"Kita nggak pernah tau takdir memihak siapa, Rei. Yang bertemu, kelak akan dipisahkan juga."
– Kyra Faye Alora –
★★★
Kyra berjalan sembari bersenandung kecil, terkadang ia tersenyum untuk membalas sapaan siswa siswi padanya.
Kyra memang terkenal dengan keramahannya, juga paras cantiknya. Karena itu tidak sedikit yang ingin mendekatinya untuk menjadikan teman, bahkan pacar. Tetapi sayang, Kyra sudah lebih dulu di klaim oleh Reivant sebagai gadisnya. Maka semua harapan murid laki-laki untuk mengejar Kyra pun sirna karena itu.
"Rei!"
Reivant yang sedang berjalan menuju kelasnya pun menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang. Reivant tersenyum sembari menunggu Kyra mendekatinya.
"Tumben datang cepat," ucap Kyra.
Reivant mengacak pelan rambut Kyra. "Udah nggak marah lagi?" Tanya Reivant, tidak menanggapi ucapan Kyra sebelumnya. Sejujurnya Reivant sendiri sudah tahu mengapa Kyra berlaku seperti itu kemarin, ia sengaja bertanya untuk memancing gadis itu.
Kyra bingung hendak menjawab apa, ia pun kembali memasang wajah galaknya. "Ya lagian kamu aneh-aneh, sih, ngapain coba mau ikutin aku ke toilet?"
"Bukannya kamu marah karena aku pegang tangannya? Atau karena salting?" Pancing Reivant lagi.
Kyra tersenyum malu mengingat tingkahnya kemarin akibat salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya karena merasa malu. Lalu memukul pelan lengan lelaki di depannya.
"Ih, malu," katanya pelan membuat Reivant tertawa gemas. Laki-laki itu menjepit hidung Kyra di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
Kyra hendak protes, tetapi niatnya urung karena ucapan Reivant selanjutnya yang membuat dirinya semakin salah tingkah. "Gemes banget, sih, pacar aku."
Kyra tersenyum malu mendengarnya. Reivant menggenggam tangan Kyra dan ingin kembali melanjutkan langkahnya, tetapi Daiva datang lebih dulu sambil memanggil nama Reivant sebelum keduanya benar-benar pergi.
Daiva datang sembari membawa jaket Reivant di tangannya, gadis itu kemudian memberikan jaket itu kembali pada Reivant. "Makasih buat jaketnya, udah aku cuci juga kemarin," ucap Daiva.
Reivant mengangguk sembari tersenyum. "Padahal kalau nggak lo balikin juga nggak apa-apa," respons Reivant.
Daiva tertawa pelan, ia kemudian beralih pada Kyra. "Udah lama nggak ketemu," ucapnya sembari tersenyum pada Kyra.
Kyra tersenyum canggung menanggapi ucapan Daiva, ia masih belum terbiasa berbicara santai pada Daiva. Menyadari Kyra yang terlihat canggung, maka Daiva memutuskan untuk pergi lebih dulu.
"Ya udah kalau gitu, aku cuma mau balikin jaket kamu doang, aku duluan, ya," ujar Daiva kemudian melirik ke arah Kyra, "Gue duluan, ya, Ky. Lain kali ngobrol-ngobrol lagi, ya," ucapnya. Kyra hanya merespons dengan menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
Jugendliteratur"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...