"Aku nggak tau sudah berapa kali membuatmu menangis. Kyra, jangan pernah benci aku, ya? Aku bisa bertahan sejauh ini, karena pertemuan pertama kita. Ya, kamu adalah alasan terbesarku untuk bertahan."
- Reivant Daniswara -
★★★
Kyra menatap kosong kursi tunggu di depannya. Ia duduk sendirian di depan ruang konsultasi nya dengan Dokter Adam. Nenek menyuruhnya untuk menunggu selagi Nenek sedang membayar biaya pengobatan Kyra hari ini. Arion ikut menemani Nenek karena Nenek sudah mulai susah untuk berjalan.
Berisiknya suara-suara yang tertangkap di indra pendengaran Kyra tak ia hiraukan, Kyra hanya merenungi nasibnya sendiri. Mengapa harus dirinya? Mengapa ia tidak sekalian di ambil saja sewaktu kecelakaan itu jika ia juga menderita di dunia?
Kyra menghela napas panjang. Sepertinya kata bahagia belum ada di kamus kehidupan Kyra. Mungkin Kyra harus mencari kata bahagia yang terselip diantara banyaknya macam kata kesedihan.
"Setelah kita melakukan tes pemeriksaan echocardiografi, saya menemukan jenis penyakit jantung yang Kyra alami, yaitu kardiomiopati dilatasi." Dokter Adam menjelaskan pada Kyra, Nenek, dan Arion yang duduk di hadapannya.
"Kardiomiopati dilatasi?" Beo Kyra tidak mengerti.
Dokter Adam mengangguk. "Kardiomiopati dilatasi adalah salah satu jenis penyakit jantung. Penyakit ini membuat ukuran otot jantung kamu lebih besar dari ukuran normal. Ini yang menyebabkan kamu sering sekali merasa kekurangan oksigen, karena ketika otot jantung kamu menebal, aliran darah kamu akan terhambat," Dokter Adam menatap Kyra dengan serius.
Kyra menarik napas dalam-dalam, memikirkan hal ini yang baru saja ia ketahui cukup membuatnya pusing. Kardiomiopati dilatasi. Kyra berharap ini hanya sementara. Kyra berharap ia bisa terbebas dari segala penyakit yang mengikat tubuhnya.
Kyra menyenderkan kepalanya ke dinding, matanya tertutup untuk berharap jika ini semua hanya mimpi.
Tuhan, kali ini apalagi?
★★★
"Kyra," Arion menepuk pelan pipi Kyra yang tertidur di kursi panjang di rumah sakit. Setelah lelah memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan, Kyra perlahan masuk ke alam bawah sadar nya.
Mata coklat itu perlahan terbuka. Kyra mengerjap beberapa kali agar matanya dapat beradaptasi dengan lampu rumah sakit yang selalu hidup.
"Udah selesai?" Kyra bertanya pada Arion.
"Udah, lo kebo banget dimana-mana tidur," ucap Arion sengaja, ia tahu dari pandangan Kyra, Adiknya itu sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
Teen Fiction"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...