16. Tetaplah Bersamaku

2.7K 96 8
                                    



"Sepertinya Abi sangat menginginkan pernikahan mu dengan Kanaya, mungkin aku harus pulang Zhafi" ucap Reta sambil menatap santri yang berlalu lalang. Mereka berdua duduk di gazebo dekat rumah Zhafi.

"Baiklah" Reta menoleh menatap Zhafi, tidak percaya Zhafi akan mengatakan itu. Dalam artian, Zhafi menerima pernikahan nya dengan Kanaya dan mengantar Reta pulang.

Reta menghela nafas panjang, beberapa hari tinggal bersama Zhafi membuat perasaan nya tumbuh dengan cepat. Namun dirinya kembali sadar ketika Zhafi hanya meminta untuk membantunya menggagalkan perjodohan nya dengan Kanaya. Namun siapa sangka Reta malah terjatuh dalam pesona seorang Gus Zhafi.

Zhafi pria berumur 27 tahun yang memiliki tinggi badan 180 cm dengan badan super atletis. Alis dan bulu mata nya sangat lebat bahkan pahatan sempurna di wajahnya membuat siapapun akan menginginkan pria itu. Hidungnya mancung dan rambut hitamnya dengan model two block semakin membuat pria itu terkesan menawan di mata para kaum hawa.

Penampilan Zhafi tidak seperti Gus pada umumnya yang akan memakai sarung atau jubah panjang. Zhafi hanya memakai kemeja dengan celana bahan, terkadang sangat jarang dirinya memakai jubah karena sewaktu-waktu dirinya kembali ke kantor.

Reta sendiri bingung dengan dirinya mengapa ia harus terjatuh dalam pesona Zhafi, sedangkan Reta sendiri dengan sikap nya yang bar-bar apalagi tidak memakai hijab ingin berdamping dengan seorang Gus? Sangat di sayangkan itu hanyalah sebuah khayalan.

"Kenapa melamun?"

Reta menggeleng pelan "Tidak apa-apa"

Keduanya kembali hening hingga dering ponsel Reta mengalihkan perhatian mereka.

"Hallo assalamualaikum ada apa Din?"

"....."

"HAH??? SERIOUSLY?!!!" pekik Reta sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian dari para santri.

"Reta" panggil Zhafi dengan tegas agar gadis itu memelankan volume nya.

"....."

"ohh teman gue bukan siapa-siapa kok" ujar Reta sambil menatap Zhafi cengengesan.

"....."

"Gue nggak bohong Dinda, lagian Lo tau sendiri kan kalau gue mana ada di deketin cwok" Zhafi melirik nya Reta dengan satu alisnya yang terangkat tidak percaya dengan ucapan Reta jika tidak ada cowok yang mendekati nya. Buktinya ada Zhafi:)

"....."

"Iya! Malam ini juga gue balik ke Bandung" Ucap Reta yang langsung di sambut tatapan tajam dari Zhafi.

"....."

Sambungan telepon di matikan sepihak, Reta melangkah namun di cegah oleh Zhafi membuat Reta menoleh.

"Gue mau pulang" Zhafi mengernyit kala cara bicara Reta seperti pertemuan mereka pada awal pertama yang memakai gue-lo.

"Kamu marah sama saya?"

Reta menggeleng dengan cepat "Nggak! ini sama sekali nggak ada sangkut pautnya sama lo"

Zhafi menatap jam yang melingkar di tangannya "Kita akan sampai besok pagi jika berangkat malam ini"

"Kita? Gue kesana naik kereta api sendirian karena gue takut ngerepotin lo" Reta berjalan pergi menuju rumah Zhafi dengan langkah lebar.

