21. Rokok dan pelukan

90 11 1
                                    

"Lo sok kuat, Kyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo sok kuat, Kyra."

- Olisa Xalvadora -

★★★

Malam semakin larut, jam tengah menunjukkan pukul satu dini hari. Reivant melihat ke samping, ia mengusap rambut Kyra ketika gadis itu tengah menyantap kue ulang tahun yang dibawa Reivant tadi.

"Udah, yuk, udah malam. Maaf karena mengganggu waktu tidur kamu," ibu jari Reivant membersihkan sisa kue yang terlihat di sudut bibir Kyra.

Kini gadis yang bernama Kyra Faye Alora itu sudah menginjak usia tujuh belas tahun tepat beberapa menit yang lalu. Kyra bersyukur ia masih bisa merayakan ulang tahunnya bersama dengan Reivant. Ia juga bersyukur karena Tuhan masih memberinya kesempatan untuk meniup lilin di tahun ini.

"Sebentar lagi, memangnya kamu nggak mau ini?" Kyra menyodorkan sesendok kue ke mulut Reivant, tetapi lelaki itu menggeleng pelan dengan kepalanya yang bergerak menjauh dari jangkauan Kyra.

"Aku nggak makan makanan manis," ucap Reivant. Kyra mengangguk, ia meletakkan piring kosong bekas kue di sampingnya.

"Berarti kamu nggak suka sesuatu yang manis?"

"Suka," jawab Reivant. Lelaki itu menyodorkan segelas air putih untuk Kyra.

"Contohnya?" Kyra menerima air putih yang disodorkan oleh Reivant, ia meneguknya secara perlahan.

"Kamu."

Nyaris saja Kyra kehilangan nyawa akibat tersedak. Kyra menatap Reivant dengan alis yang mengerut tajam.

"Pelan-pelan, Sayang," Reivant mengusap rambut Kyra.

Kyra menghadap ke depan, ia menutup mata. Bisa beneran mati muda dia karena mendapat perlakuan manis dari Reivant seperti ini.

"Kamu diajari siapa, sih, gombal begitu? Naja? Atau Elvan?"

Reivant menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. "Memangnya itu gombal?"

Kyra mendengkus, ia meletakkan gelas yang sudah habis airnya di sebelahnya.

Kyra mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, ia mengusap pelan benda tersebut. Reivant yang melihat itu lantas mengajukan pertanyaan pada Kyra, "Kamu selalu bawa itu kemana-mana?"

Kyra menoleh, ia mengangguk sambil tersenyum. "Iya, ini Papa yang beliin buat aku. Karena itu aku selalu bawa ini. Kalau habis, aku tinggal ganti ventolin-nya sama yang isi ulang doang."

"Kenapa nggak mau ganti inhaler-nya aja?"

"Karena ini dari Papa, Rei. Aku nggak mau ganti."

Reivant mengangguk. Ia menggenggam tangan Kyra untuk menyalurkan rasa semangatnya pada gadis itu.

Kyra menoleh, ia teringat sesuatu. "Omong-omong, kemarin itu kamu kok bisa tahu kalau ini punyaku?"

Reivant menunjuk inhaler tersebut, "Ada nama kamu disana."

About Kyra's Life [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang