"Sayang kamu ke aku beda dengan sayang kamu ke dia. Entahlah, tapi aku merasa dia lebih istimewa dibanding aku."
- Kyra Faye Alora -
★★★
Di malam yang dingin dan sepi, tatapan Kyra tak berpaling dari langit gelap yang bertaburan bintang disana, dia merasa kedua orang tuanya selalu menjaganya dari atas sana.
"Mama dan Papa apa kabar? Udah dua tahun Kyra sendirian tanpa kalian, dan itu nggak mudah, Ma, Pa."
"Kenapa nggak bawa Kyra pergi juga? Kyra nggak bahagia tanpa kalian," Kyra menengadahkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh.
Di antara banyaknya bintang yang bersinar, Kyra melihat satu bintang yang paling terang. Sudut bibirnya tersenyum, dia menyimpan rindu yang mendalam.
"Kalian curang bisa lihat Kyra seenaknya, tapi Kyra nggak bisa lihat kalian." Ucap Kyra sembari tertawa.
"Ma, Pa, kapan kita bisa bertemu lagi? Kapan kalian jemput Kyra? Kyra kangen sama kalian."
Kyra menangis. Tak mudah baginya untuk berjalan tanpa adanya sosok orang tua di sampingnya. Kenapa Tuhan tidak mengambilnya juga jika pada akhirnya dia ditinggalkan disini?
Dadanya kembali terasa sesak, nafasnya mulai memburu. Ini sebabnya dia tak ingin menangis, karena rasa sesak akan menghampiri nya. Namun apa boleh buat selain menangis? Kyra hanya gadis lemah, dia tidak akan bisa melangkah tanpa kedua orang tuanya.
Kyra berjalan dengan susah payah untuk duduk ke tepi kasurnya. Dia menatap obat-obatan yang berada di atas nakas. Tak berniat untuk menyentuhnya, sekalipun rasa sesaknya semakin bertambah.
Kyra menepuk-nepuk dadanya, berharap rasa sesaknya dapat berkurang. Tangan kirinya meremas selimut nya dengan kuat.
"Kyra!"
Arion yang baru masuk ke kamar Kyra, terkejut melihat Adiknya yang sudah pucat. Segera dia mengambil oksigen di samping kasur Kyra dan memasangkan nya di wajah Kyra.
Kyra memejamkan matanya, hal yang setiap kali dia lakukan ketika rasa sesaknya kambuh. Kyra merasa terbantu oleh alat yang selalu tersedia di kamarnya.
Setelah Kyra merasa membaik, Arion mengambil beberapa butir obat yang biasa di minum oleh Kyra, lalu menyodorkan nya pada Kyra yang sibuk mengatur nafasnya.
Kyra hanya menatap obat-obatan itu. Sama sekali tak berniat untuk meminumnya. Kyra kesal. Kesal sekali. Kenapa Arion harus datang disaat-saat seperti ini?
"Minum!" Titah Arion marah karena Kyra tak kunjung mengambil obat itu dari tangannya.
Pada akhirnya, Kyra meneguk obat itu bersamaan dengan air putih yang diberikan Arion. Kyra mengambil nafas dalam-dalam, memilin tangannya yang bergetar dengan kepala yang menunduk. Tak berani menatap Arion karena tahu lelaki itu tengah marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Kyra's Life [Selesai]
Novela Juvenil"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡." - 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐊𝐲𝐫𝐚'𝐬 𝐋𝐢𝐟𝐞 - Kematian menjadi salah satu hal yang membuat Kyra trauma. Orang tuanya meninggal sejak ia kecil karena insiden kecelakaan...