Reta berjalan tergesa-gesa menghindari Zhafi yang mengekori nya dari belakang "Gue nggak bisa, Lo itu mau nikah harusnya sadar dong!" Ucap Reta dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Saya mau nya nikah sama kamu Reta"

Deg

Reta menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Zhafi dengan tatapan sendu "Tapi Abi tidak menyetujui itu"

Para santri melihat pertengkaran itu sambil berbisik-bisik, tidak mengerti apa yang tengah di bicarakan dua orang dewasa itu.

“percayalah pada saya Reta, Abi bisa merestui kita berdua”

Reta menggeleng pelan “Itu mustahil Zhafi, mengemis restu itu tidak ada dalam daftar hidup ku” Isak demi Isak mulai terdengar, sayu-sayu mereka berdua mendengar bisikan dari para santri yang ternyata telah berkumpul menonton adegan drama mereka.

Reta kembali berjalan tidak perduli dengan santri yang melihat nya sembab, sedangkan Zhafi hanya menatap nya datar.

*****

Udara di daerah Bandung memang terkenal dengan cuacanya yang dingin. Ini disebabkan oleh kemarau basah yang tengah berlangsung. Kemarau basah ini terjadi karena kondisi musim kemarau yang masih di sertai hujan dengan intensitas sedang.

Saat ini mobil yang di tumpangi Reta akhirnya sampai di pekarangan rumah nya. Butuh waktu sekitar enam jam hingga sampai di kota Bandung, cuaca yang sejuk langsung menyambutnya hingga Reta mengusap-usap keduanya lengannya.

“Assalamualaikum Reta pulang” ucap Reta sedikit berteriak ketika membuka pintu.

Semua orang di dalam rumah langsung menyambut nya, apalagi Indah yang langsung memeluk putri bungsunya itu dengan senang.

“mama sama papa Kangen banget loh sama kamu nak” ucap Indah saat melepaskan pelukan nya.

Mata indah beralih pada seseorang di belakang Reta “Sepertinya kita pernah bertemu” ujar Indah.

Reta menoleh menatap seseorang di belakang nya “Ini Zhafi, pria yang pernah datang di pesta resepsi kak Rena” ucap Reta dan mempersilahkan Zhafi menyalami Aryo dan Indah.

Setelah semalam berdebat panjang lebar, Zhafi tetap berkukuh mengikut Reta ke Bandung. Karena pria itu tidak menginginkan Reta pergi sendirian lagipula ada tujuan nya ke sana bersama Reta.

Aryo mempersilahkan Zhafi ke ruang tamu sedangkan Indah menyeret Reta ke dapur dan mengintrogasi putri bungsunya itu.

“Siapa itu hah?” sengit Indah

“Calon suami Reta” jawab Reta dengan santai nya

Indah tersedak air liurnya sendiri mendengar ucapan Reta yang menurut hanya asal mengeluarkan nya.

“Mama serius Reta” geram Indah

Reta menghela nafas sambil bersedekap dada “Emang wajah Reta kelihatan bercanda gitu? Dan secepatnya kami akan menikah mah”

Reta berlalu ke kamar nya meninggalkan Indah yang belum percaya dengan ucapan Reta.

Reta menatap wajahnya dari pantulan cermin rias nya, sejujurnya Reta masih belum siap lahir batin untuk menikah dengan Zhafi. Bukan perkara tentang masalah perasaan, namun restu yang akan menjadi penghalang pernikahan mereka.

“Om Tante, maksud kedatangan saya kesini untuk melamar Reta menjadi pendamping hidup saya. Apakah kalian berdua memberikan restu pada kami berdua?”

Aryo dan Indah saling tatap, ini terlalu mendadak bagi mereka. Sebelumnya mereka tidak mengetahui asal usul Zhafi dan tiba-tiba saja pria itu langsung melamar Reta. Menurut mereka ini terlalu cepat apalagi ini belum ada perkenalan antar kedua orang tua.

“kami akan menikah dengan cepat” suara Zhafi kembali terdengar dan itu cukup membuat keduanya Syok.


~Zodiak~

PERFECT PARTNER (Tahap Refisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang