Hai hai hai.
Balik lagi sama cerita AKL. Huhuu aku sedih banget karena kita udah sampai di akhir cerita. Ini adalah epilog dari cerita AKL.Part ini lumayan panjang, tapi gak sepanjang part ending yang sebelumnya, tapi tetep aja aku mau memperingati, bacanya hati-hati ya, jangan ada yang di skip. Oke! Segitu aja untuk awalan, baca bismillah dulu!
"Rei, ternyata semuanya cuma sampai disini, ya?"
– Kyra Faye Alora –
"Hidup bahagia. Reivant mau lo bahagia, Kyra."
– Daiva Zurie –
"Kyra, yang namanya takdir itu tidak bisa dihindari. Tidak ada yang menetap di dunia ini, satu per satu akan menghilang, Nak."
– Lulana, Bunda –
★★★
Pemakaman umum itu dipenuhi oleh beberapa orang yang memakai baju hitam, menandakan bahwa mereka sedang berduka. Setiap air yang turun dari dedaunan seolah ikut menitikkan air mata melihat suasana siang itu.
Hujan yang baru saja berhenti mengguyur kota Jakarta seolah ikut bersedih atas kepergian Reivant. Walaupun tanah terasa basah untuk dipijak, hal itu tak mengurungkan niat orang-orang untuk ikut mengantarkan Reivant ke tempat terakhirnya.
Dibalik kacamata hitamnya, mata indah itu membengkak akibat menangis sedari kemarin. Walaupun Kyra sudah memakai kacamata hitam agar matanya tak terlihat, tapi orang-orang disana yakin jika gadis itu terluka, sangat terluka.
Bagaimana tidak, ditinggalkan oleh seseorang yang disayangi untuk yang kedua kali bukanlah hal yang mudah untuk dilalui.
Kyra menatap sendu nisan yang bertuliskan nama Reivant Daniswara. Ia menggigit bibir bawahnya, tangannya mulai meremas kuat sisi baju yang dipakainya, menyalurkan rasa sakit yang tiada henti.
Ustadz yang hadir pada saat itu mulai membacakan doa untuk mengakhiri pemakaman Reivant hari ini. Semuanya kompak menutup mata untuk berdoa dengan khidmat.
Usai membacakan doa, satu per satu orang yang ada disana mulai bubar untuk kembali ke rumah masing-masing.
Kyra melihat Bunda Reivant yang berjongkok di samping makam anaknya sambil menangis tersedu-sedu. Hati Kyra terasa sakit melihatnya. Ia ikut merasakan kesedihan Bunda yang kembali ditinggal oleh buah hatinya.
Rasa bersalah kembali menyeruak kedalam diri Kyra. Ini salahnya. Tidak seharusnya Reivant datang kesana. Tidak seharusnya Reivant terlibat dengan Sagara dan dirinya.
Usapan pelan dikepalanya membuat Kyra menolehkan kepalanya. Arion berdiri disampingnya dengan senyuman hangat di wajahnya yang penuh luka memar.
"Udah mendung, bentar lagi hujan. Kita pulang, ya?" Ajak Arion dengan lembut, ia mengerti perasaan Kyra saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
Roman pour Adolescents"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...