.

"Pengen makan Seafood"

"Wahhh selera anak gue hebat juga pengen makan seafood" Gumamnya terkekeh.

Reta turun dari ranjang berjalan ke arah pintu dan membuka nya perlahan kemudian menyembulkan kepalanya keluar melihat jika ada dokter atau pun suster yang berlalu lalang.

"Akh ini rezeki mu nak. Yok kita makan enak" masih dengan pakaian rumah sakit yang melekat di tubuhnya serta rambut terurai dengan bando pita abu-abu yang melingkar di kepalanya, Reta berseru senang sambil keluar dengan bersiul.

"Wahhh setelah sebulan di kurung akhirnya bisa menghirup udara segar kek gini" Saat ini Reta berada di taman rumah sakit melihat sekeliling orang yang juga berada disana namun bersama keluarga mereka.

Reta sedikit sedih melihat keharmonisan keluarga itu, namun sesaat kemudian kesedihan nya luntur ketika bola basket yang menggelinding menabrak kakinya dengan keras membuat Reta mengadu sakit.

"Arghh sial" maki nya tertahan memegang kaki kanannya

"Maaf Aunty" Reta mendongak menatap bocah laki-laki yang berdiri di hadapannya kemudian mengambil bola basket di kaki Reta.

"Maaf Aunty" Reta mendongak menatap bocah laki-laki yang berdiri di hadapannya kemudian mengambil bola basket di kaki Reta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat Reta terpaku melihat anak lelaki di hadapannya, mata keduanya saling beradu.

Reta menegakkan tubuhnya dan tersenyum lembut "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati yah"

PERFECT PARTNER (Tahap Refisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang