35.mencari bukti

3 1 0
                                    


Story of "Afisha"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

"lo curiga gak sih sha sama sih mira" ucap sheva

"Sebenarnya iya, apalagi waktu kita liat ada notifikasi dari graha kayak ada yang disembunyiin" ucap tisha

"Nah kan lo ngerasa gitu juga. Apa jangan jangan sih Amira pacaran?"

"Apa mungkin?"

"Mungkin aja,kita kan gak tau apa yang disembunyikan dia apa,bisa aja kalo dia sebenarnya udah pacaran, ditambah nih ya sih mira yang kita tau gak pernah tu ngomong suka sama orang"ucap sheva

"Ya kali gak pernah suka sama orang" lanjutnya

"Apa kita tanyain langsung aja?" Usul tisha

"Menurut gue jangan,kita cari tau aja sendiri kalo sampe bener awas aja sih mira" ucapnya sedikit kesal karna amira telah berbohong pada mereka

"Tapi orangnya aja belum dateng sampe sekarang, udah mau bell lho ini" ucapnya sambil melihat ponsel nya

"Permisi kak"

Panggil seorang gadis yang merupakan adik kelas mereka

"Kenapa dek?" Ucap nanda yang menghampiri gadis itu

"Ini ada surat dari bk atas nama kak amira kiara, katanya dia gak datang hari ini" ucapnya

Sheva dan Tisha yang mendengar itu langsung menghampirinya dan menerima suratnya setelah mereka mengucapkan terima kasih pada adik kelasnya

"Kecurigaan gue bertambah 2 kali lipat sha" ucap sheva

"Hmm apa kita ke rumah amira aja nanti pulang sekolah gimana?" Usul tisha yang disetujui oleh sheva

.
.
.
.
.
.

"Lo bilang sama afi sha?" Tanya sheva

Sesuai dengan kesepakatan mereka tadi. Setelah pulang sekolah mereka langsung bergegas menjalankan misi mereka.

"Enggak"

Sheva menyeritkan dahinya bingung. Tak biasanya tisha tak berpamitan dengan lelaki itu

"Sepertinya afi tau apa yang disembunyikan oleh amira" ucap tisha datar

"Maksudnya?" Tanya sheva bingung

"Afi tau sheva apa yang disembunyikan oleh amira. Dia tau semuanya"

"Tapi kenapa afi? Maksud gue,kenapa afi tau emang afi punya hubungan apa sih Amira"

Tisha menggelengkan kepalanya kecil. Dia juga tak tau apa hubungan sahabatnya dengan kekasihnya itu yang jelas dia hanya ingin tau semuanya. Jika mereka tidak ingin memberitahukan kepadanya,dia akan mencari tau sendiri.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kok sunyi ya?" Tanya sheva heran

"Mungkin amira sedang pergi" tebak Tisha

Mereka memutuskan untuk menunggu,mereka mencari tempat untuk mengawasi rumah amira.

Mereka sangat merasa heran sekaligus khawatir pada Amira. Pasalnya tidak biasanya amira tak memberi kabar pada mereka. Bahkan chat pribadi mereka saja belum dibacanya.

Apa yang salah dengan amira?

1 jam kemudian

"Anjir lama banget,kita udah nunggu selama 1 jam" ucap sheva penuh tekanan

Tisha menghela nafasnya kasar. Jujur dia juga tak mengerti apa sebenarnya yang terjadi pada amira. Kenapa dia mendadak seperti ini.
Tidak datang ke sekolah,menitip surat pada adik kelas,tidak ada memberi kabar,bahkan pesan beberapa jam yang lalu belum dibaca sama sekali.

"Eh liat liat" ucap sheva tiba tiba saat dia melihat mobil amira

"Tu amira " lanjutnya

Sheva dan tisha terus menatap ke arah yang sama. Sampai dimana mereka sama sama dibuat terkejut dengan seseorang yang keluar bersama amira.

Siapa lelaki itu?

"Tuh kan bener, kecurigaan kita gak salah memang bener bener sih amira. Awas aja dia" ucap sheva sambil membentuk kepalan tangan

"Apa kita samperin aja?" Tanya sheva

"Jangan" ucap tisha cepat

"Why??"

"Kita biarin aja,sampai mana amira bertahan gak kasih tau kita" ucap tisha

"Tapi gue kesel"

"Ya aku juga,tapi kita biarin aja dulu"

Sheva hanya mengangguk pasrah setuju dan segera pergi

.
.
.
.
.
.
.

"Fi kamu yakin gak ada nyembunyiin sesuatu?" Tanya tisha pada afi.

Ya malam ini dia meminta afi untuk datang kerumahnya. Karna ada yang ingin dia bicarakan.

"Kamu pasti mau nanyak soal amira kan?" Tebak afi tepat sasaran

Tisha mengangguk kecil menjawabnya

Afi membuang nafasnya sejenak dan langsung menjawabnya
"Amira adalah sepupu aku" ucap afi membuat tisha terkejut

"Ya amira sepupu aku,aku dan amira sengaja gak kasih tau hal ini ke kamu ataupun sheva. Aku minta maaf untuk hal itu"

"Apa alasan kamu nyembunyiin ini?"

"Ya aku cuma gak mau,kamu cemburu sama amira" goda afi

"Apaan sih alay banget,ya kali cemburu sama sepupu ipar sendiri" kesal tisha

"Cieee sepupu ipar ekhem ekhem" goda afi membuat tisha malu

"Apaan sih ihh sana sana" ucap tisha kesal karna afi terus mendekat kearahnya

Afi tertawa bebas melihat tisha dengan semburat merah dipipinya.

"Sini" ucap afi langsung menarik tisha ke dalam pelukannya

"Soal ucapan aku di rumah amira...." Ucap afi membuat tisha menatapnya dalam

.
.
.
.
.
.

"Gak mungkin kan?" Gumamnya

Ya dialah tisha. Dia sedang berdiam diri di depan meja belajarnya sambil memikirkan perkataan afi tadi yang sangat mengejutkan.

Jujur dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Amira yang selama ini selalu sensitif ketika membahas topik pacar ataupun kekasih ternyata memiliki hubungan yang lebih jauh dibandingkan dirinya dan juga shevanya.

Bahkan karna masih ada rasa ragu dalam dirinya dia belum membicarakan ini pada shevanya. Dia takut jika dia akan melabrak amira dan memaksanya untuk membicarakan semuanya.

Apa dia harus menunggu acara perpisahan mereka seminggu lagi?

Story of "Afisha"

AfishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang