"Aku selalu mau percaya sama kamu, Rei."
- Kyra Faye Alora -
★★★
Suara kegaduhan mengisi mobil Lulana malam ini. Sesekali Lana melihat kedua anaknya dari kaca spion tengah mobilnya. Wanita kepala tiga itu tersenyum saat Reivant membiarkan Adiknya mengambil mainan miliknya. Reivant akan selalu mengalah pada Aqila, karena dia begitu menyayangi Adiknya.
Lana mengajak kedua buah hatinya untuk belanja bulanan bersamanya. Karena suaminya belum pulang, jadi dia tidak tega kalau harus meninggalkan keduanya di rumah.
Setelah selesai, mereka langsung pulang. Sampai di rumah, Lana membukakan pintu untuk anaknya. Reivant membantu Bundanya untuk mengangkat belanjaan mereka, sedangkan Aqila hanya membawa barang yang ringan saja.
Lana melihat mobil Alex yang terparkir di garasi mobilnya, yang berarti bahwa suaminya sudah pulang. Senyumnya mengembang, dia selalu antusias untuk menyambut suaminya ketika pulang kerja.
"Yuk masuk," ajak Lana sembari mengawal kedua anaknya dari belakang.
Saat Lana membuka pintu, hatinya terasa remuk begitu saja. Matanya memanas melihat suaminya yang sedang bercumbu dengan wanita lain. Lana meletakkan belanjaannya sembarang, lalu menutup mata anak-anaknya agar tak melihat adegan yang tak sepantasnya dilihat.
Namun percuma, Reivant sudah melihatnya. Rasa benci dan jijik menyatu dalam hati anak lelaki berusia dua belas tahun itu. Kejadian itu terekam jelas di memori otaknya, dia merasa begitu benci melihat Papa nya melakukan hal itu.
"Mas..." Lirih Lana. Dadanya serasa dihujam ribuan jarum, pedih sekali. Lelaki bejat itu menoleh pada istri dan anaknya yang tidak disadari kedatangannya.
"Lana," dia pun berdiri, mendekat pada Lana yang sudah merasa sangat amat jijik melihatnya.
"Asik banget, ya," tawa Lana menyiratkan kepedihan yang mendalam.
"Bisa duduk dulu? Biar ku jelaskan, agar kamu tidak salah paham," katanya dengan tampang tak bersalah.
"Aku lihat, kok," lalu mata Lana melihat wanita yang duduk dengan santai di sofa, memakai dress yang sangat pendek. "Pacar kamu yang baru, ya? Atau istri?" Tanyanya dengan nada menyindir.
"Dia rekan kerja ku di kantor."
"REKAN KERJA SAMPAI CIUMAN BEGITU?"
Aqila tersentak mendengar suara Bundanya yang meninggi. Gadis kecil yang berumur sepuluh tahun itu tidak mengerti apa yang terjadi, otaknya masih terlalu dini untuk menangkap semua yang dilihat dan didengarnya.
"Bunda, takut..." Aqila ingin menangis ketika melihat Bundanya menangis. Reivant yang mengerti keadaan lantas mengajak Aqila untuk duduk diluar sembari menenangkan Adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
أدب المراهقين"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...