03. Prasaja

17 6 0
                                    

27-12-2022

Suasana pagi di Kota Lampung hari itu tampak cerah dengan langit biru dan awan awan yang tampak indah, di temani dengan rumput-rumput hijau dan danau yang indah. Acleo mempersiapkan dirinya untuk hari ini, ia merapihkan kerah baju koko hitam yang ia kenakan, yang di belikan oleh Bunda di acara ulang tahunnya tahun lalu, ia mengusap rambutnya kebelakang dan memakai kopiah hitam favoritnya.

Tangan Acleo memegang piagam tersebut dengan perasaan sangat senang, hingga terpancar senyuman manis di pipinya hingga lesung pipinya itu tampak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Acleo memegang piagam tersebut dengan perasaan sangat senang, hingga terpancar senyuman manis di pipinya hingga lesung pipinya itu tampak.

                             *****

"Bunda Bunda, gimana sama harinya bunda?," ucap Acleo menanyangkan bagaimana hari wanita yang sangat berharga di matanya itu

"Alhamdulillah, hari Bunda quality good karena doa Leo,hari Leo gimana ni?," tutur Bunda dengan lembut sembari kembali bertanya kepadaku

"Alhamdulillah juga Bun berkat doa Bunda dan atas izin Allah juga, syukuri aja Bun gimana harinya pasti ada makna dari semuanya," ujar Acleo sembari membantu Bunda membentuk adonan kue donatnya.

Tadinya kue donat tersebut ku jual di sekolah tetapi hanya berjalan beberapa hari karena banyak temanku yang menjadikanku bahan perbincangan serta merendahkanku, awalnya aku mencoba untuk tidak peduli karena aku tidak pernah malu dengan apa yang aku lakukan selagi apa yang aku lakukan itu memang benar dan tidak salah, aku tidak pernah malu dengan apa latar belakang keluargaku, aku terus percaya diri dan terus membangun semangat untuk meraih masa depan yang cerah demi mengubah nasib keluargaku, aku akan buktikan bahwa aku bisa sukses walau keluargaku bukanlah keluarga yang mampu tetapi aku bisa maju, dan aku akan buktikan bahwa cita-cita itu di capai bukan di beli.

Jadilah Prasaja dengan Nafsi tetapi Mahardika , dan Bestari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadilah Prasaja dengan Nafsi tetapi Mahardika , dan Bestari.

"Le udah berubah ya lu dulu kek nya ketemu gue belum bisa ngomong r,"
celetuk Bagas teman Acleo saat masih duduk di bangku SD

"Alhamdulillah Gas, udah gede sekarang ga jadi bocil lagi," ucap Acleo tertawa kecil

Bagas adalah teman Acleo saat SD mereka berteman cukup dekat, setalah menginjak kelas 3 SD mereka sering sekali bertengkar , namun pertengkaran itu berakhir setelah mereka memasuki kelas 6 SD.

Hari ini Acleo diminta oleh Bagas untuk datang ke rumahnya karena mereka sudah lama tidak berkumpul bersama setelah 4 tahun berpisah karena sibuk dengan sekolah baru masing-masing.

Acleo menuju rumah Bagas dengan menaiki bus transportasi umum, setibanya di rumah Bagas ternyata Bagas sudah menunggu nya di teras depan rumahnya, Acleo sangat senang bisa bertemu dengan teman lamanya itu, ia pikir pertemanan mereka telah berakhir karena tidak ada komunikasi apapun selama 4 tahun berpisah itu, ucapan terakhir adalah saat perpisahan SD mereka.

"Wah ini yang gue tunggu-tunggu, silahkan masuk Le," ujar Bagas mempersilahkan Cleo untuk masuk ke dalam rumahnya dan mempersilahkan nya untuk duduk

Acleo merasa sangat berterimakasih karena ia telah di sambut dengan baik oleh Bagas, dan di hidangkan teh hangat dan biskuit.

2 jam sudah Acleo dan Bagas berbincang tentang masa SD mereka dulu, sekolah mereka yang sekarang, dan saling deep talk seperti yang mereka lakukan saat deep talk tentang nilai saat kelas 6 SD lalu.

"Bagas" panggilan suara yang berasal dari luar rumah Bagas

"Bentar Le, ada temen gue" pamit Bagas untuk membukakan pintu untuk temannya

Teman Bagas yang baru saja datang itu pun bergabung dengan perbincangan mereka.

"Rel, lu tau ga si?," tanya Bagas kepada Darel temannya yang baru datang itu

"Cleo dulu tuh hobi banget musuhin gue, gue kadang suka mikir bisa-bisanya gue anak orang terpandang gini dia musuhin" cibir Bagas menceritakan keburukkan Acleo di masa kecilnya dulu kepada temannya Darel.

"Gitu amat si mainnya ga asik ah,Heh! Leo lu keliatan dari mukanya kek nya anak kalem kok bisa musuhin temen gue si?" cecar Darel

Acleo yang mendengar hal tersebut hanya bisa terdiam dan tersenyum. Ia sebenarnya tidak ingin mengingat masa kecilnya dulu, tetapi kenapa Bagas mengungkitnya, masa kecil adalah masa kecil di mana belum sepenuhnya mengerti mana yang benar dan mana yang salah dan anak kecil jika bermain memang suka bertengkar perihal hal hal kecil pun. Lagi pula kejadian itu telah lama usai 5 tahun lalu.

Ia diam bukan ia tidak bisa membela dirinya sendiri tetapi ia lebih memilih untuk diam karena ia takut jika ia marah omongannya bisa menyakiti perasaan orang lain.

Acleo merasa malu karena ia di permalukan oleh teman kecilnya sendiri yang ia anggap sebagai teman dekat nya sendiri. Ia merasa sangat tidak enak dengan perbuatan masa kecilnya itupun meminta maaf kepada Bagas

"Maafin gue ya Gas, dulu gue belum punya pemikiran yang baik pemikiran gue masih kekanak-kanakan, gue usahain semoga kejadian kek gitu ga bakal terulang lagi di masa sekarang," ucap Cleo dengan perasaan penuh penyesalan

Acleo takut jika ia memberikan kesan yang tidak baik tentang dirinya kepada orang yang baru saja ia temui itu "Darel" bukan ia ingin merasa selalu terlihat sempurna di mata orang lain tetapi ia tidak ingin kesan yang ia berikan itu buruk.

                            *****

Percayalah gulana mu pasti terbayarkan jika kamu memang benar-benar berusaha untuk menggapai suatu hal, dan terus menerus berusaha walau dirimu terjatuhkan.

ACLEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang