25.fatamorgana

6 1 0
                                    

Story of "Afisha"

Happy reading

Hari ini berjalan seperti biasa. Tisha sama sekali tak ambil pusing persoalan semalam. Pagi tadi dia dijemput oleh alvaja. Ya dia sudah mulai akrab dengan teman kekasihnya itu. Karena menurutnya dia sangat asik jika diajak bicara,dan juga jangan lupakan candaan lucu yang dilontarkan padanya.

Sementara afi,entahlah dia belum melihat lelaki itu dari tadi. Bahkan sekarang sudah dipertengahan jam pulang sekolahnya dia tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Rindu? Tentu,tapi mau bagaimana lagi dia tidak boleh egois untuk menahan afi selalu disampingnya. Dia harus bersikap dewasa atas hubungan mereka. Apalagi ketika ucapan afi yang menyakinkan dirinya semalam.

Intinya dia hanya harus percaya pada afi. Saling percaya bukankah kunci dari suatu hubungan agar hubungan itu dapat berjalan dengan baik? Maka dari itu dia akan menerapkannya.

Sheva dan Amira melihat ada keanehan dari sahabatnya ini. Bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa,padahal amira sangat tau apa yang terjadi. Apa gadis ini sudah tau semuanya? Ditambah tingkahnya sangat aneh,jam istirahat pertama tadi,dia menerima ajakan dari afrizal untuk pergi ke kantin. Sementara tisha tau siapa sebenarnya afrizal karena Amira telah memberi tau semuanya. Tentang afrizal yang merupakan mantan dan bagian dari masa lalunya,dan kejahatan afrizal yang membuat masa lalunya berjalan dengan buruk.

Sekarang lihatlah,tisha dan afrizal sedang duduk berdua di taman bercanda tawa seolah dunia milik berdua. Bahkan sudah banyak warga sekolah itu yang membicarakan tisha. Bahkan tak sedikit orang mencibirnya dengan kalimat kebencian karena mereka menganggap tisha telah menghianati afi.

"Lihat lucu banget mukanya hahahaha" ucap afrizal sambil tertawa terbahak bahak

"Jahat banget sih,ngambil aib temen sendiri, awas kenak karma lho" ucap tisha tak lupa dengan tawanya

Afrizal menatap gadis yang sedang duduk disampingnya. Senyuman iblis itu terpatri diwajahnya. Dia merasa rencananya sudah berjalan dengan baik,bahkan sangat baik. Ah,sepertinya semesta sedang berpihak padanya

Disisi lain amira,sheva dan juga rafa melihat jelas bagaimana interaksi kedua remaja itu

"Sialan banget sih april " geram Rafa

"Afrizal bodoh bukan april" cibir sheva membuat rafa terkekeh

"Sama aja yang"

Mendengar Rafa masih sempat menggodanya hanya bisa memutar bola matanya malas

"Lagian sih afi ke mana sih,harusnya hajar aja tuh sih afrizal" omel sheva dengan tatapan yang masih tertuju pada keduanya

"Sebenernya apa yang udah direncanain Tisha" batin amira.

Amira merasa tisha merencanakan sesuatu,dia tidak tau apakah yang dia pikirkan ini benar atau tidak. Tapi biasanya tebakan soal sahabat sahabatnya tidak pernah salah,bahkan untuk tisha,yang sangat mudah ditebak.

.
.
.
.
.

"Sha gue mau bicara sama Lo" ucap amira menyusul tisha ke kamar mandi

"Bicara aja" ucap tisha singkat dan terus menatap ke kaca

Amira menghela nafasnya
"Apa yang lo sembunyiin dari gue" ucap amira to the poin pada tisha

Tisha terlihat santai menjawab
"Emang aku sembunyiin apa?"

Tisha langsung membalikkan tubuhnya menatap amira
"Emang kenapa?"

AfishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang