20. Mine

3.3K 105 7
                                    

Reta menatap pantulan wajah nya dari cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reta menatap pantulan wajah nya dari cermin. Sangat terharu mengingat bahwa beberapa menit lagi dirinya akan menjadi tanggung jawab Zhafi.

Tepukan lembut di pundaknya membuat atensi nya beralih menatap kedua cewek yang menghampiri nya dari cermin.

"Sumpah gue rasanya mau nangis dah, terharu banget" Reta melihat jelas mata Dinda yang mulai berkaca-kaca.

Reta mengelus punggung tangan Dinda di pundaknya "Kita masih bisa main ko! Nggak usah nangis"

"Lo mah sama Gita sekarang udah mau jadi keluarga bisa serumah bareng. Lah gue?" Tetes demi tetes mulai jatuh air matanya

Sejak kejadian di mana Gita di bully oleh Reta, Dinda diam-diam berteman dengan Gita dan pada akhirnya Dinda mengajak Reta berdamai dengan Gita. Hingga sekarang persahabatan mereka terjalin begitu baik:)

"Kan Lo bisa main ke rumah nanti, di kampus juga nanti ketemu" timpal Gita yang balas anggukan dari Reta.

"Udah nggak usah nangis" Gita mengusap air mata Dinda pakai tisu agar make up nya tidak berantakan.

Suara dari luar membuat ketiganya fokus memasang kuping dengan baik karena sebentar lagi ijab Kabul segera di mulai.

"Bismillahirrahmanirrahim pegang tangan saya dengan baik" suara Aryo terdengar begitu lembut saat menuntun Zhafi.

Reta meremas tangkai bunga dengan erat saat mic di berikan ke pada Zhafi dan helaan nafas pria itu membuat Reta semakin gugup padahal seharusnya Zhafi yang gugup.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Alvendra Zhafi Elhasiq bin Hasiq Gunawan dengan anak saya yang bernama Reta Precilia dengan mas kawin berupa uang tunai Rp. 200jt secara tunai" Aryo mengeratkan genggaman tangannya pada Zhafi karena tanggung jawab anak nya sudah ia serahkan pada pria di hadapannya.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Reta Precilia binti Aryo sulaiman dengan mas kawin tersebut, di bayar tunai" suara bariton tersebut begitu lantang mengucapkan ijab Kabul dengan lancar membuat para tamu berteriak histeris

"Sah?"

"SAHH"

"Alhamdulillah"

Dinda dan Gita saling berpelukan sedangkan Reta berdiri dari duduknya ikut bergabung dalam pelukan sahabatnya.

"Hiks.. sumpah terharu banget"

Gita mengangguk di sela pelukan mereka "selamat yah, dia terbaik buat lo"

Sebelum menuntun Reta Keluar, mereka berdua mengelap air mata serta lendir yang keluar dari hidung mereka.

Anjir ganteng banget suami Reta-kagum Dinda dalam hati ketika melihat Zhafi

Reta duduk di samping Zhafi dan memasang cincin di jari manis Zhafi kemudian Zhafi ikut melakukan hal yang sama seperti Reta.

Cup

"Jadi istri yang baik yah, jangan bandel" bisik Zhafi setelah mencium kening Reta

Reta menyikut perut Zhafi dan menatap penuh intimidasi "sembarang kalo ngomong" balas Reta

Zhafi mengedikan bahu nya lalu merangkul Reta ke pelaminan untuk menyalami tamu.

------

Usai acara ijab Kabul kini mereka istirahat sejenak untuk acara resepsi. Kedua pasutri sedang beristirahat di kamar setelah mengalami banyaknya tamu.

Namun berbeda pengantin pada umumnya yang biasanya akan istirahat dengan mesra. Lah ini malah berantem, siapa lagi kalau bukan ulah Reta.

"Masih marah?"

"Entah"

Zhafi memasang wajah datar dang menghela nafas nya pelan, menghadapi Reta yang sikapnya seperti bocah memang butuh kesabaran ekstra.

Zhafi tidur memunggungi Reta membuat gadis berdecak kesal "bukannya minta maaf malah tidur" gumam nya masih bisa di dengar oleh Zhafi

Zhafi berbalik dan menarik Reta ke dalam pelukannya membuat gadis itu menjerit kecil.

"Itu hanya masalah kecil"

Reta memukul dada bidang Zhafi "what? Masalah kecil? Lo hampir liat aset gue anjir" kesal nya

"Ucapan nya di jaga, lagi pula saya suami kamu sekarang"

"Mesum"

Zhafi melepas pelukannya dan menatap tajam Reta "Saya nggak mesum"

"Berarti nggak normal dong"

"Normal Reta"

"Masa?"

"Hm"

"Nggak percaya"

Awalnya Reta hanya bercanda mengatakan hal itu namun di buat terkejut saat Zhafi tiba-tiba menindih nya.

"Mau bukti?" Tanya Zhafi membuat Reta menelan Saliva nya susah payah apalagi tampang pria itu sengaja menggoda nya.

"Lo m-mau nga-pain?" Reta yang berada di bawahnya gugup menatap manik mata tajam di atas nya.

Zhafi tidak menjawab melainkan menundukkan kepalanya fokus pada bibir ranum Reta.

Reta refleks menutup matanya namun sampai beberapa detik pun dia tidak merasakan ada apapun yang menyentuh nya.

Saat membuka matanya, Reta melotot ketika Zhafi berdiri di sisi ranjang dengan senyum jahilnya.

"Jadi sekarang siapa yang mesum?"

"KAMPRET LO ZHAFI" teriak Reta melemparkan bantal ke arah Zhafi namun cepat di elak oleh Zhafi.

Zhafi berlari keluar kamar dengan tawa yang tak kunjung berhenti membuat Reta semakin darah tinggi.


~Jodoh Pilihan Allah~

PERFECT PARTNER (Tahap Refisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang