"Jangan berhenti berjuang, ya, Kyra?"
– Reivant Daniswara –
★★★
Kyra melangkahkan kakinya menuju perpustakaan sekolah, ia hendak mengembalikan buku yang dipinjamnya dua hari yang lalu. Kyra meletakkan buku tersebut ke rak yang semula.
Ketika Kyra hendak pergi, ekor matanya tidak sengaja menangkap seseorang yang tertidur pulas di sudut ruangan. Kyra pun menghampirinya, ia tersenyum ketika melihat Reivant yang tengah tertidur pulas di sofa sudut ruangan.
Kyra berjongkok di samping Reivant yang masih tidak sadar akan kehadirannya, sepertinya lelaki itu kelelahan sehingga tertidur disini. Kyra memperhatikan wajah Reivant dengan saksama. Jari telunjuknya menyentuh pipi Reivant yang biasanya terdapat lekukan dalam ketika lelaki itu tersenyum.
Ternyata sentuhan Kyra di pipi Reivant membuatnya terbangun. Reivant membuka matanya dan melihat Kyra yang berada dengan jarak yang dekat dari wajahnya. Senyum manis dari Kyra membuat Reivant seperti mendapat vitamin di pagi hari.
"Kenapa disini?" Tanya Reivant dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Aku tadi lagi ngembaliin buku, terus nggak sengaja liat kamu tidur disini. Kamu nggak sakit, kan?"
Reivant menggeleng, tangannya bergerak mengambil tangan Kyra yang masih menyentuh pipinya, ia menggenggam tangan Kyra. "Cuma kecapekan aja, Kyra." Jawab Reivant sembari memejamkan matanya lagi.
"Kamu ada waktu luang, nggak, nanti malam?" Tanya Kyra.
Reivant kembali membuka matanya. "Memangnya kenapa?"
Kyra mendengkus. "Kalau orang nanya, tuh, dijawab, Rei. Jangan malah nanya balik," kata Kyra.
Reivant tertawa, ia mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya menepuk-nepuk sofa di sampingnya yang kosong. "Sini duduk, nanti kamu capek jongkok terus." Suruh Reivant yang dituruti langsung oleh Kyra.
Kyra duduk menyamping sambil menatap Reivant, ia masih menanti jawaban lelaki itu.
"Rei!" Kyra kesal karena Reivant tak kunjung membalas pertanyaannya.
Reivant tertawa lagi, dengan lembut ia menjawab pertanyaan Kyra. "Ada, Kyra. Memangnya kenapa, Sayang?"
"Eh," aduh, Kyra mendadak gugup karena panggilan Reivant barusan. Padahal ia tidak hanya sekali dua kali mendengarnya, tetapi rasanya tetap sama, selalu mendebarkan.
Reivant menaikkan kedua alisnya dengan pandangan yang menatap Kyra, ia menunggu jawaban dari gadis itu.
Kyra menggaruk pipinya yang tidak gatal sama sekali. Ia mendadak tidak tahu harus berkata apa sebab dirinya salah tingkah. Duh, perempuan memang ribet! Gitu aja kok baper, sih!
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
Novela Juvenil"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...