11.asing

5 0 0
                                    

24 Januari 2022

Dear diary

Aku telah yakin akan perasaan ku padanya. Dimana rasa itu telah ada bahkan saat pertemuan pertama kami
Tapi sekarang entahlah....
Rasanya sangat sakit ketika dia berbicara seperti itu.
Baru kemarin aku merasa bahwa cintaku terbalas,tapi ternyata semuanya hanya kebohongan yang telah ditata sebaik mungkin.

Ya Tuhan sang maha cinta
Benarkah yang dikatakan padanya bahwa hanya aku yang merasa telah mengenalnya sangat dekat? Apakah selama ini aku salah telah beranggapan bahwa pangeran yang selalu muncul dalam mimpiku itu adalah afi? Aku telah berjanji padanya tapi aku gak bisa...aku gak bisa melupakan rasa ini.

Ku mohon jika dia bukan untukku,ku mohon bantulah aku untuk melupakannya dengan cepat,bantulah aku untuk melupakan kenangan indah yang terbentuk dalam sedetik waktu

Di kamar ini menjadi saksi bisu dari setiap apa yang dialami gadis ini. Setiap beberapa kenangan yang terjadi yang selalu dia tuliskan di dalam buku favoritnya.
Sudah 1 jam dia menangis,dia terus mengingat kejadian yang dia alami tadi.

Semua lenyap begitu saja. Tak tau apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah bisa dalam waktu sebulan dia melupakan lelaki yang berhasil merebut hatinya setelah sekian lama.
Apakah bisa bersikap biasa saja seolah tak saling mengenal sementara takdir selalu mempertemukan ku dengannya

"Ini sangat sakit afi"

.
.
.
.
.


Beberapa hari kemudian

"Sha Lo mau ikut kita gak" tanya sheva kepada tisha

"Kemana?" Balas tisha singkat

"Nyari kado untuk sih rafa minggu ini lho" tanya sheva berharap tisha ikut pergi dengannya dan juga Amira

"Boleh aku ikut"

"Hah! Serius?" Kaget sheva tak percaya dengan apa yang didengarnya

"Semoga dia cepat melupakan afi" batin Amira

Amira mengetahui semuanya,bahkan di hari kejadian amira tau,dia ada disana,melihat semuanya, walaupun butuh waktu sahabatnya itu untuk cerita padanya. Maka dari itulah dia berusaha keras untuk menyingkirkan afi dari hidup sahabatnya, semenjak kejadian dihari senin itu dia berusaha keras untuk tidak mempertemukan Afi dengan tisha,bahkan disaat melatih pun dia tetap mengawasi Tisha

"Iya Sheva aku ikut kalian hari ini,lagipula ini udah hari sabtu takutnya nanti gak sempet jadi sekalian sama kalian aja" balas tisha membuat sheva kegirangan dan Amira tersenyum melihatnya

.
.
.
.
.

"Sha lo duduk depan gih lagi malas duduk depan nih" ucap shevanya yang mendapatkan kekehan dari tisha

"Biasa lagi kumat,udah jam 12 soalnya"  kekeh Amira yang membuat Tisha tertawa

Sesuai dengan yang direncanakan mereka tadi mereka akan pergi ke mall untuk mencari kado rafa,untung saja karena sudah selesai ujian sekolah memberikan mereka jam pulang cepat dari biasanya.

Setelah mendengar bel pulang berbunyi mereka bergegas ke parkiran,hari ini mereka akan pergi menggunakan mobil Amira karena memang Amira yang membawa mobil

AfishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang