23.BIAR KISAH KITA ABADI

156 7 2
                                    

23. BIAR KISAH KITA ABADI

"jika hujan bisa turun tanpa di minta, aku juga bisa menahan rasa sakit sambil ketawa."

*****

Tring!

Suara lonceng pintu caffe berbunyi yang menandakan bahwa ada seseorang yang masuk, gladis. Perempuan yang kini rambutnya di urai bebas menatap seseorang itu dengan wajah yang sulit untuk di artikan.

"Gua kira cuma lo yang datang, tau nya 'dia juga." Ucapan tersebut datang dari wenda, perempuan itu sepertinya memotong rambutnya yang dulunya berambut panjang kini terlihat pendek.

"Emang yang paling bener tuh kalau stres potong rambut, ya?" Arah bola mata nina seakan mengejek perempuan di hadapannya, di tambah lagi dengan tatapan perempuan tersebut.

Wenda hanya melirik tajam nina. Namun tak ia hiraukan perempuan itu dan duduk di kursi yang ada.

"Berapa minggu?"

Wenda menoleh. Alis nya terangkat. "Kamu nanya?"

"Stres."

"Kenapa bisa sama lutpi? Lo berdua kenapa bisa kenal?" Wenda melirik sekejap, ia belum membalas, tangannya terangkat meminum jus milik nina.

Setelah itu, ia mulai berbicara. "Seharusnya lo terimakasih sama gua, gla. Karena bukan lo yang hancur, tapi gua."

"Maksudnya?"

"Lutpi is obsessed with everything belonging to the alsakar."

Keduanya semakin mengerutkan dahinya tanda tidak paham dengan apa yang di ucap wenda, namun selama mereka mencerna lama kelamaan mereka paham apa yang di maksud wenda.

"Terobsesi?"

"Lutpi pengen ngemilikin Lo, karena lo milik alsakar. Apapun itu, kalau ada sangkut pautnya sama hal tentang alsakar, dia obsesi."

"Dia benar-benar benci. Tapi usahanya gagal buat rebut lo."

Seolah minta lanjutan ucapan wenda, Wenda pun menarik nafas panjang. "Gua pernah sekongkol sama dia buat hancurin alsakar, gla." Gladis tidak terlihat terkejut, karena ia tau hal tentang wenda yang sangat tidak menyukai alsakar.

"Lo tau kan, apa hal yang buat gua sampai sebenci ini sama alsakar?"

Nina yang mencerna ucapan itu hanya mengernyit. "Ini sebenarnya ada apa sih? Bukannya lo gak suka sama gladis sampai-sampai fitnah gladis, kok tiba-tiba kek alsakar? Maksudnya apa? Lo berdua gak ceritain ke gua tentang konflik kalian?"

"Denger dulu nin."

"Gua tau kakak gua salah karena cinta dia ke alsakar jadi terobsesi sampai sekarang. Tapi tetap aja gua benci sama alsakar, kenapa alsakar gak nolak kakak gua dengan kata aja? Kenapa sampai hancurin mental kakak gua? Gua sedih, liat keluarga gua satu-satunya sekarang gangguan mental, hanya karena permasalahan cinta."

"Kakak lo? Siapa?" Tanya Nina.

"Prima, dia kakak gua. Gua cuma niat bales dendam ke alsakar karena udah hancurin kakak gua lewat lo, karena cuma lo orang yang buat alsakar takut kehilangan."

Berbeda dengan gladis yang nampak tidak terkejut, Nina yang baru tau pun syok di tempat saat mendengar omongan wenda, dia hanya tau jika 'miss prima berhenti mengajar karena urusan pribadi'. Ternyata ini yang terjadi.

"Gua sadar gua salah. Mungkin ini karma buat gua yang pernah ada niat buat hancurin lo."

"Terus, sekarang. Dimana miss prima?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALSAKAR [TIDAK DI LANJUT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang