19.PATIENCE
"kemudian dia berbicara seolah dia yang paling tersakiti dan melupakan apa yang dia lakukan"
-*******
"Saya, butuh duit. Bagi duit."
Raja mendongakkan kepalanya menatap jengkel kakaknya. "Gak malu, bang? setelah melakukan kekacauan kastara, anda datang gitu aja minta duit ke saya."
"Gak usah sok! Ahli waris kastara seharusnya jatuh ke tangan saya!"
Raja mengangguk paham. "Iya, seharusnya sih perusahaan dan cabang-cabang kastara jatuh ketangan anda karena anda adalah anak sulung dari pemilik perusahaan pertama kastara. tapi, saya tidak yakin bahwa anda bisa memimpin kastara dengan baik."
"Lihat keadaan anda sekarang, salah satu saham yang ayah kasih ke anda tidak bertahan lama saat anda mengelolah perusahaan tersebut, anda tau salahnya anda dimana? anda terlalu menyombongkan diri dan tidak bersyukur atas apa yang anda punya! tuan, remon."
Remon memutar bola matanya malas. "Anda sudah benar-benar sombong, raja. apa anda pernah mikir, apa yang saya punya selalu anda rebut?! Harta warisan, kasih sayang orangtua dan satu lagi, perempuan yang saya cintai!"
Raja sekilas menoleh kearah arumi istrinya yang berada di sampingnya, arumi memegang erat tangan suaminya tersebut karna ia masih tak berani jika menatap remon.
"Kalau arumi memilihnya saya, kamu bisa apa?"
Raja kemudian sedikit menarik dasinya agar melonggar. mata elang milik lelaki itu menatap kakanya datar. "Saya akan beri kamu apa yang kamu inginkan, asalkan kamu pergi dan jangan kesini lagi. jika ingin bertemu dengan saya, kita ketemuan saja." Selanjutnya raja menyerahkan sebuah kertas pada remon.
Remon menerima dengan senang hati, pria itu menuliskan berapa jumlah yang ia inginkan.
Tak lama ucapan salam dari kedua anak raja dan arumi membuat ketiganya menoleh kearah pintu.
"Om remon, ada apanih dateng kesini?" Pertanyaan itu datang dari gazzaliel dengan smirk sambil menatap kakaknya, alsakar.
Keduanya duduk di sofa yang berhadapan dengan om nya tersebut. "Kalian berdua udah berubah ya penampilannya" ucap remon.
"Oiya dong, masa kita kayak gitu-gitu aja? nanti ke om remon lagi, gitu-gitu aja?"
Wajah datar om remon sambil menatap keduanya. "Tapi sayang, sikap kalian mirip dengan papa kalian."
"Ya jelas! Masa iya yang ngehamilin bunda, papa. anaknya malah mirip sama om remon, kan gak lucu." Balas alsakar.
Gazzaliel mengangguk. "Gak kebayang bang kalau semisal kita mirip sama om remon."
"El, gua kok jadi ngebayangin gimana ya kalau semisal bunda malah milih om remon?"
"Gak mungkin sih, kalaupun mungkin dulu bunda milih om, gak kebayang nasib kita gimana, dan yang terpenting, kita pasti gak se-handsome ini"
"Alsakar, gazzaliel! ga boleh gitu." Peringatan pelan dari bundanya kepada anaknya tersebut.
Om remon tertawa remeh, "ini yang kamu bilang anak kamu di didik dengan benar? Ck! Tidak tau apa-apa saja sudah tidak sopan dengan yang lebih tua."
"Kalian itu jangan terlalu membela papa kalian, karena dulunya papa kalian lebih brengsek daripada saya. Dan saya, hanya mengikuti sikap papa kalian yang dulu, dan akan lebih parah daripada papa tercinta kalian."
Raja benar-benar muak dengan kakaknya tersebut, matanya kembali beradu sengit dengan manik mata remon. "Jika tidak ada keperluan lagi, lebih baik anda pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSAKAR [TIDAK DI LANJUT]
Teen FictionTHE LOVE IS BRUTAL AND THERE'S ALSO A LOT OF BLOODSHED! PART ACAK BACA SESUAI HALAMAN YANG TERLIHAT *** Segala cara alsakar lakukan agar rencana pdkt nya setiap hari senin sampai Jumat berhasil. Bahkan keempat temannya pun jengah sendiri meli...