Banyak orang-orang yang mengira bahwa Acleo itu sangat aneh, ia menyukai sejarah kuno, selalu mendudukkan kepalanya dan tidak ingin menatap wanita selain Bunda dan kedua adik kembarnya. Acleo suka mencurahkan perasaannya melalui sebuah tulisan, di bandingkan dengan mengatakan nya secara langsung. Acleo pandai dalam hal diam dan tidak berbicara sepatah kata apapun. Orang-orang yang tidak menyukainya sering menganggap Acleo adalah seorang tuna wicara karena ia jarang sekali berbicara. Acleo sangat tidak menyukai keributan, ketika terdapat keributan Acleo hanya menjauh dan menghindar.
*****
Me and My Shelter, hari ini menemani rintik sendu langit sore hari ini yang sangat indah, di hiasi dengan senja yang menunjukkan matahari yang perlahan tenggelam meninggalkan bumi tetapi, selalu menepati janjinya untuk kembali lagi di esok hari, dengan hal yang sama.
Malam yang sejuk dengan angin kencang , menemani Acleo mengerjakan PR Fisika yang akan di kumpulkan esok. Fisika sudah menjadi mata pelajaran favorite Acleo, ia sangat aktif di kelas saat pelajaran Fisika.
Bunda berdiri di pintu kamar Acleo, tersenyum bangga melihat putranya sangat giat dalam belajar. Bunda membawa paper bag merah yang berisikan kue donat, meminta tolong kepada Acleo untuk mengantarkan kue donat itu ke rumah bibi. Acleo tidak bisa menolak perintah dari Bunda, meskipun ia masih takut dengan hal yang bibinya pernah lakukan kepadanya.
Jalanan malam itu tampak sepi tidak ada orang yang berlalu lalang satupun ,tidak ada pencahayaan dari lampu-lampu jalan satupun, hanya lentera kecil yang Acleo bawa yang menerangi sedikit cahaya selama perjalanannya, jarang sekali terdapat lampu jalanan di sini, pantas saja jalanan di sekitar sini terbilang rawan terjadi kecelakaan, terdapat pepohonan yang cukup rindang di sepanjang jalan, dan suara angin yang kencang, membuat suasananya semakin mencekam.
Acleo tidak mempedulikan suasana jalanan yang ia lewati, isi kepalanya yang terus saja memikirkan apa yang akan ia alami di rumah bibi nanti, apa yang akan bibi lakukan kepadanya setelah kejadian kemarin.
Sesampainya di rumah bibi, tangan Acleo sangat ragu untuk mengetuk pintu rumah bibi. Acleo menghembus kan nafas panjang, dan mengetuk pintu rumah bibi.
"Assalamualaikum,Tok tokk tokkkkkkkkkkkkk"
Jantung Acleo sangat berdetak kencang.
Pintu rumah bibi perlahan terbuka, dan yang membukakan pintu bukan lah bibi melainkan assisten rumah tangganya. Acleo sangat merasa lebih legah, mungkin jika yang membukakan pintu adalah bibi dengan tatapan sinis nya jantung Acleo sudah lari melompat keluar dari tubuhnya.
"Ini ada donat untuk bibi dari Bunda," Acleo memberikan donat yang ia bawa kepada assisten rumah tangga bibi, untuk di berikan kepada bibi.
"Masuk dulu yok Leo, duduk dulu," assisten rumah tangga bibi mempersilahkan Acleo untuk duduk terlebih dahulu. Namun Acleo yang sudah merasa takut yang tak henti-henti itu menolak dengan lembut.
"M-maaf t-tapi saya ada PR yang belum selesai dan harus di kerjakan," Acleo gugup dan merasa tidak enak karena menolak.
"Yaudah hati-hati ya nak, bilangin sama Bunda Leo, makasi donatnya,"
Acleo berjalan menuju perjalanan pulang ke rumah. Acleo terus saja memegangi dadanya merasakan detakan jantung nya yang berdebar kencang.
Sesampainya di rumah jam sudah menunjukkan pukul 23.30 ,hampir tengah malam. Acleo bergegeas untuk menyelesaikan tugas fisikanya. Belum sempat menyelesaikan hingga akhir Acleo tertidur karena terlalu lelah, di meja belajar nya dengan PR Fisika yang belum terselesaikan.
*****
Acleo sangat lelah hingga ia telat bangun pagi hari ini, ia sangat panik dengan PR Fisika yang belum terselesaikan, mata pelajaran Fisika berada di jam pelajaran pertama. Acleo langsung bergegas untuk mandi dan bersiap-siap menuju sekolah, ia hanya memakan satu buah donat untuk sarapannya karena ia sangat terburu-buru. Acleo berlari menuju ke sekolah, ia terlambat 5 menit masuk sekolah. Ini hal pertama baginya, sebelumnya tidak pernah karena Acleo tergolong kedalam siswa yang teladan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACLEO
Teen FictionYa, dia adalah Acleo anak laki-laki yang duduk di bangku SMA kelas 11 itu, anak laki-laki yang di paksa untuk selalu kuat, menjadi pelindung untuk keluarga,dan di dewasakan oleh realita kehidupan. Anak laki-laki yang memiliki mimpi yang tinggi, namu...